Chereads / Love Is Never Wrong / Chapter 22 - Perceraian

Chapter 22 - Perceraian

"Hallo. Nesya."

"Apa lagi si kak."

"Besok pokoknya kita pindah kontrakan ya. Sekarang juga lu siapin semua barang-barang lu. Dan kabarin ke Adrian kalo lu itu pindah rumah karena gua lagi di kejar-kejar sama suami gua yang mau nyakitin gua."

"Besok banget nih? Gila. Mendadak banget kak."

"Udah pokoknya lu ikutin apa kata gua aja. Ini juga kan buat lu juga. Gua udah cari kontrakannya kok. Jadi lu tenang aja. Oke?"

"I... Iya kak. Oke."

"Oke, sip."

Setelah itu Farah mematikan teleponnya dan segera beristirahat. Karena besok pagi, jika suaminya tidak mau menceraikannya juga, dia akan pergi membawa anaknya.

*****

Hari telah berganti. Matahari sudah kembali bersinar lagi menggantikan rembulan yang sudah menerangi langit dan bumi semalaman. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Pagi-pagi seperti ini kak Farah sudah marah-marah dengan suaminya sendiri membahas masalah perceraian mereka berdua.

"Mana. Udah lu tanda tanganin belum?" tanya kak Farah dengan nada yang sangat tinggi.

"Nanti dulu ya. Sekarang saya mau berangkat kerja. Kamu ga mau buatin saya sarapan dulu gitu?"

"Ga sudi. Ga mau gua buatin lu sarapan. Jadinya lu mau ga tanda tanganin surat perceraiannya? Kalo engga juga ga apa-apa si. Gua juga bakalan tetap pergi kok."

"Kalo saya ga tanda tanganin, nanti dia bakalan dosa karena punya hubungan sama laki-laki lain tapi masih berstatus suami orang. Gimana ya. Apa saya tanda tangani aja surat perceraian itu?" pikir suami kak Farah di dalam hatinya.

"Gimana? Bengong lagi lu," tanya kak Farah memastikan kembali.

"Oke kalo gitu aku tanda tanganin."

Suami kak Farah akhirnya menyetujui kemauan sang istri. Kini suami kak Farah sudah menandatangani surat perceraiannya. Dan sekarang mereka berdua sudah sah bercerai.

"Nah.. Gitu kek dari semalam. Berarti sekarang kita berdua udah bukan suami istri lagi ya. Kalo gitu gua mau pergi."

"Pergi? Pergi kemana?"

"Kemana ajalah terserah gua. Udah bukan urusan lu lagi. Kan lu sekarang udah bukan suami gua lagi. Gua masih baik hati nih. Gua kasih tawaran ke lu. Nih anak, ikut gua apa ikut lu?"

"Gimana ya. Kasihan kalo sampai pisah sama Mamajnya. Tapi kalo ikut Farah, takutnya Farah ga bisa jaga anak kita dengan baik," pikir mantan suami kak Farah.

"Gimana? Kebanyakan mikir lu."

"Biar anak kita, aku aja yang besarin."

"Bagus deh kalo gitu. Jadinya gua ga harus repot-repot ngurusin dia. Gua pamit dulu ya, mantan suami, haha. Bye..."

Kak Farah tetap pergi meninggalkan mereka berdua. Suami dan anak semata wayangnya. Karena saat ini status mereka juga sudah bukan lagi suami istri. Karena mereka berdua sudah sah bercerai.

"Tega-teganya sama anak sendiri seperti itu. Ya Tuhan, ampuni lah dosa Farah. Aamiin," ucap mantan suami kak Farah di dalam hatinya sambip melihat kepergian kak Farah.

*****

"Nesya... Nesya...," teriak kak Farah di depan pintu rumah Nesya.

Pagi ini kak Farah sudah berada di depan tumah Nesya untuk mengajak Nesya pindah kontrakan pagi ini juga. Karena kak Farah dan Nesya takut jika acara pernikahan Nesya dan Adrian nanti kacau karena mantan suami kak Farah. Karena dia sudah mengetahui niat buruk Nesya dan kak Farah untuk mendekati Adrian selama ini.

"Iya, iya kak. Bantar...," jawab Nesya sambil berteriak.

Nesya pun segera membukakan pintu rumahnya untuk sang kakak.

"Pagi-pagi banget udah ke sini aja lu kak."

"Kita itu harus cepat-cepat pergi dari sini."

"Kenapa si emangnya? Gua kepo tau dari semalam kenapa kita harus pindah kontrakan gini."

"Jadi gini, gua kan udah cerai nih dari suami gua. Tapi sayangnya dia itu kan udah tau rencana kita ke Adrian kaya gimana. Gua takutnya dia tiba-tiba datang ke sini dan ceritain semuanya ke Adrian gimana? Lu ga mau kan sampai pernikahan lu sama Adrian itu gagal?"

"Ya ga mau lah kak."

"Ya makanya itu kita harus pindah sekarang juga. Setelah itu lu kabarin ke Adrian kalo kita udah pindah. Supaya dia ga nyari-nyari lu. Dan supaya ga ketemu sama mantan suami gua nati."

"Oh gitu. Iya, iya. Benar juga. Yaudah kalo gitu sekarang kita pergi kemana?"

"Udah lu ikut gua aja. Gua udah siapin semuanya."

"Yaudah kalo gitu, ayo."

"Ayo."

Kini kak Farah dan Nesya pergi ke kontrakan yang baru. Kontrakan baru itu cukup jauh dari kontrakan Nesya dan rumah kak Farah sebelumnya. Sengaja dipilih oleh kak Farah supaya mantan suaminya itu tidak mengetahui keberadaannya lagi. Dan yang pasti supaya dia tidak bisa menghancurkan rencana busuk Nesya serta kak Fanda kepada Adrian.

Setelah selam kurang lebih 1 jam berada di perjalanan, kini mereka berdua sudah tiba di kontrakan baru itu.

"Akhirnya sampai juga. Jauh juga ya dari tempat tinggal kita sebelumnya," ucap Nesya.

"Iya. Sengaja gua pilih yang agak jauh dari tempat tinggal kita sebelumnya."

Drt.... Drt... Drt...

Ada telepon masuk dari Adrian di handphone Nesya.

"Mas Adrian telepon."

"Nah, pas banget. Lu kasih tau kalo kita itu udah pindah rumah karena suami gua mau nyakitin gua. Oke? Jangan lupa di speaker juga suaranya."

"Oke, oke. Siap kak."

"Bagus."

"Iya. Hallo, Mas."

Nesya pun langsung mengangkat telepon dari Adrian dan di dengar oleh kak Farah.

"Hallo. Kamu lagi dimana? Apa kamu udah kembali kerja lagi?"

"Belum Mas. Aku sekarang baru aja pindahan rumah."

"Pindahan rumah? Kamu kenapa pindah?"

"Ceritanya panjang Mas. Intinya kakak aku, kak Farah itu lagi ada masalah sama suaminya. Dan suaminya itu mau berbuat kasar sama kak Farah. Makanya semalam itu kak Farah pergi ke rumah aku buat minta pertolongan sama aku. Soalnya kan kak Farah cuma punya aku doang. Aku sama kak Farah takut kalo suaminya kak Farah nanti cari kak Farah ke rumah aku dan dia bakalan nyakitin kak Farah. Bahkan dia bisa nyakitin aku juga. Makanya kita memutuskan untuk pindah kontrakan Mas," jelas Nesya dengan panjang lebar.

"Ya ampun. Terus kamu pindah kemana emang?"

"Aku pindah ke kontrakan lain yang agak jauh si Mas dari kontrakan aku yang lama itu."

"Oh gitu. Kamu bisa ga share location ke saya. Biar saya ke sana sekarang juga. Saya takutnya kamu kenapa-kenapa."

"Ga apa-apa kok Mas. Mas Adrian ga usah ke sini. Aku sama kak Farah udah aman sekarang di sini."

"Engga. Pokoknya saya harus ke sana. Takutnya kamu sama kakak kamu kenapa-kenapa, ya?"

"Yaudah kalo gitu aku kirimin alamatnya ke wa kamu ya."

"Iya. Yaudah ya, saya langsung ke sana."

"Iya, Mas."

"Yes. Kayanya rencana kita berhasil Nes. Si Adrian panik banget. Dan kayanya Adrian bakalan nikahin lu segera. Karena dia takut lu kenapa-kenapa."

"Kayanya si gitu ya kak. Yaa semoga aja deh."

"Iya."

-TBC-