Awalnya Bryan pulang cepat karena ia tadi mendapat kabar bahwa Sasya menghilang dari pelayan kecilnya, ia meninggalkan pekerjaan demi mencari Sasya.
Tapi.. apa yang dilihatnya kini membuat hatinya berdenyut sakit. Melihat istrinya tengah makan bersama pria lain, Bryan mengalihkan pandangan matanya. Ia membelok kan stir ke kanan, menuju gerbang rumahnya yang menjulang tinggi.
Kedatangan Bryan membuat Gladys semakin gelisah, ia menundukkan kepalanya saat mata dark purple milik tuannya menatap tajam.
"Maafkan saya tuan, saya-"
Gladys tercengang, Bryan melewati nya begitu saja. Tanpa sadar tubuh Gladys ambruk, baru kali ini Bryan marah padanya. Air mata gadis kecil itu mengalir dengan deras.
Andai saja ia menjaga nonanya dengan baik. Pasti kejadian ini tidak akan terjadi.
Para pelayan yang kebetulan lewat didepan Gladys menatap gadis itu penuh iba. Tapi mereka tidak mengatakan apapun, atau mereka yang akan kena imbasnya jika mencampuri urusan Bryan dan Gladys.