Victoria mengangkat alisnya seperti yang ia percaya pada Raymond jika pria itu akan menepati perkataannya.
"Kamu tidak percaya padaku?" tanya Raymond.
"Aku tidak mengatakannya." Victoria terkekeh. "Lihat. Aku harus bekerja. Jika kamu mau menungguku silakan saja, tapi kamu pasti akan bosan."
Victoria sudah berdiri dan hendak kembali bekerja. Ia harus mengelap beberapa meja yang kotor.
"Aku tidak akan pernah bosan menunggumu," kata Raymond.
Perkataan Raymond sepertinya mengandung kata-kata yang lain. Victoria memalingkan wajahnya, tidak ingin menatap mata Raymond lebih lama lagi. Ia teringat akan surat yang Raymond tulis melalui diska lepas itu.
'Aku hanyalah seorang pria kesepian yang selalu menantikan cinta darimu.'
Sebenarnya, Raymond adalah pria yang baik. Seandainya, Victoria tidak pernah bertemu dengan Baron, ia mungkin akan menyukai pria itu.
Victoria jadi merasa tidak enak hati. Ia tidak bisa memberikan harapan pada Raymond.