Sepertinya perkataan Neyan tidak membuat kedua orang tuanya curiga padanya. Ratu Inayba tertawa pelan sambil menutup mulutnya dengan punggung tangan.
"Tentu saja, Putriku," ujar Raja Valo. Lalu ia beralih pada Blaker. "Beritahu Muv untuk membuat ramuan itu sekarang juga."
"Baik, Yang Mulia," jawab Blaker sambil memberi hormat.
Lalu Blaker berjalan cepat. Neyan memperhatikannya saat pria itu keluar meninggalkan aula utama. Jubah hitamnya berkibar-kibar seperti yang terkena angin.
Sejujurnya, Neyan tidak menyukai pria itu. Ada sesuatu hal yang aneh tentang pria itu yang membuat Neyan membencinya, tapi ia tidak tahu hal apa itu.
"Neyan, sebaiknya kamu mencari Baron. Sebagai sepasang suami istri kalian tidak boleh dipisahkan kecuali untuk menjalankan tugas," nasehat ibunya.
"Baik, Ibunda. Aku akan mencari Baron sekarang juga."
Neyan memberi hormat pada orang tuanya dan kemudian keluar dari aula utama. Rabyon mengikutinya.