Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Bertahan Hidup Sampai Akhir

🇮🇩Neila_Arina76
--
chs / week
--
NOT RATINGS
33.9k
Views
Synopsis
Suatu hari virus yang mengubah manusia menjadi zombie telah bocor ke dunia. Orang-orang berubah menjadi zombie dengan kecepatan yang mengkhawatirkan dan obatnya belum ditemukan. Sementara ilmuan tertentu berusaha menyelamatkan dunia. Seorang NEET bernama Rangga keluar dari ruang bawah tanahnya karena kehabisan makanan dan mengetahui situasi dunia saat ini. "Hey! Hey! Ini pasti bercandakan?" "Kalau begitu kali ini aku akan melakukannya dengan serius" "Baiklah aku akan membuat tujuan! Tujuanku adalah...." "Bertahan Hidup Sampai Akhir" [Update seminggu sekali]
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

"Game ini memiliki ENDING yang bagus!" Seru Rangga sambil menatap layar monitornya.

Dalam layar kaca monitor tersebut bisa terlihat GOOD ENDING dari permainan simulasi kencan yang sedang populer.

Dimana tokoh utama menikah dengan gadis impian mereka.

"Hahaha! Akhirnya Alice, aku berhasil mendapatkanmu!" Rangga tertawa terbahak-bahak.

Dari ekspresinya ia sangat bahagia namun ada lingkaran hitam disekitar matanya menandakan kalau dia kekurangan tidur.

Rangga sangat puas akhirnya bisa menikah dengan Alice, seorang gadis gamer yang sangat sulit untuk ditangkap sebagai pasangan.

Setelah melalui banyak kesulitan akhirnya dia berhasil mendapatkannya.

"Game simulasi kencan adalah yang terbaik!!"

Rangga merasakan sukacita setelah perjuangan yang banyak, ia akhirnya mendapatkan gadis tercantik dalam game yaitu Alice dan merasa puas akan hal itu meskipun dia menyadari kalau itu hanyalah game simulasi kencan.

GGggrrooowll.... Tiba-tiba suara perut Rangga berbunyi.

Suasana hati Rangga langsung berubah menjadi agak buruk namun tidak banyak meskipun dia merasa kelaparan.

Namun memikirkan makanan yang akan dia makan nanti suasana hatinya kembali menjadi sangat bahagia.

"Hari ini makanan seperti apa yang dikirim mama ya?" Gumam Rangga sambil menatap ruangan yang telah dipenuhi oleh barang-barangnya.

Lemari, novel, meja, kasur dan perlengkapan video game.

Meskipun agak berantakan Rangga tidak risih ataupun gelisah malahan dia merasa agak nyaman dan puas, mungkin karena ia sudah terbiasa dengan keadaan itu.

Sudut matanya terkunci pada pintu ruangan ini, dengan gerakan malas, dia turun dari kursinya dan merangkak menuju ke pintu keluar.

Rangga adalah seorang NEET, seseorang yang hanya tinggal di kamarnya, bermain game dan menjauh dari dunia luar.

Dia membangun sebuah ruangan di ruang bawah tanah, tentu membangunnya dengan uang orang tuanya dan makanan dikirim ke depan pintunya.

Sangat jelas kalau makanan juga dikirim oleh ibunya yang baik hati, bukan dari hasil jerih payahnya sendiri.

Jujur hanya kedua orang tuanya yang peduli kepadanya sedangkan saudaranya yang lain merasa jijik terhadapnya.

Karena dia seorang NEET, terlebih lagi mereka telah melihat keseharian Rangga secara langsung dengan mata kepala mereka sendiri dan mereka pun tidak bisa tidak merasa jijik.

Setiap sudut pandang orang lain itu berbeda, Rangga agak merasa kecewa dengan saudaranya.

Bukanya mereka menyemangati dirinya malahan memperburuk keadaan mentalnya, membuat dia semakin tertekan.

Rangga terus merangkak menuju ke pintu keluar dan perlahan membuka pintu tersebut dengan malas.

Di sana ia melihat sepiring nasi goreng telur, matanya yang terlihat agak merah karena bergadang langsung menjadi cerah dan meraih piring nasi goreng telur tersebut masuk ke dalam ruangan.

Tentu saja dia tidak lupa mengunci pintunya kembali, meskipun dia masih merangkak.

Rangga selalu mengunci pintunya karena dia sangat benci ketika privasinya dilanggar.

Menatap makanan itu membuat Rangga merasa sangat bahagia.

Nasi goreng telur adalah salah satu makanan favorit Rangga.

Apalagi nasi goreng itu masakan ibunya yang sangat lezat.

Ibunya Rangga adalah seorang Chief dan sering masuk televisi untuk membintangi acara memasak.

Rangga memanggil ibunya mama dan ayahnya papa, meskipun terdengar agak manja Rangga tidak peduli.

Bersandar ke dinding pintu, dia melahap makanan itu dengan rakus, setelah menghabiskan makanannya dia mengantar piring tersebut ke luar ruangan, kemudian bersandar disana selama 10 menit sebelum mulai mengistirahatkan tubuhnya ketempat tidur dan tentu saja dia menuju kesana masih dalam keadaan merangkak.

Setelah posisi yang nyaman, perlahan ia pun memasuki dunia mimpi.

Beberapa jam kemudian.

Rangga terbangun dari tidurnya, mengucek matanya dan melakukan perenggangan sederhana.

Tiba-tiba saja....

"Duh! Kebelet...." Gumam Rangga dan beranjak dari kasurnya dan berlari menuju ke toilet yang ada di ruang bawah tanah ini.

Setelah selesai ke toilet, Rangga mulai bermain game.

Inilah kegiatan setiap hari Rangga.

Main game, makan, tidur dan ke toilet. Dia menjalani kehidupan NEET dengan riang dan terus menjadi beban orang tuanya.

Tanpa khawatir tentang dunia.

Suatu hari, ketika Rangga membuka pintu ruangannya dan ia tidak dapat menemukan makanan apapun disana.

Dia berpikir mungkin ibunya telat memberinya makanan hari ini karena dia sedang syuting, jadi dia terus menunggu makanan datang namun makanan tak kunjung datang.

'Mmm.... Makanan berhenti datang? Ada beberapa mie instan dan keripik kentang disini jadi untuk sementara waktu tidak menjadi masalah' Pikir Rangga dalam hatinya dan kembali ke kursi PC nya.

"Alice sayangku, aku datang!" Rangga mulai kegiatan kesehariannya.

Karena dia sudah menikah dengan Alice maka dia tinggal menikmati game simulasi kencan setelah pernikahan.

Beberapa hari kemudian, Rangga kehabisan makanan.

"Duhh.. makananku habis pula" Gumam Rangga dengan ekspresi gelisah, dia menatap ke pintu keluar ruang bawah tanah ini dengan ekspresi bermasalah.

Lalu setelah berpikir untuk beberapa saat, Rangga terpaksa harus keluar dari ruang bawah tanah ini karena dia ingin memohon kepada orang tuanya agar membiarkannya menjadi NEET selama beberapa tahun lagi.

Dan setelahnya dia akan mulai mencari pekerjaan.

Membuka pintu itu, dia menatap tangga yang mengarah ke lantai pertama rumahnya.

Rumah orang tua Rangga adalah salah satu rumah diperumahan Bunga Mawar, rumah mereka memiliki 3 lantai. Rumah ini cukup luas untuk ditinggali oleh keluarga yang berisikan 7 orang.

Rangga adalah anak kedua dari lima bersaudara, ia telah berusia 23 tahun.

Kehidupan NEET nya dimulai sekitar 4 tahun yang lalu.

Penampilan Rangga saat ini terlihat tidak terurus, dengan rambut hitam yang panjang dan kumis serta janggut memenuhi wajahnya, membuatnya terlihat seperti bandit.

Tatapan matanya yang agak merah karena sering bergadang akan membuat siapa saja takut ketika melihatnya.

Dengan jalan yang agak canggung membuat dirinya seperti orang aneh.

"...." Rangga berjalan menelusuri rumahnya namun tidak ada siapapun disana.

Keluarganya tidak dapat dia temukan dimanapun.

Ia merasa agak khawatir dengan keadaan mereka.

Jika aku tidak menemukan mereka apa yang terjadi dengan kehidupan NEET ku? Akankah itu berakhir? Dan aku harus melakukan yang terbaik mencari nafkah?

Ketika Rangga keluar dari rumah tatapannya bertemu dengan orang asing, kedua mata mereka saling bertemu.

Melihat penampilan orang asing tersebut membuatnya terkejut.

Orang asing itu pakaiannya sangat compang-camping, ia memiliki wajah yang sangat pucat dan ada beberapa dibagian wajahnya telah menjadi busuk.

Penampilannya agak mencuriga, tidak! Bukan lagi agak mencurigakan melainkan sangat mencurigakan.

Juga baunya seperti bau busuk dari ayam mati setelah 5 hari dibiarkan begitu saja, ini terlalu mengerikan dan membuatnya merasa mual, aura dendam disekeliling orang asing tersebut terasa menyeramkan.

Apakah orang asing itu terkena suatu penyakit?

Tidak!

Ini jelas tidak terlihat semacam penyakit yang dia ketahui.

Dalam film horror tertentu, orang asing yang ada didepannya biasanya disebut zombie.

Zombie itu berjalan-jalan di luar rumahnya.

Tatapan Rangga dan zombie bertemu tepat ketika ia membuka pintu rumahnya, tentu saja Rangga terkejut melihatnya dan merasa tidak percaya.

"Hahaha" Rangga tertawa ketika melihat gerakan khas seorang zombie yang mendekatinya.

Dengan dag-dig-dug jantung Rangga berdetak sangat cepat.

Zombie tersebut berjalan pincang dengan satu tangan terulur ke depan.

Disana ada lebih dari lima zombie yang berjalan menuju Rangga.

"Hey! Hey! Ini pasti bercandakan?" Seru Rangga yang sangat ketakutan melihat zombie dalam film yang pernah dia tonton menjadi kenyataan.

Ini bukan lelucon sederhana dan mereka jelas bukan cosplay karena baunya sangat busuk.

Tidak ada seorang pun yang waras meniru bau busuk yang tak tertahankan untuk efek yang sempurna, setidaknya ditempat Rangga berada dia sangat yakin tidak memiliki mereka.

Dengan bantingan keras di pintu, dia menutup pintu rumahnya dan tidak lupa menguncinya.

Rangga yang masih dalam keadaan panik menoleh ke beberapa jendela yang terbuka dan berlari dengan cepat menuju kesana untuk menguncinya.

Saat ini rumahnya agak gelap, beberapa cahaya hanya keluar dari pentilasi udara, suasana rumah Rangga menjadi menyeramkan.

'Apa yang harus aku lakukan?'

'Ini pasti bukan mimpikan? Jelas ini bukan dan aku harus memastikan apakah kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku masih hidup?'

Dia merosot ke sudut dinding dan menatap ke udara kosong yang gelap sambil berpikir untuk apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

'Sekarang ada zombie seperti yang ada dalam film atau novel!'

'Aku tahu ini, aku seorang NEET rendahan tapi aku bukanlah sampah yang akan menunggu kematian begitu saja!!'

'Jelas aku bukanlah protagonist seperti dalam novel! Tapi aku bukan sepenuhnya sampah!!'

'Aku hanya orang yang malas! Itu saja'

Rangga beranjak bangkit dan merenggangkan tubuhnya, lalu ia memegang lehernya sambil membuat ekspresi serius.

"Kalau begitu kali ini aku akan melakukannya dengan serius" Ucap Rangga dan bergerak menuju ke ruang bawah tanahnya.

Dia masuk ke toilet untuk bercukur, setelah itu membasuh muka dan mangatur rambutnya ke belakang untuk diikat.

Penampilan Rangga sangat berbeda dari sebelumnya, dia memiliki wajah yang cukup tampan dan dengan gaya rambutnya saat ini membuatnya terlihat seperti orang dewasa yang keren.

"Cukup tampan" Gumam Rangga ketika menatap cermin di kamar mandi.

Lalu dia pergi mengemasi barang-barangnya dan memasukan semuanya ke dalam tas ransel. Rangga perlahan mendekat ke jendela dan mengamati area disekitar dan mulai membuat rencana.

'Aku akan keluar dari rumah ini dan mencari makanan'

'Tempat pertama yang paling cocok untuk itu adalah minimarket tapi ada kemungkinan itu sudah dikosongkan'

'Aku tidak tahu ini hari ke berapa munculnya bencana para zombie, akan tetapi aku harus punya tujuan yang pasti'

'Mencari makanan dan tempat aman? Atau pergi mencari tempat perlindungan yang dibuat oleh pemerintah jika ada'

'Jika sudah sampai disana aku akan melakukan apa? Duduk tenang sampai bencana berakhir.... bukan?'

'Tidak, aku harus membuat tujuan yang jelas karena aku telah mengatakannya kalau aku akan menjadi serius!'

'Ketika aku serius bahkan diriku sendiri akan takut melihatnya'

Mata Rangga bersinar terang dan menunjukan senyum ringan.

"Baiklah aku akan membuat tujuan! Tujuanku adalah...."

"Bertahan Hidup Sampai Akhir"