Chereads / Tale of The Sad Ghost / Chapter 4 - Menanti Purnama

Chapter 4 - Menanti Purnama

Di suatu malam yang dihiasi oleh bintang - bintang, arwah seseorang bernama Tama sedang tertidur pulas. Di dalam mimpinya, ia melihat Kirana kembali. Saat itu Kirana sedang mandi di kolam yang ada di dalam Puri miliknya. Kolam itu terlihat sangat bersih, airnya pun sangat bening. Wajah Kirana pun terlihat sangat bersinar. Kecantikannya yang alami memang luar biasa.

Lalu Tama melihat sungai kecil di dekat kolam yang mengering. Sepertinya sungai itu dibendung dan air yang seharusnya mengalir ke sungai, telah di dialihkan ke kolam milik Putri Kirana. Tetapi Tama tidak melihat hal yang menakutkan di kolam itu. Ia hanya melihat wajah bahagia sang Putri dan dayang nya (denok) yang sedang sibuk menuangkan bunga ke dalam kolam.

Selain itu ia juga melihat warga sekitar Puri yang sedang menderita kekeringan akibat air sungai yang dibendung dan dialihkan ke kolam tempat pemandian sang Putri. Prabu Sanjaya memohon pada Putri agar ia bisa membuka bendungan itu, tetapi kirana dengan keras hati menolak permintaan ayahnya.

Suatu ketika Kirana hendak mandi di kolam kesayangannya. Tiba - tiba ia melihat seorang nenek sedang mencuci baju. Kirana dengan tegas memarahinya karena kelancangannya mencuci baju di kolam milik Putri. Kemudian nenek itu mengutuknya.

"Kesombongan dan ke egoisanmu membuat kau tak layak menjadi seorang putri, kau akan hidup sebagai ular, hanya cinta sejati yang dapat menghilangkan kutukan itu!".

Dalam sekejap Kirana berubah menjadi ular, dan Puri tempat tinggalnya tenggelam menjadi danau.

****

Hari mulai pagi, Tama terbangun dari tidurnya. Iya langsung mencuci mukanya dan menggosok gigi. Ia mengamati wajahnya sendiri di depan cermin.

"Apa yang terjadi padaku, mengapa aku memimpikan dia lagi".

Seperti biasa Denok datang membawakannya sarapan pagi. Namun tidak seperti sebelumnya, hari itu Denok menemani Tama sarapan.

"Kamu udah sarapan? ayo makan bersama!" Ajak Tama.

"Duh, sebenarnya denok udah makan, tapi karena mas Tama nawarin, denok temenin mas Tama sarapan aja deh ... hihi.. "..

"Hahahaaa.. denok - denok,, nanti babang pengawal cemburu sama aku" Ledek Tama.

"Haah.. maksudnya si Limbur? ih maless banget deh denok mah.. dia kan jarang pake deodoran, jadi bau ketek"..

"Hahahha parah nih mba denok".

Denok penasaran dengan kisah Tama semasa hidupnya, lalu ia bertanya apakah sewaktu masih hidup Tama memiliki seorang kekasih. Kemudian Tama menceritakan kisah semasa hidupnya yang menyedihkan. Ia menceritakan tentang Nadia kepada Denok. Nadia adalah satu - satunya wanita yang ia suka sejak SD. Tetapi takdir berkata lain, ia harus meninggal sebelum ia sempat menyatakan cinta nya.

"Duh ternyata kamu sad boy banget yah" Kata Denok.

"Yaa bisa dibilang begitu. Ehh, bagaimana dengan kisah hidup kirana?". Tanya Tama.

"Oh,, gusti putri, sepanjang hidupnya ia menunggu cinta sejatinya, kutukan nya dan kutukan kami sebagai pengikutnya akan berakhir jika dia menemukan cinta sejatinya".

"Wah ternyata dia juga sad girl, pantesan emosian hahaha". Kata Tama.

Di dalam hati Tama, ia berkata : "Ternyata mimpiku bukan bunga tidur biasa, mimpi itu memberitahuku siapa Kirana sebenarnya. Mungkin aku adalah bagian dari takdirnya".

Setelah Tama selesai sarapan, Denok kembali ke Villa utama untuk melanjutkan pekerjaannya. Sementara itu Tama pergi mandi dan bersiap untuk mengerjakan pekerjaannya di hari itu.

Sementara itu Kirana berdiri sambil melamun memandangi kolam di Villa nya. Air dalam kolam itu sudah tidak sejernih seperti dahulu kala. Kirana terjebak dalam lamunannya. Ia mengingat di masa - masa bahagianya sebagai seorang putri. Waktu yang telah terbuang, tidak akan kembali lagi.

Tama datang mendekati Kirana. Ia membuat Kirana terkejut karena datang tiba - tiba.

Dwaaarrrr..

"Hei, apa kau ingin menjadi ular sepertiku?" Kata Kirana yang marah akibat di kejutkan oleh Tama.

"Uuuu.... jangan marah dong tuan putri, nanti cantik nya hilang" Goda Tama.

"Cantik tidak penting lagi bagi se ekor ular, yang penting aku harus dapat uang,... huhh.. tapi purnama masih seminggu lagi".

Apa??? minggu depan bulan purnama? itu adalah yang ditunggu - tunggu oleh Tama, karena dia ingin menemui Nadia ketika ia berubah kembali menjadi manusia. Karena persediaan makanan mulai habis, Kirana meminta Tama untuk mencari bahan makanan. Dan karena Tama telah menjadi hantu, ia tidak bisa bebas keluar di siang hari. Ia akan pergi mencari bahan makanan di malam hari.

Hari mulai gelap, Tama bergegas menjalankan misinya untuk mencari bahan makanan. Ia berjalan menyusuri pasar, namun semua toko sudah tutup. Ia pergi ke mini market, tapi ternyata mini market itu pun sudah tutup.

"Padahal ini kan baru jam 8 malam, kenapa semuanya sudah tutup".

Tama baru menyadari bahwa besok adalah hari besar keagamaan di Indonesia, sehingga semua toko tutup lebih awal karena para penjaga toko harus mempersiapkan perayaan hari besar keagamaan esok hari.

Tiba - tiba terlintas dalam fikiran Tama, ia berfikir untuk pulang ke rumahnya dan mengambil beberapa bahan makanan. Namun sesampainya di rumah, isi kulkas di rumahnya kosong. Ternyata rumah itu sedang ditinggalkan oleh keluarga Tama. Keluarga Tama sedang pergi untuk menenangkan diri pasca kematian Tama.

"Bagaimana ini, isi kulkasku kosong".

Tama terdiam dan berfikir, kemudian ia berencana untuk pergi ke rumah Devan dan menzarah isi kulkasnya. Padahal Devan anak kosan, sungguh licik pemikiran Tama hari itu.

Tama sudah ada di rumah Devan. Saat itu Devan sedang makan malam di meja makan. Tama datang menghampirinya.

"Van,, van... lu dari dulu gak berubah, tetep ya makan mulu, gemuk enggak". Kata Tama

"Duh kok gue merinding ya". Kata Devan.

"Yaiya lah, kan ada gw, gw tabok luh". Sahut Tama yang sudah menjadi arwah itu.

"Kenapa sekarang jadi dingin ya, padahal gak nyalain AC, jangan - jangan ada hantu disini.."

Devan makan dengan cepat,, lalu ia langsung pergi ke kamarnya karena takut.

"Elah,, van,,van,, lu ama temen sendiri pake takut".

Setelah Devan pergi, Tama mulai melancarkan aksinya, dia mulai membuka kulkas milik Devan dan mengeluarkan bahan makanan yang ada di dalamnya. Sebelum kembali ke Villa, Tama pergi ke kamar Devan untuk meminta maaf dan berterima kasih. Dia mengambil kertas dan menuliskan sebuah surat.

"Van, sorry ya, gw tau lu anak kosan, tapi sekarang gw butuh banget bahan makanan ini. Semoga rezeki lu rancar. Tama".

Ke esokan harinya, Devan terbangun dan melihat selembar kertas di atas meja. Lalu ia membaca tulisan yang ada di kertas itu. Karena Devan adalah sahabat baik Tama, ia langsung mengenali bahwa tulisan itu adalah benar tulisan Tama. Saat ia mengetahui bahwa surat itu dari Tama, dia langsung bergegas untuk pergi ke rumah Ara.

Kirana mengetahui rencana Devan yang ingin memberikan surat itu kepada Ara. Ia menggunakan sihirnya untuk menghapus tulisan Tama yang ada di kertas yang dibawa Devan.

"Tadi beneran ra,, ada tulisan Tama"

"Ya tapi mana, ini kertas kosong, lu jangan ngadi - ngadi dah". Kata Ara.

Sungguh malang nasib Devan yang selalu di marahi Ara. Dari jauh Tama dan Kirana memperhatikan mereka berdua. Mereka berdiri di atas sebuah gedung yang cukup tinggi.

"Lain kali jangan ceroboh".Kata Kirana.

"Iya maaf". Kata Tama.

Mereka berdua pun kembali ke Villa.

Di malam hari, hujan turun dengan derasnya. Tama kembali bermimpi tentang Kirana. Di dalam mimpinya Tama melihat seorang laki - laki tampan yang memakai baju tentara koloni belanda. Pria itu seperti sedang tersenyum kepada kirana. Siapakah pria itu? apa hubungannya dengan Kirana? semuanya masih menjadi teka teki. Namun sebenarnya Tama tidak ingin terbawa lebih jauh dengan kisah hidup Kirana, yang ia inginkan saat ini adalah dapat menyatakan cintanya pada Nadia.