Beberapa hari kemudian setelah meninggalnya Rara, sauasana rumah tampak sepi dan hampa. Ganjar dan Aisyah terduduk lesu di antara kesedihan yang masih melekat dalam diri mereka. Ganjar menoleh ke arah Aisyah kemudian berkata lirih, "Faiz tidur, Neng?" tanya Ganjar menatap wajah sang istri.
"Iya, A." Aisyah menjawab lirih pertanyaan suaminya.
"Terus, Zahra ke mana?"
"Zahra sedang main bersama Teh Marni di rumah Ibu."
Kemudian, Ganjar bangkit berdiri di hadapan Aisyah sembari menggerak-gerakkan tubuhnya.
"Aa mau ke perkebunan dulu ya, Neng. Kasihan Pak Danu takut repot ngurus berkas untuk pengiriman ke pabrik Paman Ratno."
"Iya, A. Tapi Aa nanti pulang yah, makan di rumah!"
Ganjar tersenyum sedikit membungkuk lalu mencium kening istrinya penuh kasih sayang, Iya, nanti Aa pulang sekalian Salat Zuhur di rumah," jawab Ganjar langsung mengucapkan salam dan berlalu dari hadapan Aisyah.