(Kisah tentang Eiji sebelum masuk ke Dimensi Labirin)
Arata Eiji, adalah sebuah nama yang diberikan oleh sang Ayah kepadanya, nama itu memiliki sebuah makna yang sangat kuat dan juga indah. Arata merupakan nama marga milik keluarganya yang berarti baru atau wibawa, dan Eiji merupakan nama yang memiliki arti keabadian. Sang Ayah memberikan nama tersebut kepada putranya karena ia berharap bahwa sang putra ketika dewasa kelak akan menjadi seseorang yang memiliki sifat wibawa yang abadi dan tidak pernah mati. Itulah asal usul dari nama yang digunakan oleh Eiji sekarang, Arata Eiji.
Eiji di lahirkan pada musim gugur di Kota Kaneyama, wilayah Tohoku, Distrik Mogami yang terletak di Prefektur Yamagata, Negara Jepang. Ia pun tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan juga adik laki-lakinya yang bernama Takuya. Mereka memiliki selisih umur hanya tiga tahun saja.
Sifat Eiji yang penyayang, membuatnya dan juga Takuya tidak pernah terlibat dalam sebuah pertengkaran yang besar, mereka sama sekali jarang bertengkar, tidak seperti kebanyakan adik dan kakak yang selalu bertengkar mempermasalahkan hal yang kecil hingga membawanya ke dalam masalah yang pada akhirnya merambat hingga menjadi sebuah masalah yang besar. Mereka tidak seperti itu, karena Eiji selaku seorang kakak selalu mengalah dan mendahulukan terlebih dahulu Takuya sang adik di bandingkan dengan dirinya.
Eiji adalah sosok anak yang baik dan pintar, ia mudah sekali bergaul dengan teman sebayanya. Ia juga sangat santun kepada para tetua yang ada di sekitarnya. Eiji adalah orang yang tampan dengan wajah blasteran Jepang-Italia, dia adalah anak lelaki yang banyak dikagumi karena warna mata biru yang indah, dan karenanya banyak orang yang menyukai Eiji dan ingin berteman dengan dirinya.
Selain dari itu, Eiji juga orang yang bisa diandalkan oleh teman-temannya, dengan bukti bahwa saat ini dia sudah menjawab menjadi ketua kelas sebanyak dua kali pada tahun pertama dan juga tahun kedua di kelas hachi-nensei atau kelas delapan. Saat ini ia bersekolah di Murayama Shiritsu Tateoka Junior High School.
Murayama Shiritsu Tateoka Junior High School adalah sekolah menengah pertama yang letaknya cukup jauh dari tempat tinggal Eiji dan juga sahabat kecilnya Shuta. Karena Murayama Shiritsu Tateoka Junior High School, terletak di 11-3 Tateokakashintakada, Kota Murayama, Prefektur Yamagata. Hal itu membuat Eiji dan juga Shuta harus menempuh jarak sepanjang 44 KM jauhnya untuk sampai ke sekolah mereka. Beruntunglah fasilitas dari pemerintahan jepang selalu mengutamakan mereka para pelajar.
Mereka akan menggunakan bis terlebih dahulu dari kota mereka, Kota Kaneyama menuju Shinjo Eki mae yang bisa memakan waktu sekitar 22 menit, dan setelahnya mereka akan menggunakan kereta dari stasiun Shinjo menuju stasiun Murayama yang pada saat itu memakan waktu sekitar satu jam, selanjutnya keduanya pun akan berjalan sedikit untuk sampai ke sekolah dengan memakan waktu sekitar tiga belas menit saja hingga sampai ke gerbang Murayama Shiritsu Tateoka.
Eiji serta Shuta memang sudah memperhitungkan semuanya sebelum mereka memutuskan bersekolah di sekolah tersebut, mereka akan berangkat dari rumah pukul 6.15 pagi untuk berjalan menuju tempat pemberhentian bis. Mereka akan berangkat dari kota Kaneyama menggunakan bis pada pukul 6.20 dan mereka akan sampai di stasiun Shinjo Eki Mae pada pukul 6.42. setelahnya, mereka akan membeli tiket kereta di stasiun Shinjo dan menunggu sekitar 18 menit untuk akhirnya menaiki kereta menuju stasiun Murayama. Keduanya akan sampai di stasiun yang di tuju pada pukul 8 pagi, yang membuat mereka memiliki waktu satu jam dari sana untuk masuk ke sekolah. Waktu satu jam itu, akan mereka gunakan untuk membeli roti atau onigiri untuk sarapan pagi dan berjalan santai hingga akhirnya keduanya sampai ke Murayama Shiritsu Tateoka Junior High School.
Meskipun terdengar sangat melelahkan, namun Eiji dan Shuta menikmati perjalanan dengan berbincang bersama, membahas beberapa karakter anime, membaca ulang beberapa mata pelajaran, berdiskusi mengenai pekerjaan rumah yang mereka rasa sulit, serta lain hal sebagainya. Mereka merasa senang karena bisa menghabiskan waktu dengan hal-hal yang berguna seperti itu dan menikmati masa sekolah dengan sangat indah.
…
"Oi, Eiji!" sebuah panggilan yang terdengar di telinga Eiji yang kala itu tengah berjalan di lorong-lorong kelas pun akhirnya membuatnya menoleh untuk menatap dua anak lelaki yang kini berlari menghampirinya dengan raut wajah yang panik.
"Hei! Jangan berlari di lorong!" tegur salah satu guru yang muncul dari dalam kelas yang tengah dilewati oleh keduanya, mendengar teguran dari sang guru, membuat kedua anak laki-laki itu sesegera mungkin meminta maaf dan berjalan menghampiri Eiji dengan langkah kaki cepat mereka, melihat keduanya ditegur membuat Eiji tersenyum menahan tawanya.
Mereka saat ini berjalan seperti tengah berlomba jalan cepat dan itu terlihat sangat lucu jika melihat keduanya dari sudut pandang Eiji dan juga teman-teman lainnya yang tengah menoleh untuk melihat kelakuan kedua anak itu. Dan berakhirlah mereka berdua di hadapan Eiji yang kini terkekeh di tempatnya, "Ada apa, Shuta, Jiro-kun??" tanya Eiji kepada keduanya, membuat keduanya saling bertatapan satu sama lain.
Pandangan Eiji kini tertuju kepada Shuta dan kemudian beralih menatap Jiro, sebelum akhirnya pandangan Eiji kembali tertuju pada Shuta yang kini mengeluarkan dan menunjukkan sebuah buku catatan miliknya yang kini di coret dengan tinta merah yang kemudian menghadirkan angka 40 di dalam lembaran kertas jawaban itu.
"Tolong kami …." ucap Shuta kepada Eiji dengan memelas, wajahnya begitu sedih memperlihatkan hasil ujian harian yang di dapatkan olehnya.
Melihat itu membuat pandangan Eiji pun beralih menatap Jiro, "Apakah klau juga, Jiro-kun?" tanya Eiji kepada Jiro yang kini memberenggut di hadapannya dan menganggukkan kepalanya.
"Padahal semalaman aku sudah begadang untuk mempelajari rumusan masalahnya, tapi …. aku masih belum bisa memahaminya" jelas Jiro kepada Eiji, dan terlihat jelas oleh Eiji bahwa Jiro sangat lemas di bandingkan dengan Shuta, yang membuat Eiji yakin seratus persen bahwa Jiro pasti memiliki skor nilai yang lebih rendah dari skor yang di dapati oleh Shuta. Hal itu pun membuat Eiji menghela napasnya dan kemudian mengangguk untuk menjawab hal itu.
"Baiklah, sepulang sekolah aku akan mengajari kalian mengenai rumus itu … kuharap kalian akan lulus di remedial selanjutnya!" ucap Eiji seraya berbalik dan pergi dari sana. Mendengar ucapan tersebut membuat Shuta dan Jiro tersenyum dengan senang dan segera mengimbangi langkah Eiji, Shuta bahkan merangkul bahu sahabatnya tersebut dengan senang.
"Terima kasih, Eiji-Chan!" ucap Jiro kepadanya Eiji yang kini hanya tertawa seraya menganggukkan kepalanya, mereka bertiga pun berjalan menuju kantin sekolah bersama-sama.