Keesokan harinya Allsbert terbangun setelah mendengar suara-suara aneh.
Keadaan pun sudah cukup terang untuk Allsbert dapat melihat sesuatu yang ada di bawah sana.
Allsbert melihat ke arah datangnya suara-suara itu yang mana ternyata suara itu berasal dari hewan-hewan yang tengah memakan bangkai kuda dan mayat yang tidak Allsbert kuburkan.
Dengan seksama Allsbert mengamati hewan-hewan itu. Baik bentuk, tingkah polah serta karakteristik mereka untuk memastikan apakah mereka berbahaya atau tidak.
" Hewan apa itu? " Pikir Allsbert.
Hewan-hewan itu setidaknya memiliki tinggi rata-rata sekitar satu meter.
Mereka berdiri dengan kedua kaki dan sekilas mereka terlihat seperti ayam. Walau mereka memiliki bulu yang lebat namun tipis seperti kera.
Mereka tidak memiliki sayap di atas tubuh mereka, melainkan mereka memiliki kedua tangan kecil dengan cakar di depan tubuh mereka.
Dari bekas gigitan di daging itu, setidaknya mereka memiliki gigi yang tajam dan bertaring. Itu menandakan mereka adalah hewan predator.
" Dinosaurus? "
Hanya itu yang terlintas dipikiran Allsbert saat melihat makhluk-makhluk itu.
Allsbert kemudian berusaha mengingat kembali pelajaran sejarah yang dia pernah pelajaran.
" Kalau tidak salah Velociraptor? "
Tapi itu bahkan tidak terlihat seperti kadal? Apakah benar itu Velociraptor berambut?
Allsbert kemudian kembali berfokus mengamati hewan-hewan di bawah itu sembari memakan rotinya.
Sudah 30 menit Allsbert mengamati ke-empat binatang yang memakan bangkai-bangkai itu.
Allsbert mengamati tingkah laku, pergerakan serta segala macam detil mengenai hewan itu.
Kemudian ada satu hal yang disadari oleh Allsbert. Mereka bertingkah seperti serigala.
Mereka sepertinya memilki sistem Hirarki disana.
Kemungkinan yang terbesar dengan jengger di kepala itu pasti adalah Alpha, dalam arti lain adalah pemimpin mereka.
Dari tadi dia adalah yang terlihat paling mengintimidasi dan makan lebih banyak dari yang lain.
Kemudian, setelah kenyangpun sepertinya mereka tidak beranjak dari tempat ini.
Apakah kawasan ini adalah wilayah mereka? Jika memang begitu ini akan menjelaskan kenapa tidak ada hewan lain yang mendekat selain mereka.
Namun, masih ada yang mengganjal. Bekas serangan di sekitar jasad itu terlihat dari bekas serangan hewan besar bukan cakar kecil seperti cakar mereka.
Tidak nampak juga bahwa merekalah yang telah melakukan penyerangan terhadap orang-orang itu.
Apakah masih ada hewan lain ? Yang jauh lebih aneh dan besar?
Hewan-hewan ini tidak mungkin adalah hewan-hewan yang berasal dari masa Allsbert apalagi berasal dari republik.
Allsbert menjadi semakin yakin bahwa hutan ini bukanlah sebuah wilayah di Republik Timur.
Berlama-lama disini dengan ketidakpastian ini pastilah bukan pilihan yang tepat.
Allsbert kemudian mengikat rambut coklatnya yang berubah jadi panjang ke belakang.
Dia menarik nafas panjang kemudian memutuskan turun setelah yakin sudah selesai mengamati mereka.
Dengan tajamnya insting dari hewan itu, hewan itu pun langsung tahu bahwa ada sebuah pergerakan. Mereka melihat dan menatap ke arah Allsbert.
Saling tatap terjadi antara Allsbert dan hewan-hewan itu terutama dengan si Alpha.
Setelah sempat bengong untuk sesaat.
Ke-empat hewan itu mulai bergerak ke arah Allsbert dengan si Alpha yang memimpin.
Si Alpha berusaha mengaum-ngaum seolah dia berusaha memberitahu bahwa ini adalah wilayah kekuasaanya dan berusaha mengintimidasi Allsbert.
Namun, Allsbert balik menyeringai dan mengaum kepada si Alpha itu guna mengintimidasi balik si Alpha.
Walau itu mungkin akan terlihat sangar tapi sebenarnya itu terlihat sedikit lucu.
Dengan tinggi badan Allsbert yang hampir sama dengan hewan itu, ditambah dengan wajah Allsbert yang terlihat imut-imut, itu rasanya mustahil untuk menakuti hewan itu.
Tetapi itu agaknya berbeda dengan apa yang dirasakan Si Alpha yang terlihat agak mundur ke belakang tersentak.
Bagaimanapun walau tinggi mereka hampir sama, Allsbert sendiri agak lebih tinggi sedikit dari si Alpha itu. Dengan tinggi badan Allsbert sendiri mungkin sekitar 140 senti. Sementara si Alpha itu adalah 130 senti.
Alpha itu agak tersentak sebelum kembali mengaum ke arah Allsbert.
Perang auman terjadi diantara keduanya.
Entah apakah sudah kehabisan kesabaran atau bagaimana, si Alpha itu meloncat untuk menyerang Allsbert dan berusaha mengigitnya.
Allsbert yang sudah memperhitungkan itu segera mengayunkan pedangnya sekuat tenaga ke arah kepala si Alpha.
Pedang itu kemudian menembus, membelah dan menancap di dalam ke kepala si Alpha membuatnya tersungkur mati seketika dengan bersimbah darah di tanah.
Sebenarnya Allsbert agak merasakan dampak hentakan saat pedang itu terkena kepala si Alpha dan merasa khawatir apabila tenaga yang dikeluarkan dengan tubuh sekecil ini akan kurang, namun ternyata Allsbert tidak mempunyai banyak masalah karena ternyata pedang itu sendiri masih cukup tajam untuk menembus kepala si binatang ini.
" Wow. Pedang ini tenyata masih tajam. Aku memang mengetahui pedang ini tajam, namun aku tidak menduga akan setajam ini... Uhh.. ugh.. "
Allsbert mengalami sedikit masalah dan kesulitan untuk mencabut pedang yang menancap kuat di kepala hewan di bawahnya.
Allsbert kemudian menginjak kepala dari hewan itu dengan kedua kakinya berusaha menarik keluar pedang itu dengan kedua tangannya, sementara ke tiga hewan lainnya hanya berdiri mematung melihatnya.
Walaupun itu menancap dengan kuat, tetapi setelah dia berusaha akhirnya pedang itu terlepas juga dari kepala hewan di bawahnya.
Allsbert kemudian menatap tajam ke arah tiga hewan yang hanya berdiri mematung di situ.
" Apa kalian!! GRR!! "
Tiba-tiba Allsbert berteriak kemudian mengaum ke arah 3 hewan itu yang membuat mereka terkejut.
Sontak saja hewan-hewan itupun lari ketakutan setelah di teriaki seperti itu.
Selain itu, setelah melihat pemimpin mereka dapat di kalahkan dengan sekali serangan membuat mereka menyadari jika mahkluk di depan mereka adalah makhluk yang lebih kuat dari mereka.
Melihat hewan-hewan itu berlari menjauh dan menghilang di balik pepohonan, tiba-tiba Allsbert mendapatkan sebuah perasaan hangat yang masuk ke tubuhnya.
Itu tidaklah perasaan yang lama, hanya sekitar 2 detik, namun itu terasa begitu mengalir di setiap tubuh Allsbert.
Allsbert tidak memahami perasaan apa itu, namun setelah dua detik itu, perasaan hangat itu langsung menghilang berganti dengan rasa dingin dari udara sekitar.