Disebuah ruangan terdapat orang-orang yang tengah duduk di depan layar monitor.
Keadaan mereka begitu sibuk. Tidak ada satupun dari orang-orang ini yang tidak bermuka tegang dengan kantung mata yang menghitam mengindikasikan mereka tidak dapat tidur lelap atau bahkan tidak tidur sama sekali.
" Lapor! Serangan! Kekaisaran melakukan serangan menggunakan kendaraan taktis dan mulai bentrokan dengan lini depan kita! Baris depan mulai diterobos! "
Seorang operator melaporkan laporan kondisi darurat yang dia terima dari lini depan kepada atasannya.
" Kirimkan Divisi cadangan 50 dan 52 untuk membantu garis depan!
Dengan muka pucat Mayor Jenderal Arrazi memberi pengarahan taktis.
" Kenapa? Kenapa ini bisa terjadi? Seharusnya kita yang memenangkan perang ini! Tapi mengapa malah begini! " Batin Arrazi.
Negara mereka memulai peperangan dengan kekaisaran dengan harapan dapat mengalahkan negara yang menjadi mimpi buruk mereka.
Namun, harapan telah sirna menjadi keputusasaan. Memang, selama 4 bulan pertama mereka dapat mendorong mundur kekaisaran, tetapi siapa menyangka pasukan kekaisaran dapat membalikkan keadaan hanya dalam kurun waktu singkat hingga pasukan negara mereka kini dipaksa mundur begitu jauh bahkan hampir mendekati ibu kota.
Bahkan bantuan Internasional pun tidaklah mungkin untuk membantu mereka melainkan malah menyalahkan atas kecerobohan mereka.
Waktu istirahat singkat yang mereka punya telah hilang akibat serangan pesawat pembom siluman yang entah bagaimana dapat menembus pertahanan udara mereka tanpa ketahuan hingga dapat menjatuhkan bom ke beberapa titik dibelakang mereka dan sekarang mereka harus berjibaku dengan serangan ofensif malam kekaisaran. Sungguh sudah terjatuh tertimpa tangga pula.
" Bagaimana dengan dampak serangan pembom tadi? "
" Gudang amunisi cadangan juga gudang bahan bakar terbakar hebat. Bataliyon 456 serta Bataliaon 234 sedang berusaha menangani-nya! "
" Laporan darurat! Komunikasi dengan bagian depan terputus! Tidak! Semua komunikasi benar-benar terputus! ''
" Apa! Bagaimana bisa! "
Laporan barusan membuat perut dari Mayjen Arrazi semakin berkecamuk.
Serangan malam terorganisir! Kekaisaran benar-benar ingin mengakhiri perang malam ini juga!
" Cepat naik ke atas sampaikan pada divisi komunikasi tentang apa yang sebenarnya terjadi! "
" Baik! "
Salah seorang prajurit bergegas meninggalkan ruangan untuk menuju ke divisi komunikasi, namun baru saja dirinya meninggalkan ambang pintu, tiba-tiba dia manarik gagang pistol di pinggangnya.
Telat untuk menembak, dirinya malah berakhir terjatuh dan mulai mengeluarkan darah dari tubuhnya.
" Apa! "
Dua buah benda dilemparkan ke dalam ruangan.
Benda itu kemudian mengeluarkan asap yang perlahan berubah semakin tebal.
Sudah jelas bahwa yang ada diluar ruangan adalah musuh. Tapi bagaimana bisa? Hanya itu yang ada di dalam pikiran semua orang yang ada di dalam ruangan.
" Tutup pintunya! "
" Jangan! Ini gas saraf!! Cepat keluar! "
Perintah semakin bertentangan satu sama lain, namun yang pasti apa yang dikatakan memang benar. Benda yang dilemparkan memang benar-benar gas beracun. Terbukti dimana orang-orang yang ada di dekat asap itu dan menghirup gas itu mulai terjatuh dan kejang-kejang.
Bahkan, mereka yang agak berjauhan juga mulai merasakan sesak nafas.
Mulailah kepanikan melanda semua orang yang ada di dalam.
Mereka yang masih sempat berfikir berusaha mencari kain dan mengencingi kain itu untuk digunakan menetralkan gas beracun itu.
Sedangkan mereka yang ada di dekat pintu langsung keluar dengan tanpa berfikir.
Namun, begitu mereka keluar mereka langsung diberondong oleh tembakan-tembakan yang membabi buta tidak membiarkan mereka dapat kabur.
Keparat! Mereka melanggar hukum perang!!
Siapa sebenarnya mereka? Apakah ada penghianat di antara kita?
Para pemberontak biasanya tidak menaati hukum perang. Itu memang wajar mengingat kondisi Republik yang mulai kritis sehingga mereka berusaha mencari jalan pintas untuk keselamatan. Namun, akankah prajuritnya sehina itu?
Atau mereka dari kekaisaran?
Tapi bagaimana bisa? Keparat!
Hanya dapat mengumpat Arrazi mulai tumbang. Kain urin basah yang dia gunakan serasa tidak berguna dan gas itu tetap terhirup ke paru-paru nya.
Dia tidak dapat bergerak karena sudah terlalu banyak menghirup gas diruangan itu dan tubuhnya mulai perlahan jatuh bersender ke tembok.
Mata Arrazi terasa pedih dan berubah berwarna merah. Dadanya begitu terasa sakit dan sangat sesak. Itu benar-benar perasaan tersiksa yang baru pertama kali dirasakan oleh Arrazi. Namun dia sendiri sudah tidak bisa menggerakan tubuhnya sama sekali.
Begitu pula dengan mereka yang lain. Mereka semua tumbang, kejang-kejang bahkan ada yang sudah tidak bernyawa.
Disitulah ketika Arrazi melihat orang-orang mengenakan pakaian hitam dengan topeng masker gas mulai masuk ke dalam.
Meskipun sudah tidak dapat bergerak dan hampir kehilangan kesadaran, Arrazi melihat bahwa orang-orang itu mulai mengecek satu persatu orang-orang yang tumbang dan menunjuk kepada dirinya.
Satu tembakan dilepaskan oleh orang di samping orang yang menunjuk kepadanya, mengakhiri penderitaan Azzari.
•
" Terindentifikasi! Target berhasil dilumpuhkan! Komandan! "
Salah satu prajurit bermasker gas mengecek tanda pangkat serta mencocokan wajah dari orang dengan lubang peluru di kepalanya itu.
" Kalau begitu Pasang bom! Lemparkan granat gas! Kita mempunyai 5 menit untuk pergi sebelum bala bantuan datang! Cepat - cepat! "
Eldric segera memberi perintah untuk evakuasi setelah misi yang mereka jalankan telah berhasil mereka selesaikan.
Tidak lupa dia menyuruh untuk memasang banyak bom di beberapa titik guna mengubur bungker ini ke dalam tanah.
Apa yang mereka lakukan ini bisa dikategorikan kejahatan perang luar biasa karena melanggar perjanjian perang.
Maka dari itu, sebisa mungkin mereka tidak boleh meninggalkan jejak yang mencolok.
Kemudian, begitu mereka keluar dari bungker dan masuk ke dalam hutan sebuah ledakan hebat terjadi dan mengubur bungker itu ke dalam tanah.
" Raja Tikus ke kontrol garis depan. Raja Tikus ke kontrol garis depan. Operasi penggal ular berhasil! Saya ulangi! Operasi penggal ular berhasil! "
" Kontrol garis depan ke Raja Tikus. Kerja bagus! Beralih ke Operasi gedor pintu. Pergi ke titik penjemputan C. Penjemputan dalam 20 menit. "
" Raja Tikus ke kontrol garis depan. Dimengerti. Keluar! "
Diperjalanan untuk pergi ke titik penjemputan rupanya tidak selancar yang diperkirakan.
Kompi Eldric bertemu dengan prajurit musuh yang kebingungan.
Kontak senjata sempat terjadi diantara kedua kubu dan pertempuran pecah untuk beberapa saat.
Namun, tugas kompi yang dibawa Eldric bukanlah untuk bertarung dengan musuh saat ini. Jadi mereka memprioritaskan untuk mundur ke titik pertemuan.
Setelah melalui beberapa gesekan dengan prajurit kerajaan yang kebingungan, mereka akhirnya sampai di titik yang di tentukan untuk penjemputan.
Meskipun masih mendapatkan perlawanan, semua rombongan Eldric dapat naik ke atas helikopter tanpa kehilangan anggota satupun dan hanya menderita luka ringan.
Helikopter naik dan terbang ke arah kekaisaran. Namun, seperti sedang sial tiba-tiba helikopter itu ketahuan oleh dua pesawat milik Republik.
Padahal, komunikasi serta radar milik Republik sudah berhasil disabotase, namun secara tidak sengaja pesawat itu malah berpapasan dengan helikopter yang dinaiki Eldric saat hendak kembali ke pangkalan.
Pertempuran udara kemudian pecah. Pesawat itu tidak membiarkan helikopter yang dinaiki Eldric untuk dapat kembali dengan mudah.
Dua rudal dilepaskan ke arah helikopter. Rudal pertama dapat terkecoh oleh suar pengecoh yang dilepaskan helikopter, namun rudal kedua berhasil mengenai ekor helikopter dan meledak. Tanpa terkendali helikopter berputar-putar di udara sebelum akhirnya jatuh dengan keras ke tanah.