Pukul 12.15
Marlyna dan Jino keluar dari ruang kerja secara bersamaan, mereka berjalan melewati lorong-lorong dengan begitu akrabnya. Semua pegawai pun menatap tajam pada gadis cantik ini, bagaimana bisa mereka sangat dekat dalam waktu sehari saja?! Andra dan Jino, dua lelaki tampan yang sangat populer dikalangan para pegawai wanita disini. Namun dengan mudah didapatkan oleh gadis biasa seperti Marlyna. Siapa saja yang melihat, pasti akan langsung iri padanya.
"Jino, kenapa mereka semua menatapku seperti itu?!" tanya Marlyna dengan suara pelan.
"Iya mungkin mereka hanya iri padamu, sudahlah jangan pikirkan itu! fokus saja pada langkahmu," ucap Jino.
"Iya baiklah, dimana kita akan makan?!" tanya Marlyna kembali.
Prok prok prok !
Suara tepukan tangan seseorang mengejutkan keduanya, itu adalah Andra. Dia datang dari arah belakang dan langsung merangkul bahu Jino disana. Lelaki ini tidak suka jika gadis incarannya bersama dengan si sekertaris pengatur yang sangat super menyebalkan!
"Kalian mau kemana? heh Jino! kenapa kau tidak mengajakku jika akan makan diluar hah?! kau juga sama!" ucap Andra pada dua orang yang tengah bersamanya itu.
"Kami hanya akan makan siang di resto depan, kau ingin bergabung? tapi aku rasa makanan disana bukan seleramu tuan Andra," ucap Jino.
Marlyna berdecik dengan suar pelan, "Dasar pemilih!"
"Siapa yang kau katakan pemilih?! aku ini pemakan segala! Jino ayo cepat kita pergi !" ucap Andra sembari menarik lengan Marlyna.
Gadis itu terseret pasrah bagai dedaunan kering yang tertiup angin, ketika lengan kekar Andra menggenggam erat tangan mungilnya. Ketiga orang ini benar-benar mengubah pemandangan yang biasa terlihat dikantor sebelumnya. Karena sekarang seorang gadis biasa rupanya tengah diperebutkan oleh dua orang lelaki tampan yang menjadi incaran banyak wanita.
Andra, dia harus menurunkan harga diri dan gengsinya sangat banyak agar bisa meluluhkan hati gadis cantik yang sangat membuat jiwa lelakinya itu beronta-ronta. Entah apa yang Andra inginkan dari Marlyna, sampai dia rela bersaing dengan Jino untuk bisa mendapatkan simpati dan perhatiannya.
Brakk !
"Selamat menikmati makanannya!" ucap seorang pelayan wanita.
Tiga porsi ayam goreng pedas beserta salad dan soup buntut sudah tersedia di meja yang berada di ujung resto itu. Marlyna dan Jino saling menatap dengan senyum bahagia mereka, karena itu adalah makanan favorit yang sebelumnya sudah mereka bicarakan. Sementara Andra, dia bergidik ngeri melihat potongan buntut sapi yang terhidang sempurna dihadapannya.
Makanan apa ini ?! menggelikan! aku tidak mungkin menyantap benda panjang berbulu yang terurai dari hewan beranama sapi itu, tidak! batin Andra panik.
"Huaaa! rasanya benar-benar nikmat! Jino kau memang pandai memilih resto!" ucap Marlya heboh, ketika mencicipi soup buntut kesukaannya.
"Iya begitulah, resto ini memang sangat enak makanannya. Hanya saja karena tuan Andra ingin makan ditempat lain, aku jadi jarang kemari," ucap Jino dengan senyum manisnya.
Andra masih terdiam dengan mata yang melotot tajam ke arah soup itu, tangan kekarnya gemetar karena menahan rasa mual yang sedari tadi ingin menyembur dari mulutnya.
"Boss kenapa kau diam saja? makanlah! soup ini rasanya lezat sekali, jadi cobalah!" ucap Marlyna dengan mata nakalnya.
"Bentuknya aneh sekali, aku akan makan ayam saja!" -melihat ayam berwarna merah pekat- "Ah tidak! itu sangat berbahaya bagi kesehatan, aku akan makan salad!" ucap Andra sembari melahap selada dihadapannya.
Jino tersenyum kecil, dia benar-benar tahu jika Andra tidak menyukai makanan pedas dan soup buntut lezat yang terhidang di meja itu. Tapi karena terpaksa, lelaki tampan ini harus mau mencium bau makanan yang sangat di bencinya. Karena bagi Andra, aroma ini selalu mengingatkannya pada masa lalu yang buruk.
"Aishh aku muak bau ini," gumam Andra kesal.
Beberapa menit telah berlalu, Jino dan Marlyna sudah menyelesaikan makan siang mereka. Kecuali Andra yang sedari tadi terus memasang wajah kesal karena melihat keakraban dua orang ini. Dia hanya heran, bagaimana Jino bisa mendapatkan senyum tulus itu dari Marlyna?! sedangkan ketika tengah bersamanya gadis itu selalu memasang tatapan ingin membunuh.
"Boss, kenapa kau tidak makan soup dan ayammu?! astaga ini enak sekali loh Boss!" ucap Marlyna sembari menjangkau mangkok berisi soup buntut itu.
Andra membulatkan matanya, dia jelas menolak soup itu dengan ekspresinya. "Kau saja yang makan, aku tidak suka!" jawabnya dengan nada sedikit membentak.
Karena rasa penasaran, Marlyna beranjak dari tempatnya duduk kemudian menghampiri Andra sembari membawa soup hangat itu ditangannya. Dia mencoba memberikan sesuap saja makanan favoritnya pada sang Boss walau terus mendapat penolakan.
Sampai kejadian tak terduga pun terjadi, Marlyna tanpa sengaja menumpahkan soup buntut itu dipaha Andra.
"Dasar ceroboh! sudah aku bilang jauhkan makanan sialan itu dariku!" bentak Andra marah.
"Ma-afkan aku Boss, sungguh aku tidak sengaja," ucapnya menyesal.
"Tuan, maafkan gadis ini dia tidak sengaja," ucap Jino yang mencoba membela.
Dengan penuh amarah, lelaki itu menarik kerah kemeja Marlyna kemudian menatapnya dengan penuh kebencian. "Jika saja kau bukan wanita, sudah aku tendang pantatmu sampai jatuh ke sana!" ucap Andra dengan tatapan iblisnya.
"Andra sudah!" bentak Jino keceplosan.
"Diam kau Jino! sekarang ikut aku Marlyna!"
Andra melempar selembaran uang dimeja kemudian pergi dengan menyeret gadis mungil itu keluar resto. Saat ini Jino tidak bisa melakukan apa-apa kecuali melihat, karena jika Andra sudah seperti itu sangat sulit untuk dihentikan. Acara makan siang yang indah kini berantakan karen si arogan itu! benar-benar sial.
***
"Boss! jangan seret aku seperti ini, tanganku sakit!" ucap Marlyna.
Andra tidak menggubris ucapan gadis yang tengah kesakitan itu, dia tetap menyeretnya dengan kasar dan membawa Marlyna ke ruangan di ujung lorong.
Brakk ! Ceklek
"Awhh... Boss kau kasar sekali !" bentak Marlyna kesal.
Andra mendorongnya ke sofa kemudian mencengkram dagu mungil itu dengan kasar. Dia sangat kesal karena senua kejadian hari ini, kecuali ciuman tadi. Bagaimana bisa soup itu bisa mengotori celana mahalnya?!
"Kau dengar, aku sangat benci dengan orang yang teledor seperti dirimu! jadi sekarang cepat bersihkan bau makanan menjijikan ini dari celanaku, atau aku akan menumpahkan kembali soup panas ke pahamu!" bentak Andra.
Marlyna terdiam dengan kaki yang gemetar, dia sangat ketakutan melihat Andra bersikap begitu kasar padanya.
"Ma-afkan aku Boss," ucap Marlyna ketakutan.
Andra merogoh-rogoh tisu yang ada dimeja sebelah, mengambil beberapa lembar kemudian melemparnya kasar ke wajah gadis yang sudah sangat ketakutan setengah mati ini.
"Bersihkan cepat!" perintah Andra sembari mendorong kepala Marlyna kebawah.
Mata Marlyna sudah berkaca-kaca, menahan segala rasa takut yang bergunduk didalam hatinya. Andra, bagaimana bisa kau berprilaku kejam pada gadis yang begitu kau sukai itu?!