Chereads / KARINA MARRIAGE / Chapter 25 - PART 25 PINDAH

Chapter 25 - PART 25 PINDAH

Rayhan mengerutkan kening nya saat melihat beberapa grafik saham yang anjlok di beberapa perusahaan yang dia investasikan,untung saja anjlok nya saham tidak terlalu rendah jadi Rayhan masih bisa tersenyum.Beberapa hari ini memang harga saham sedang anjlok jadi tidak merasa heran kenapa perusahaan investasi nya juga ikut anjlok,hanya perusahaan nya saja yang tidak turun seperti yang lain.

Ting

Rayhan menghentikan kegiatan nya saat mendengar pesan masuk,dia membuka pesan dari nomor yang tidak di kenal itu lagi,tangan nya Kembali mengepal saat melihat foto Karina yang sedang berpelukan dengan Dimas dengan erat.

Hati nya membara saat melihat foto itu,bukan kah dia sudah bilang ke Karina untuk menjaga jarak dengan Dimas tapi kenapa dia masih melakukan itu? Di dalam foto itu terlihat jika mereka sedang berpelukan.

Ting

Baru saja Rayhan meletakkan handphone nya tapi pesan itu Kembali masuk,dia mengambil dan membaca pesan nya,tapi pesan itu malah semakin membuat nya marah.

"Bagaimana rasa nya saat isteri yang kita cinta berpelukan dengan orang lain?"

Tulis pesan itu,Rayhan hampir saja mengumpat tapi dia tidak bisa melakukan nya sekarang.Dia harus menyelesaikan pekerjaan secepat nya.

*

Karina pulang ke Apartemen lebih dulu,dia sengaja pulang lebih awal karena ingin merayakan keberhasilan penelitian nya.Setelah membersihkan badan nya Karina langsung pergi ke dapur,dia akan memasak masakan kesukaan Rayhan.

"Sebentar lagi Ray pasti datang" Karina melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 6,dia melepas celemek nya dan pergi ke kamar,dia akan berdandan sedikit,Ray pasti akan menyukai nya.

Ting

Dengan cepat Karina keluar dari kamar nya menuju pintu luar dan benar saja tebakan nya jika Rayhan sebentar lagi datang,sekarang pria itu sudah masuk ke dalam Apartemen.Rayhan datang dengan keadaan acak acakan tapi menurut Karina Rayhan terlihat sangat tampan,ah tidak suami nya itu memang tampan sejak dulu hanya diri nya saja yang tidak menyadari nya.

"Ray,cepat lah mandi.Ada sesuatu yang ku siapkan." Ucap Karina sambil tersenyum manis,Rayhan yang tadi marah saat melihat senyum Karina menjadi tidak marah lagi,seperti di hipnotis Rayhan menuruti perintah karina.

Dan sekarang dia berada di meja makan,menatap terkejut karena semua makanan kesukaan nya sudah tersaji di meja makan.

"Kamu masak ini semua?" tanya Rayhan,karina mengangguk antusias dia mengambil nasi dan lauk untuk Rayhan dan memberikan nya.

"Tumben kamu masak." Biasanya Karina akan membeli makanan atau memasak makanan yang mudah,Rayhan tidak ingin membebankan hal ini kepada Karina karena Wanita itu pasti lelah setelah seharian bekerja.

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan." Ucap nya misterius,Rayhan menatap Karina yang sedang tersenyum lalu mengangguk dia mulai memakan makanan nya.

"Ada apa?"

"Kamu ingat penelitian yang aku kerjakan sebulan lalu?"

Rayhan mengangguk,bagaimana bisa dia lupa jika saat itu dia sangat kesal karena waktu dia bersama Karina banyak di sita ke penelitian itu,dia bahkan sempat marah dengan Karina.

"Penelitan yang aku kerjakan itu ternyata mendapat respon bagus dari peneliti luar." Ucap nya senang,Rayhan bisa melihat jika isteri nya itu sangat senang.

"Dan kamu tahu apa yang paling menyenangkan dari itu?"

"Apa sayang?" Pipi Karina memerah langsung saat Rayhan menyebut nya sayang,pria itu baru pertama kali ini menyebut nya sayang.

"Mereka meminta aku dan Dimas untuk bertemu membahas penelitian ini."

Rayhan terdiam,ekspresi wajah nya mengeras saat mendengar nama Dimas.

"Cuma kamu dan Dimas?"

Karina mengangguk antusias,Rayhan menghela nafas nya dia meletakkan sendok dan garpu nya ke piring.

"Aku tidak izinkan jika kamu pergi dengan Dimas." Karina terkejut saat Rayhan mengatakan itu.

"Tapi Ray,ini sangat penting." Bujuk Karina,tapi Rayhan tetap menggeleng.

"Aku tidak suka jika kamu harus pergi dengan dia."

"tapi-"

"Di antara semua analis lain kenapa hanya kamu dan Dimas yang pergi?" Nada Rayhan mulai meninggi,dia sudah menyimpan amarah nya sejak di kantor,tapi saat karina menyebut nama Dimas membuat amarah nya Kembali muncul.

"Karena kami berdua yang bertanggung jawab terhadap penelitian itu."

Rayhan tertawa tercengang mendengar nya,mereka membentuk sebuah tim yang di dalam tim itu terdapat 6 orang tapi kenapa hanya Karina dan Dimas yang di undang?

"terserah,aku tetap tidak izinkan kamu pergi dengan Dimas." Rayhan mengambil air minum dan meminum nya."Aku selesai." Ucap nya lalu bangkit meninggalkan Karina yang masih terkejut dengan perkataan Rayhan.

Selama mereka menikah Rayhan tidak pernah melarang nya melakukan sesuatu tapi kenapa sekarang Rayhan melarang nya?

*

Dimas berdecak kesal saat dia sampai di apartemen dan semua barang nya tidak ada bahkan semua perabot di Apartemen nya juga tidak ada.Hanya meninggalkan sebuah surat yang berisi pesan jika semua barang nya sudah di pindahkan ke rumah yang Sisca beli lalu beserta alamat nya.

Seperti biasa Sisca akan melakukan semua nya sendiri tanpa ada persetujuan seperti ini,siapa yang tidak terkejut jika datang ke rumah dan semua barang nya sudah hilang?

Dengan cepat Dimas Kembali ke mobil nya dan menuju alamat yang di tulis di pesan itu.

"Selamat datang suami ku." Saat dia masuk,diri nya sudah di sambut dengan Sisca yang berdiri di depan pintu menyambut nya.

"mana barang ku?"

"Barang kamu? Ada di kamar kita sudah tersusun rapi." Ucap nya,Dimas mengangguk.Dia berjalan menuju kamar mereka dan memeriksa barang,benar saja barang nya sudah tersusun rapi seperti saat dia berangkat kerja tadi.

"bagaimana kamu memindahkan semua barang ini?" Dimas menoleh ke Sisca yang sedang menyisir rambut nya.

"Aku meminta anak buah ku untuk memindahkan nya." Jawab nya santai.Dimas mengangguk paham,seperti nya dia lupa siapa isteri nya itu.

"Oh ya,besok ada jadwal check up,kamu mau menemani aku?"

Dimas diam,dia ragu untuk mengiyakan ajakan Sisca.Melihat Dimas yang hanya diam membuat Sisca berjalan mendekati nya,dia memegang lengan Dimas.

"Mau ya mas? Kamu tidak pernah menemani aku check,apalagi ini check up terakhir sebelum lahiran." Dimas melirik arah Sisca yang menatap nya penuh harap.

"Baiklah." Putus nya,Dimas tidak tega melihat wajah penuh harap Sisca tadi,lagipula tidak ada salah nya dia menemani Wanita itu untuk check up terakhir.

Sisca tersenyum lebar,dia langsung memeluk Dimas dengan erat.Dia sangat senang akhir nya Dimas mau menemani nya untuk check up setelah segala drama,walaupun Dimas baru ini mau menemani nya untuk check tapi Sisca tetap merasa senang setidak nya pria itu akan melihat anak nya sebelum lahir.