Karina dan Dimas masuk beriringan menuju restoran yang di janjikan,berkali kali Karina meremas tangan nya karena gugup.
"Tidak usah gugup,ada aku." Dimas tahu jika Karina sedang gugup,Wanita itu selalu meremas tangan nya jika sedang gugup,Karina mengangguk benar ada Dimas dia tidak perlu gugup.
Karina masuk dan mencari nomor meja yang pesan,pandangan nya tertuju pada para analis yang sedang duduk bersama,wajah mereka terlihat asing.
"Seperti nya itu mereka." Karina bisa mengenali mereka dengan mudah karena pakaian yang mereka gunakan.Dimas mengalihkan pandangan nya dan berjalan mendekati meja itu.
"sorry we're late" ucap Dimas santai,tapi harus di akui jika pengucapan Dimas sangat lah bagus,sedangkan Karina hanya diam di samping Dimas membiarkan pria itu bicara.
"It's okay, we also just arrived" ucap salah seorang,Karina tersenyum sopan saat mereka tersenyum ke arah Dimas dan Karina,Dimas menarik kursi untuk Karina dan membiarkan Karina untuk duduk.
"Thank you." Ucap Karina pelan.
"Of course Purple."
"hm introduce us the analyst who researched the vaccine, I'm Dimas and my colleague Karina" Dimas Kembali berbicara,kali ini dia memperkenalkan diri nya dan Karina.
"Nice to meet you,I am very impressed with your research." Karina menatap Wanita yang berambut pirang itu,dia iri melihat wajah nya yang cantik dengan bola mata besar.
"Ah thank you, this is all because of my colleague's meticulous efforts. If it wasn't for him, I probably wouldn't have succeeded." Karina tersipu malu saat Dimas memuji nya seperti itu.
"Ah you are so generous, are you guys dating?"
"no, we are just colleagues now. My partner is married" Jawab Dimas,Karina mengangguk dia meneguk air liur nya gugup saat Wanita itu menatap Karina balik.
"Oh yes? It's a shame, even though you two look good together. By the way, where's your husband?"
"hmm my husband is working" jawab Karina terbata bata,dia tidak terlalu lancar Bahasa inggris jadi kebanyakan dia hanya diam.
Wanita itu mengangguk paham,"oh right, well maybe we just go ahead." Dia kemudian mengeluarkan beberapa jurnal dan memberikan nya kepada Dimas dan Karina.
Dimas dan Karina melihat jurnal itu,Karina membaca dengan teliti isi jurnal itu dan merasa kagum karena isi jurnal itu sangat lah tersusun rapi tidak seperti jurnal nya.
"We plan to do other research, and are interested in offering you this opportunity" Wanita itu mulai menjelaskan mereka untuk bertemu,beberap kali dia mencoba menjelaskan maksud mereka.Jujur saja Karina cukup terkejut saat mengetahui maksud mereka untuk bertemu Dimas dan karina,Karina tidak menyangka jika mereka menawarkan penelitian kepada Dimas dan karina.
"when ?"
"This research will be conducted in Germany for a month, if you want I can contact you again."
Karina terdiam saat mendengar nya,satu bulan di jerman bukanlah waktu yang sebentar di tambah Rayhan pasti tidak mengizin kan nya pergi,tapi dari penelitian ini lah kesempatan Karina untuk mengenal lebih banyak hal lagi.
"when was the research carried out?" Tanya Dimas,dia sebenarnya juga tertarik kepada penelitian ini,tapi untuk sekarang dia tidak bisa meninggalkan SIsca yang sedang hamil besar.
"if there is no problem, maybe start next year." Jawab Wanita itu,Karina semakin bimbang akan banyak hal yang terjadi dalam satu tahun ke depan dan dia tidak bisa menjamin apa yang terjadi dalam 1 tahun itu.
"ah well, we will consider this."
"We really look forward to your participation in this." Wanita itu tersenyum saat melihat wajah ragu Dimas dan Karina.
"surely we will think about this as best we can." Tutup Dimas,setelah itu mereka mulai mengobrol ringan sembari makan malam.
Karina menghela nafas nya,dia melihat jam tangan nya yang menunjukkan pukul 10 malam,dia ingin menghubungi Rayhan tapi handphone habis baterai,pagi tadi dia tidak sempat mengisi daya handphone nya.
*
Rayhan masuk ke dalam Apartemen nya,dia melihat jam yang masih menunjukkan pukul 5 sore.Dia sengaja pulang lebih awal untuk menyiapkan kejutan untuk Karina.Rayhan sengaja pura pura lupa dengan hari ini karena dia ingin membuat kejutan.
Rayhan menggulung lengan baju nya dan mulai menyiapkan balon balon dan beberapa bunga yang akan dia susun nanti,dia ingin kejutan ini terlihat romantis.
2 jam berlalu,Rayhan Kembali melihat jam yang menunjukkan pukul 7 malam,seharus nya Karina sudah pulang dari lab 1 jam yang lalu.Rayhan berjalan menuju kamar untuk menghubungi Karina tapi Wanita itu tidak mengangkat telpon nya.
Rayhan mengacak rambut nya khawatir,Karina tidak bisa di hubungi sama sekali.
"Baiklah kita tunggu 2 jam lagi." Gumam nya,sembari menunggu karina Rayhan menyiapkan hal lain.Dia mengeluarkan kue dan pergi bersiap.
Ting
Langkah nya terhenti saat mendapat pesan,dia membuka handphone nya dan melihat pesan dari nomor itu lagi.Rayhan membuka nya dan melihat foto Karina yang masuk ke dalam mobil Dimas.
Saat ini Rayhan berusaha berpikir positive mungkin saja,Karina menumpang Dimas pulang dan sebentar lagi Wanita itu akan pulang.
Walau tak bisa di pungkiri jika hati Rayhan khawatir dan frustasi,tapi dia tidak ingin perasaan cemburu nya ini mengusai nya dan membuat nya marah kepada Karina seperti dulu sebelum mendengar penjelasan dari Wanita itu langsung.
*
Karina berdecak saat melihat jam yang menunjukkan pukul 11 malam,dia sangat terlambat untuk pulang.
"Kamu yakin nggak papa?" tanya Dimas khawatir,dia melirik ke arah Karina yang terlihat gelisah.
Karina menengok ke samping,dia sudah sampai di depan rumah nya tapi dia takut jika Rayhan akan marah.
"Purple?" Dimas mengenggam tangan Karina mencoba menenangkan Wanita itu,Karina menarik nafas nya menyakinkan diri nya.
"Terimakasih tumpangan nya Mas." Karina tersenyum lalu membuka pintu mobil Dimas,tapi Langkah nya terkejut saat melihat Rayhan yang berdiri di depan pintu menatap nya dengan tajam.
"Rayhan?" ucap nya pelan,Dimas menoleh saat mendengar Karina memanggil Rayhan.Dia keluar dari mobil nya dan benar saja Rayhan sedang berdiri di depan pintu menatap mereka tajam.
Rayhan berjalan dengan tenang menghampiri Karina,tapi siapun dapat tahu jika Rayhan sedang menahan marah nya.
"Kamu pulang nya dengan siapa sayang?" Rayhan sengaja menekankan kata sayang kepada Karina,dia melirik ke depan di mana Dimas berada.
"Oh dengan Dimas? Kenapa nggak telpon aku saja,aku bisa menjemput kamu daripada merepotkan Dimas,dia harus memutar arah lagi."
Karina hanya diam,dia menundukkan kepala nya sambil memilin jari nya.Dia menjadi takut sekarang.
"Ah tidak,kebetulan aku juga tinggal di dekat sini jadi tidak perlu memutar arah." Dimas menunjuk rumah nya,Rayhan mengikuti arah tunjuk Dimas dan terkejut jika tetangga samping rumah nya adalah Dimas.
Karina menutup mata nya dan meringis,ternyata Rayhan tahu hal ini lebih cepat dari perkiraan nya.
"Hm baiklah,terimakasih sudah mengantar isteri saya selarut ini." Rayhan Kembali menekan kata isteri agar Dimas tahu jika Karina sekarang sudah memiliki suami.
Dimas tersenyum melihat respon yang di berikan Rayhan,dia melirik ke samping Karina yang hanya diam menundukkan kepala nya.
"Baiklah seperti nya sudah malam,aku pulang dulu.good night Purple." Ucap Dimas lalu masuk ke dalam mobil nya,Rayhan mendengar itu menjadi sangat marah.Berani nya pria itu menyebut isteri nya dengan sebutan itu.