Karina berjalan mondar mandir memastikan barang barang nya terkemas dengan sempurna sedangkan Rayhan hanya duduk santai melihat Karina yang terlihat sibuk sendiri.
"Sudah nggak usah di rapikan,nanti bakal di rapikan juga." Rayhan merasa lucu sendiri melihat Karina yang terlihat sibuk merapikan barang barang padahal dia sudah menyewa orang lain untuk merapikan dan memindahkan barang mereka.
Hari ini adalah hari pindah mereka ke rumah baru dan Karina sangat bersemangat,dari malam tadi dia sudah sibuk membereskan barang barang yang menurut Rayhan tidak perlu untuk di rapikan.
"Tapi aku nggak enak kalau mereka lihat barang kita berantakan." Karina menata ulang Kembali pakaian mereka ke dalam lemari,nanti nya lemari ini yang di bawa jadi saat di rumah baru Karina tidak perlu menyusun Kembali pakaian dia dan Rayhan.
Rayhan hanya mengangguk,dia tidak ingin mendebat Karina lagi dan membiarkan Wanita itu sibuk mengurus barang barang mereka.
"Ray,nanti tetangga baru kita enak nya di beri apa?"
Rayhan mengerutkan kening nya menatap Karina yang masih sibuk,"untuk apa?"
"Ya sebagai sapaan kepada mereka,kan nggak enak kalau kita nggak menyapa mereka."
Rayhan tertawa mendengar perkataan Karina,"Di perumahan seperti itu mereka tidak akan peduli dengan tetangga nya."
"Tapi tetap saja aku nggak enak,tiba tiba sudah pindah aja." Bantah Karina,dari kecil dia memang di ajarkan orang tua nya sopan santun kepada tetangga,orang tua nya selalu mengatakan jika kita mendapat masalah orang yang paling dekat membantu kita adalah tetangga.
"Hm baiklah,beri saja mereka kue seperti brownis atau tart."
Karina berpikir lalu mengangguk,seperti nya ide Rayhan menarik lagipula membuat brownis tidak lah susah.
*
Karina tersenyum senang saat melihat barang barang nya tersusun Kembali sesuai dengan keinginan nya dan yang paling penting dia tidak perlu susah payah mengangkat barang barang nya.
"Gimana puas?" Rayhan datang dari belakang dan memeluk Karina.
Karina mengangguk puas,setelah hampir 1 jam dia menata barang barang nya dan sekarang sudah selesai.
"Di perumahan memang seperti ini ya Ray? Tidak ada orang sama sekali." Karina menengok ke arah luar dan tidak ada satupun orang yang berjalan jalan.
Rayhan mengangguk,"Saat siang hari seperti ini,mereka bekerja dan malam nya pulang untuk istirahat.Maka nya tadi aku bilang kalau mereka tidak akan peduli ya karena kesempatan untuk bertemu tetangga satu sama lain itu kecil." Jelas Rayhan,Karina mengangguk paham.
Rumah orang tua nya tidak tinggal di perumahan besar seperti ini,dahulu saat dia tinggal bersama orang tua nya,tetangga nya selalu menyapa nya saat pagi hari.
"Kalau begitu aku buat kue untuk rumah di sebelah kita aja ya?" Rayhan mengangguk dan melepaskan pelukan nya,dia menatap Karina yang berjalan senang menuju dapur.
Setelah sampai di dapur karina langsung mengeluarkan beberapa bahan yang dia beli di minimarket saat perjalanan menuju rumah ini.Dia membeli banyak coklat,tepung dan telur.
Karina dengan telaten mencampur semua bahan nya sambil sesekali melihat resep di handphone nya.
"Sip,tinggal panggang." Jawab nya riang,Karina mengangkat adonan kue nya dan meletakkan nya di dalam microwave.Sembari menunggu Karina membuat makan malam,karena dia tidak bekerja hari ini jadi dia tidak terlalu lelah.
Makan malam kali ini ada mac and cheese,Karina tidak sabar untuk memberikan kue buatan nya kepada tetangga sebelah rumah nya.Semoga saja tetangga sebelah nya juga seumuran dengan diri nya jadi Karina bisa berteman.
*
"Bagaimana,enak?"
Karina menatap Rayhan dengan penuh harap,setelah kue nya matang Karina langsung memberikan nya sedikit kepada Rayhan.Rayhan mengambil sesendok dan memakanan nya,tidak lama dia pun mengangguk.
"Enak."
"Serius? Tapi wajah kamu tidak menyakinkan Ray." Kesal Karina,wajah Rayhan tidak menunjukkan reaksi apapun hanya datar.
Rayhan tersenyum dia menarik tangan Karina dan membiarkan Wanita itu duduk di pangkuan nya.
"kue nya sangat enak dan manis,seperti yang buat cantik dan manis." Bisik Rayhan pelan,Karina yang mendengar itu tiba tiba menjadi malu,dia menundukkan kepala nya menghindari tatapan Rayhan.
"Ray aku serius." Ucap nya pelan,Karina masih menundukkan kepala nya karena malu sedangkan Rayhan semakin tersenyum lebar,tingkah malu Karina sekarang sangat menggemaskan.
Perlahan dia mengangkat wajah Karina yang memerah dengan tangan nya,tatapan mereka bertemu dan dengan pelan Rayhan mencium Karina di bibir.
"Bagaimana rasa nya? Manis kan?" Ucap Rayhan,dia tertawa kecil melihat wajah Karina yang semakin memerah.
"Rayhan!" Karina memukul Rayhan di bahu untuk menutupi kegugupan nya,Karina bangkit dari pangkuan Rayhan dan berjalan menuju dapur.Lebih baik dia memberi kue itu sekarang sebelum hari semakin malam.
*
Ting
Karina menekan bel itu berulang kali,tidak lama seorang nenek tua keluar dari rumah.
"Mencari siapa?" tanya nenek itu ramah,Karina tersenyum dan memberikan kue buatan nya.
"Saya Purple Karina renaldi,tetangga baru anda dan ini ada kue untuk anda." Ucapa Karina ramah,nenek itu memandang Karina sebentar lalu mengangguk.
Dia menerima kue buatan Karina,"Terimakasih,anda sangat cantik." Puji nya dan membuat Karina malu.Nenek itu sangat ramah dan Karina sangat suka.
Walau tidak seumur dengan dia tapi Karina tetap menyukai nya,setidak nya Karina tahu jika tetangga nya adalah orang baik.Sekarang tugas Karina untuk mengantarkan kue buatan nya ke tetangga sebelah nya lagi.
Karina berjalan menuju pintu dan menekan bel nya.Tidak lama terdengar suara dari dalam.Karina tersenyum seperti nya tetangga nya ini seumuran dengan dia.
Ceklek.
"hai saya Ka-"
Ucapan Karina terhenti saat melihat orang di depan nya,mata nya terbelalak lebar.Bagaimana bisa dia bertetangga dengan Dimas,sedangkan Dimas tidak kalah terkejut nya saat melihat Karina di depan pintu nya.
"Ah hm anu." Karina mengusap tengkuk nya,kenapa suasana nya menjadi canggung sekarang.
"Ada apa?" Dimas membuka suara nya
"Hm aku ingin memberi kue ini sebagai ucapan salam,karena aku baru pindah."
Dimas terkejut saat mendengar Karina pindah,"dimana?" tanya nya.
Karina meringis lalu menunjuk sebuah rumah yang tidak jauh dari rumah nya,Dimas tersenyum lebar.Bagaimana bisa takdir membawa mereka seperti ini?
"Kebetulan ya."
Karina mengangguk,dia juga tidak menyangka jika dia akan bertetangga dengan Dimas.
"Hm kalau gitu aku pulang." ucap nya kikuk,Karina bingung kenapa dia harus seperti ini dan suasana nya yang berubah menjadi canggung.
Dimas mengangguk,dia menerima kue buatan Karina dengan senang hati.
"Baiklah,sampai jumpa bertemu di tempat kerja." Karina mengangguk dan pamit pulang,sepanjang perjalanan Karina mengutuk kebetulan ini.
Bagaimana bisa dia dan Dimas bertetangga seperti ini? Sudah cukup dia bertemu Dimas di tempat kerja dan sekarang dia harus bertemu dengan pria itu di rumah juga.