"Ah sial." Karina mengumpat kesal,saat dia ingin pulang ban mobil nya tiba tiba bocor dan dia tidak memiliki ban cadangan untuk mengganti nya.
"Telpon Ray aja deh." Karina mengambil handphone nya dan menelpon Rayhan tapi Rayhan tidak mengangkat telpon nya sama sekali,3 kali Karina meghubungi dan tidak satupun yang tersambung.
Trett
Karina menoleh melihat siapa yang membunyikan klakson mobil nya,Karina tersenyum melihat Dimas yang membunyikan nya.
"Ada apa?" tanya Dimas.
"ban mobil ku tiba tiba bocor,dan aku tidak membawa ban cadangan nya."
Dimas turun dari mobil nya dan memeriksan mobil Karina,benar saja ban mobil Karina bocor karena tertusuk paku.
"Kamu sudah hubungi Rayhan?"
Karina mengangguk,"Sudah tapi tidak dia angkat."
Dimas diam,dia melihat jam di tangan nya yang menunjukkan pukul 7 malam,setengah jam lagi dia memiliki janji dengan Sisca untuk mengantar nya check up tapi tidak mungkin juga dia meninggalkan Karina di tempat sepi seperti ini.
"mau aku antar?" Tawar Dimas,karina melirik Dimas lalu mengangguk cepat.
"Boleh,tapi kamu nggak papa?" Tanya Karina tidak enak,apalagi Apartemen nya cukup jauh dan berbeda arah dengan Dimas.
"Tidak apa apa,lagipula aku tidak punya janji malam ini." Bohong nya,Karina mengangguk,dia mengunci mobil nya dan masuk ke dalam mobil Dimas.
Dia akan menghubungi service mobil langganan nya nanti setelah dia sampai.Dimas melirik ke samping melihat Karina yang kesusahan menggunakan sabuk pengaman nya.
"Sampai sekarang kamu belum bisa memasang ini ya." Dimas menyampingkan badan nya dan membantu Karina memasang sabuk pengaman nya.karina meringis dari dulu memang dia tidak terlalu bisa memasang sabuk pengaman yang benar.
Setelah selesai,Dimas melajukan Kembali mobil nya mengantarkan karina.Sepanjang perjalanan mereka banyak berbicara seperti saat mereka masih memiliki hubungan,sesaat Dimas merasa sangat Bahagia saat melihat wajah tawa Karina dan senyum nya.
*
Sisca melihat jam di tangan nya,sudah jam 7 lewat 15 harus nya Dimas sudah sampai dari 10 menit tadi,tapi pria itu tidak sampai juga.15 menit lagi dia memiliki jadwal temu dengan dokter dan tidak mungkin Sisca untuk mengubah nya begitu saja.
"Seperti nya ayah kamu lupa lagi dengan janji nya." Sisca mengelus perut nya dengan sedih,dia tersenyum perih mengingat Dimas yang melupakan janji nya.
Sisca bangkit dan mengambil tas tangan nya,dia bisa pergi sendiri jika Dimas tidak mau mengantarkan nya.Seharus nya Dimas bilang dari awal bukan memberi Sisca harapan seperti ini.
Sampai di rumah sakit Sisca langsung menuju ruangan dokter kandungan langganan nya.
"Selamat malam dok." Ucap Sisca sambil tersenyum,perut nya sudah masuk umur 8 bulan jadi perut nya sudah sangat besar,untuk menyetir tadi saja Sisca kesusahan karena perut nya.
"Selamat malam bu Sisca,sendiri?" Tanya dokter itu,Sisca tersenyum lalu mengangguk.
"Ayah nya sibuk perjalanan dinas bu,jadi saya saja." Bohong nya,Dokter itu tersenyum lalu mengangguk.Dia tidak ingin menanyakan lebih dalam karena itu privasi pasien nya.
"Ibu bisa lihat jika itu kepala nya?"
Sisca melihat dari layar monitor itu dan merasa haru melihat nya,anak yang di kandung nya selama 8 bulan ini sudah besar dari terakhir dia lihat.
"Jenis kelamin nya apa ya dok?"
"kalau dari saya lihat itu perempuan bu."
Sisca tersenyum lagi,dia sangat senang mendapat anak perempuan,sekarang dia memiliki teman bercerita tidak hanya diri nya sendiri lagi.
"Ini saya resepkan beberapa multivitamin,karena berat badan janin nya belum memenuhi." Sisca mendengarkan dengan teliti apa yang dokter itu katakan.
"Dan juga sebaik nya ibu hindari stress yang berlebih karena itu juga menganggu bayi nya,bayi nya akan sedih jika ibu stess."
Sisca mengangguk dengan patuh,beberapa bulan ini dia memang sangat stress tapi mulai sekarang Sisca akan mengurangi stress nya dia tidak ingin bayi nya akan bersedih hanya karena perbuatan dari orang tua nya.
"Baik,terimakasih banyak dok." Sisca keluar dari ruangan dokter itu,dia berjalan menuju apotek untuk menebus obat nya.
"ini resep nya."
Kegiatan Sisca terhenti saat dia mendengar suara yang di kenali nya,dengan cepat Sisca menoleh ke samping dan benar saja di samping nya ternyata Karina yang juga menebus obat,Sisca menutupi wajah nya dan mengintip apa yang di lakukan Wanita itu.
Setelah karina selesai,Sisca berjalan mengikuti nya dari belakang,Sisca melihat Karina masuk ke dalam sebuah mobil yang tidak asing .
"Dimas?" Gumam Sisca,dia mengamati plat mobil nya dan yakin jika itu adalah mobil Dimas.Sisca tersenyum sekarang dia tahu alasan Dimas tidak datang adalah karena mengantar pulang Karina.
"Seperti nya ayah tidak peduli dengan kita,tapi tidak apa apa masih ada ibu." Sisca Kembali mengusap perut nya menguatkan diri nya sekarang.
*
Dimas masuk ke dalam Apartemen dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam,dia dan Karina harus terjebak macet sehingga dia baru sampai jam 9 malam.Dimas berjalan menuju kamar mereka dan tidak melihat keberadaan Sisca.Mungkin Sisca sudah pergi lebih dulu tanpa menunggu nya,sebenar nya dia cukup merasa bersalah karena tidak menepati janji nya dengan Sisca tapi keadaan seperti tadi benar benar mendesak dan Dimas tidak mungkin membiarkan Karina kesulitan.
Ting
Tidak lama setelah Dimas datang,Sisca juga datang,Wanita itu melirik sebentar ke arah Dimas lalu memalingkan wajah nya.
"Bagaimana hasil nya tadi?" Tanya Dimas santai,Sisca menghentikan jalan nya dan tersenyum kecil,ternyata pria itu masih peduli dengan anak nya?
"Bukan urusan kamu." Jawab Sisca acuh,Sisca ingin Kembali berjalan tapi tangan nya di tahan oleh Dimas.
"Aku bertanya baik baik Sisca."
"Dan aku juga menjawab nya dengan baik baik! Jika kamu peduli dengan anak kita kamu pasti menepati janji." Sisca menatap Dimas nyalang,hati nya benar benar sakit saat melihat pria itu mengantarkan Karina dan melupakan janji mereka.
"Maaf,aku tidak bermaksud melupakan janji,tapi keadaan tadi benar benar darurat.Ban mobil Karina bocor,aku tidak bisa meninggalkan dia begitu saja di tempat sepi."
"Dan kamu membiarkan isteri kamu sendiri pergi check up dengan mobil? Kamu sendiri pasti tahu jika mengendarai mobil untuk Wanita hamil itu sangat berbahaya!"
Dimas hanya diam,kali ini dia tidak bisa mengelak,sedangkan Sisca hanya bisa tertawa kecil melihat Dimas yang hanya diam tidak membantah perkataan nya.
"Kamu memilih orang lain di bandingkan isteri kamu sendiri,isteri yang mengandung anak kamu mas! Kamu tidak pernah peduli dengan kami."
"Aku tidak bermaksud begitu.Aku peduli dengan kalian." Elak Dimas,tapi Sisca tidak akan percaya lagi dia hanya tersenyum menahan rasa sakit hati nya.
"Peduli? Sejak kapan kamu peduli dengan kami mas? jawaban nya tidak pernah !" Sisca mendorong badan Dimas kencang hingga membuat pria itu memundurkan Langkah nya.Setelah itu Sisca pergi dari hadapan Dimas,dia tidak ingin Kembali stress dan membuat anak nya sedih.