Perkataan Rayhan ternyata tidak main main,pria itu benar benar membeli sebuah rumah di Kawasan elit dan memberikan sertifikat nya kepada Karina.
Karina melihat sertifikat rumah itu hanya bisa meneguk air liur nya saat melihat harga rumah yang tertera,di sana tertulis jika harga rumah yang di beli Rayhan sebesar 30 milliar.
"uang kamu sudah habis Ray?" Tanya Karina,dia masih tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya,sumpah saat itu dia hanya bercanda mengatakan nya tapi kenapa pria itu bersungguh sungguh membelikan nya sebuah rumah?
"Hah? Nggak masih banyak uang aku kok." Ucap nya santai,"kita bisa melihat rumah itu hari ini,jika kamu tidak bisa dengan desain rumah nya kita bisa memilih yang lebih mahal."
Nafas Karina hampir tercekat saat mendengar nya,dia meringis.Melihat ekspresi Karina yang seperti itu membuat Rayhan panik dia mendekati Karina dan memegang tangan Wanita itu.
"kalau kamu nggak suka sama rumah yang aku beli,aku bisa menjual nya lagi." Karina semakin meringis mendengar nya,dia mengangkat tangan nya dan memukul lengan Rayhan kencang.
"Bukan aku tidak suka,tapi kamu membuang uang sebanyak 30 Miliar hanya untuk rumah?" Karina tidak mengerti dengan jalan pikiran Rayhan,oke pria itu memang kaya dan menjadi CEO di perusahaan nya tapi apakah tidak mubazir membuang uang sebanyak itu hanya untuk rumah?
"Kenapa? Harga nya sampai membuat aku bangkrut kok." Karina menghela nafas nya.
"Tapi Apartemen ini masih cukup untuk kita tinggali,lagi pula kita hanya berdua." Karina menatap sekeliling Apartemen Rayhan,Apartemen Rayhan tipe delux ruangan nya pun sangat besar.
Rayhan menggeleng,"Tidak,jika kamu hamil nanti bagaimana? Aku tidak mau anak kita nanti hidup di dalam Apartemen kecil seperti ini."
Karina menghela nafas nya,oke seperti nya kali ini dia harus mengalah.Dia membuka mata nya lalu menatap Rayhan sambil tersenyum."Lalu kapan kamu ingin membawa aku ke sana hm?"
"Sore ini kita bisa berangkat."
Karina mengangguk,"aku ganti pakaian dulu." Ucap nya dan bangkit.Bisa bisa dia yang sakit jantung jika terus melawan Rayhan.
*
Karina dan Rayhan sampai di sebuah perumahan elit,karina mengedarkan pandangan nya ke kanan dan kiri berulang kali.
"Kita sudah sampai?" tanya nya,Rayhan mengangguk dan meminta Karina untuk turun.Karina turun dan mengikuti Rayhan dari belakang,sesekali dia melihat ke samping yang terdapat sebuah taman kecil yang cocok untuk tempat bermain anak anak di sana.
"Ini rumah yang aku beli,gimana kamu suka?" Karina menoleh ke depan dan terdiam saat melihat rumah seharga 30 Miliar itu.
Rumah di depan nya ini benar benar lah mewah,dengan konsep klasik sentuhan ciri khas prancis membuat rumah ini benar benar nyaman dan terlihat besar.
"Kam yakin ini rumah kita? Bisik Karina,dia tahu harga rumah yang di beli Rayhan tidak murah tapi dia tidak menyangka jika rumah yang di beli Rayhan benar benar besar.
Rayhan tertawa kecil mendengar nya,dia mengenggam tangan Karina dan membawa nya masuk.Karina masih terpana dengan desain yang rumah itu tampilkan benar benar terlihat nyaman dan mewah.
"Rumah nya sengaja di desain banyak kaca,agar cahaya matahari bisa masuk dan terasa sejuk tapi tenang saja walau saat siang hari tidak akan terasa panas dan dari luar tidak dapat melihat keadaan dalam." Rayhan berusaha menjelaskan,sedangkan Karina hanya mengangguk anggukan kepala nya.
Dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan rumah ini,rumah ini benar benar rumah impian nya.Bagaiman Rayhan bisa mengetahui hal ini?
"Ayo kita naik ke atas."
"Eh ada lantai atas?"
"Ada,ayo." Karina mengikuti Rayhan menuju lantai atas yang tidak kalah besar nya dengan lantai bawah,Rayhan terus menarik tangan Karina menuju balkon atas.
"Aku memilih rumah ini selain karena desain nya yang unik tapi pemandangan nya juga sangat bagus,kamu bisa melihat pemandangan sambil yoga di balkon." Ucap Rayhan lembut,karina hanya diam menatap pemandangan di depan nya yang langsung menghadap hutan buatan,di bawah nya Karina bisa melihat sungai kecil yang mengalir dengan deras.
Rayhan tersenyum melihat ekspresi Karina,dia berjalan mendekati Wanita itu dan memeluk nya dari belakang."Bagaimana kamu suka?" ucap nya,Rayhan menoleh ke samping dan mengecup pipi Karina dengan lembut.
Karina tersenyum tulus,dia mengangguk cepat,"Suka,tapi rumah sebesar ini akan terasa sepi kalau Cuma kita saja berdua." Apalagi dia dan Rayhan sama sama kerja,mereka hanya bertemu saat pagi dan malam hari.
Rayhan hanya tersenyum,tangan nya dia turunkan menuju perut Karina dan mengelus nya pelan."Kalau begitu cepatlah hamil,agar rumah ini tidak terasa sunyi lagi." Bisik nya,Pipi Karina memerah seketika mendengar perkataan Rayhan.
Dia menunduk dan mencubit lengan Rayhan.
"ahh sakit Karin." Rayhan melepas pelukan nya dan mengusap lengan nya yang memerah karena cubitan karina,sedangkan si empu hanya bisa tertawa puas.
*
Setelah puas melihat rumah mereka,karina dan Rayhan memutuskan untuk pergi ke laboratorium tempat Karina bekerja karena ingin mengambil sesuatu.
"Tunggu di sini ya,aku tidak lama." Ucap Karina lalu keluar dari mobil Rayhan,dia berjalan masuk ke dalam lab yang untung nya tidak terkunci.
Dia mengambil alat nya lalu berbalik,alis nya mengkerut saat melihat Dimas yang terlihat sedang memperhatikan jurnal book nya.
"Dimas? Sedang apa?" Tegur karina,hari ini adalah hari libur mereka jadi tidak ada penelitian yang harus mereka kerjakan.
Dimas mendongak menatap Karina lalu menggeleng,"Tidak ada aku hanya memperhatikan hasil penelitian minggu lalu." Jawab nya,karina tersenyum Dimas memang sangat teliti dengan pekerjaan nya.
"Kenapa tidak pulang? Isteri kamu nggak cariin kamu?"
Dimas terdiam lalu menggeleng pelan,"Dia tidak akan peduli dimana aku berada." Jawab nya pelan,Karina mengatup bibir nya merasa tidak enak apalagi saat melihat ekspresi wajah Dimas yang berubah saat Karina berbicara tadi.
"Kamu sendiri kenapa jadi ke Lab?"
"a-ah aku mengambil alat ini sebentar." Jawab Karina kikuk
"Dengan Rayhan?"
Karina mengangguk,Dimas tersenyum lalu melihat Kembali jurnal book nya,"Kembali lah,Rayhan pasti menunggu kamu."
Karina mengangguk dengan cepat dia berjalan keluar lab nya,Dimas mendongak menatap punggung karina yang menjauh lalu tersenyum pilu,semua nya telah berubah.
*
Karina dengan cepat berjalan menuju mobil Rayhan,"Maaf lama." Ucap nya,Rayhan mengangguk dan menghiupkan mobil nya lagi.
Sepanjang perjalanan Karina teringat dengan wajah sedih Dimas,pria itu seperti memiliki suatu masalah besar sekarang tapi Karina tidak tahu apa itu.karina menghela nafas nya itu bukan masalah nya sekarang,lagipula dia bukan siapa siapa Dimas lagi.
Dia dan Dimas sudah memiliki kehidupan yang berbeda,dan Karina tidak ingin terlalu ikut campur dengan kehidupan Dimas.