Bahkan Simon dan Nando yang sejak tadi menunggu Refan di parkiran pun sampai terbengong, saat sahabat mereka itu datang dengan Reisya yang notabene adalah teman baru mereka.
"Refan, makasih ya tumpangannya." ucap Reisya dengan senyumnya.
"santai aja." balas Refan juga dengan senyumnya.
Refan dan Reisya mengalihkan perhatiannya kala suara yang mirip dengan milik teman mereka menyapa pendengaran mereka, dan benar saja Nando dan Simon datang menghampiri mereka.
"eh Fan, ada apaan nih? Kok tiba-tiba bareng sama Reisya?" tanya Nando langsung.
"gak ada apa-apa kok, ya kan Sya?" balas Refan sambil menatap pada Reisya.
"tau ya, kan lo yang ngajak." jawab Reisya pamer.
"hah? Serius lo? Sejak kapan Refan jadi care sama cewe gini?" tanya Simon makin heran.
"apaan si lo pada, lebay banget." tukas Refan acuh, sedangkan Reisya hanya terkekeh.
Perdebatan mereka berlanjut sampai akhirnya Reisya kembali mengeluarkan suaranya, dan membuat ketiga orang itu mengalihkan perhatiannya.
"kayaknya ada yang panas deh, gw kabur ah dari pada kena semprotnya." gumam Reisya yang masih bisa di dengar Refan.
Refan memperhatikan apa yang di maksud oleh Reisya sebenarnya, dan akhirnya ia tau apa yang Reisya maksud. Refan pun tertawa saat menyadari sindiran Reisya, Reisya sendiri malah menyeringai dan meninggalkan Refan. Begitu juga Simon dan Nando, yang ikut meninggalkan Refan sendiri berhadapan dengan kekasihnya.
Bisik-bisik para siswa pun kembali terdengar, Refando yang jarang tersenyum itu -bahkan ke pacarnya sekalipun- kini tersenyum dan tertawa pada Reisya yang notabene adalah orang baru di kenalnya.
.
.
.
Kehebohan menyebar begitu cepat, hingga sampai ke telinga Lucy. Lucy yang tadinya sedang asik mengobrol dengan teman-temannya merasa kesal dan penasaran dengan bisik-bisik para siswi, ia ingin memastikannya sendiri dan melangkah menuju parkiran sekolah.
Dan benar saja, Lucy melihat Refan tersenyum bahkan bercanda dengan Reisya. Dan hal itu membuat Lucy naik pitam, Lucy akan menghampiri Reisya tapi gadis itu lebih dulu melangkah dan melewati Lucy.
"permainan di mulai." bisik Reisya pada Lucy.
Lucy merasa kesal pada ucapan tidak jelas Reisya, Lucy pun menghampiri Refan untuk meminta penjelasan tentang aksinya itu.
"apa-apaan ini Fan? Kenapa kamu bisa dateng bareng sama Reisya sih?" tanya Lucy langsung dengan kekesalannya.
"kebetulan ketemu." jawab Refan singkat, lalu akan melangkah meninggalkan Lucy. Tapi Lucy menahan tangan Refan, dan memaksa Refan untuk menjawabnya.
"udahlah Fan, jujur aja! Kamu kenapa sih belakangan ini cuek banget sama aku, dan sekarang dateng bareng cewek lain. Kamu anggap aku apa sih?" tukas Lucy tersulut emosi.
"maksud lo?" tanya Refan menahan kesalnya.
"kita pacaran, tapi kamu sama sekali gak bersikap layaknya kita ini kekasih. Kau sibuk dengan hal lain yang bikin aku merasa sendiri Fan, aku itu pacar kamu. Tapi kamu seakan gak peduli sama aku, ataupun perhatian sama aku." tekan Lucy.
Refan menatap Lucy bosan, tapi disisi lain ia juga merasa tidak tega. Bagaimana pun juga, Lucy pernah singgah di hatinya walau hanya sesaat. Tapi perasaannya kini memang berbeda, tidak ada apapun lagi yang tersisa untuk Lucy.
"terus mau lo gimana?" tanya Refan.
"jelasin yang sebenarnya." jawab Lucy.
"gw gak bohong, gw ketemu Reisya pas dia lagi jalan mau ke sekolah. Gw gak tega, ya gw ajak bareng. Dan soal cuek, gw emang seperti itu kan dari dulu? Terus masalahnya dimana?" jelas Refan seadanya.
"bener gitu?" tanya Lucy memastikan.
"terserah kalo lo gak percaya, gw capek debat terus cuma karna soal hal sepele kayak gini." tukas Refan mulai terpancing emosi.
"maaf sayang, aku kan cuma takut kehilangan kamu." rayu Lucy pada Refan.
Refan terdiam, dan memilih untuk meninggalkan Lucy menuju kelasnya. Sedangkan Lucy merasa puas dengan jawaban Refan, karna artinya Refan hanya kasian pada Reisya dan gadis itulah yang menggoda Refan. Lucy akan memberi pelajaran pada gadis itu nanti, Lucy tidak suka miliknya di dekati orang lain apalagi Reisya.
"awas aja lo Reisya, jal*ng gak tau diri! Udah di usir masih aja ganggu hidup gw. Lihat aja nanti, gw bakal bikin perhitungan sama lo!" gumam Lucy penuh amarah.
Disisi lain, ternyata Reisya memperhatikan mereka. Dan ternyata rencananya benar, sasaran utama yang paling oke memang Refan. Reisya semakin melebarkan seringainya, lalu meninggalkan tempat itu begitu saja.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi, para siswa mulai berdatangan memenuhi meja kantin. Sampai akhirnya penuh dan tidak ada lagi tempat kosong yang tersisa, hingga akhirnya Reisya dan Ruri harus makan siang semeja dengan Refan, Simon, dan Nando. Tapi akhirnya, mereka malah tertawa bersama. Saling melempar canda, dan mengobrol.
"eh iya Sya, gw boleh nanya gak?" ucap Nando santai.
"boleh aja si, mau tanya apa?" balas Reisya menyetujui, sambil kembali menyantap makanannya.
"hm, lo serumah sama Lucy pacarnya Refan kan?" tanya Nando langsung, membuat semuanya terdiam dan Reisya yang tiba-tiba tersedak.
Ruri langsung memberikan tatapan mautnya pada Nando membuat Nando merasa bersalah, dan meminta maaf pada Reisya.
"eh maaf Sya, kalo gak mau jawab gak apa-apa kok." ucap Nando merasa tidak enak.
"gak apa-apa, emang benar gw serumah sama dia." balas Reisya dengan wajah datar.
Semua yang ada di meja itu merasakan perubahan sikap dan nada suara Reisya, Ruri yang mengetahui kisah hidup Reisya ikut merasa sedih melihat perubahan Reisya yang seperti ini.
"tapi sekarang gak lagi kok, gw udah bebas." gumam Reisya dengan santai.
Refan, Nando, dan Simon tidak mengerti dengan maksud ucapan Reisya jadi mereka hanya menyimak saja. Sedangkan Ruri malah emosi mendengar perkataan Reisya, apa itu artinya Reisya menyerah?
"lo di usir Sya? Mereka berani ngusir lo?" tanya Ruri langsung, membuat semua yang di meja itu menatap Ruri heran.
Ruri langsung menutup mulutnya, dan meminta maaf pada Reisya. Reisya hanya menghela nafas lelah, ia tau Ruri memang ceroboh. Kini tatapan ketiga pria itu mengarah pada Reisya untuk menuntut penjelasan, Reisya harus bagaimana sekarang? Dasar Ruri, menyebalkan. Pikir Reisya.
"bukan mereka kok, ayah gw yang ngusir gw." jawab Reisya seadanya, dan jawaban Reisya itu membuat Ruri marah.
"ayah lo udah gila Sya, dia udah di butain sama kedua medusa itu. Dan parahnya lagi, salah satu medusanya pacar temen kita." tukas Ruri menyindir Refan.
Refan yang merasa dirinya di sindir mengernyit bingung, ia sendiri tidak paham dengan pembicaraan kedua gadis itu. Dan kini, dirinya malah di salahkan sama pacar sahabatnya itu. Ada apa si sebenarnya?
"gw ke tempat biasa dulu, kalian lanjutin aja." pamit Reisya, lalu meninggalkan keempat orang itu.
"Reisya, hidup lo benar-benar menyedihkan." gumam Ruri sedih.
Ketiga cowo itu semakin penasaran dengan kisah hidup Reisya, seperti ada masalah besar yang Reisya sembunyikan dari mereka semua. Tapi nyatanya Ruri mengetahui semuanya, kehidupan penuh derita yang Reisya alami. Karna itulah, Ruri berjanji untuk menjaga Reisya sahabatnya.