Bela merasa ada sesuatu yang mengganjal hatinya, hatinya terasa, tidak sakit, tapi sangat khawatir dan yang ada dalam pikirannya hanya Iqbal dan Iqbal. Dimana dia belum juga datang untuk menjemput, mau menelfon juga tak bisa. Roki dan Agus menggantikan Yoga untuk memapah Bela hingga kebawah.
"Kak, duduk sini dulu." kata Cantika pada agus dan Roki.
Agus dan Roki pun membantu bela untuk duduk di kursi tak jauh dari sana. Mereka memutuskan untuk menunggu sedikit lebih lama, mungkin memang Iqbal sedikit terlambat menjemputnya. Tapi sudah hampir setengah jam mobil Iqbal tak juga datang.
"kak, aku telfon rumah aja ya. Biar kita di jemput sama supir." Kata cantika pada bela.
"Ya udah, telfon rumah aja dek." Kata bela.
Tapi hati bela masih memiliki perasaan tak enak, entah dimana iqbalnya. Cantika menelfon rumahnya, sasya yang mengangkat telfonnya. Dia pun segera menyuruh supir mereka untukmenjemput ketiga anaknya di sekolah.