Chereads / LOVE IN DIAMOND SALES / Chapter 30 - 30. Cemburu?

Chapter 30 - 30. Cemburu?

Sabel sontak melemparkan pandangannya ke arah naga pelangi. Tatapannya menjadi harap-harap cemas. Ia sangat berharap bahwa gender naga pelangi akan seperti yang ada dalam harapannya. Jika tidak, ia pasti sudah habis dimakan naga, sebab ia percaya betul bahwa laki-laki di sampingnya bisa saja memiliki kelainan jiwa.

"Lepaskan dia!" suruh naga pelangi. Namun, Alka menggelengkan kepalanya sembari tertawa menyeringai.

"Bagaimana? Apa kau menerima tawaranku?" Alka mulai menaikkan sebelah alisnya.

"Iya. Ambil saja, wanita yang tidak berguna yang duduk di atas batu itu!" ceplos naga pelangi itu sembari mengarahkan wajahnya ke arah Lian.

"Enak aja, pakai ngatain gue gak berguna! Gak naga, gak manusia, bisanya ngeledekin gue mulu dah!" gerutu Lian dengan rasa kesal memuncak.

"Cepat pergi, sebelum aku berubah pikiran!" perintah naga pelangi. Lian seketika mendengus kesal dan mulai berjalan cepat menuju ke arah Alka.

"Makasih!" ucap Lian lirih ketika sudah berada di samping Alka. Detik itu juga, Alka langsung membalas senyuman Lian.

"Sudah kan? Sekarang, mana janjimu?" tagih naga pelangi.

"Iya-iya, akan kulepaskan tali sihir yang mengikat di tubuh naga kesayanganmu itu!" sahut Alka.

Tanpa pikir panjang, Alka mulai memejamkan matanya. Bibirnya tampak bergerak mengucapkan sesuatu, hingga akhirnya, kekuatan sihir yang sengaja ia kerahkan untuk mengikat naga betina itu terlepas dengan sempurna.

"Ya sudah kalau begitu, kita pergi!" seru Alka.

Tanpa basa-basi lagi, Alka segera menggandeng tangan Lian dan Sabel untuk membawanya berteleportasi keluar dari gua. Ia takut, jika naga pelangi itu tidak merasa cocok dengan naga yang ia bawa, lalu mengambil balik Lian.

Hingga akhirnya, mereka bertiga sudah ada di tepi sungai air terjun pelangi. Detik itu juga, Lian langsung memeluk tubuh Alka. Yang sukses membuat tubuh Alka dan Sabel membeku di tempat.

"Lo gak papa kan?" tanya Lian.

"Gue gak papa, Lian. Tuh, buktinya gue bisa jalan-jalan ke sini hehehe," sahut Alka. Mendengar hal itu, Lian pun sontak melepaskan pelukannya.

"Gue gak mau lo kenapa-napa lagi, ya! Dan, maafin gue kalau selama ini, gue bahkan gak mengenali lo, Alka," cetus Lian. Detik itu juga, tangan Alka langsung mendarat di kepala Lian dan mulai membelainya.

"Lo juga jangan disekap-sekap kayak tadi, ya? Gue gak mau, lo kenapa-napa juga," sahut Alka sembari mengecup kening Lian.

Sabel yang berada di samping Alka seketika memutar bola matanya jengah. Entah mengapa, suasana hatinya mendadak terasa aneh. Sabel sontak mengembuskan napasnya.

"Kok sakit ya, ngeliat jodoh gue mesra-mesraan sama cewek lain. Eh gak, kok gue jadi bertingkah kayak gini sih! Gak, ini bukan Sabel banget!" rutuk Sabel dalam pikirannya.

"Alka, maafin gue," lirih Sabel dengan suara nyaris tak bisa didengar.

Sabel perlahan memejamkan kedua matanya, bibirnya juga tampak bergerak seperti mengucapkan sesuatu tanpa suara. Perlahan tapi pasti, energi yang dimiliki Alka perlahan mulai berpindah ke tubuh Sabel.

Orang biasa menyebutnya dengan mantra penyedot energi. Entah mengapa, Sabel tidak ingin melihat pemandangan romantisme dadakan itu terjadi di hadapannya dalam jangka waktu yang lama. Maka dari itu, Sabel terpaksa harus melakukan hal itu. Walaupun konsekuensinya, tubuhnya nanti akan terasa tidak nyaman karena terlalu kebanyakan energi.

Sabel lantas membuka matanya. Tepat pada detik itu, ia melihat bahwa tubuh Alka akan ambruk ke arahnya. Dengan sigap, Sabel langsung menangkap tubuh Alka agar tidak jatuh ke tanah.

"Alka, Alka, lo kenapa?!" pekik Lian panik. Sabel seketika menghela napasnya.

"Sepertinya Alka kelelahan akibat energinya terkuras untuk memindahkan naga dan berteleportasi," sahut Sabel.

"Ya udah, bawa ke rumah sakit aja!" seru Lian panik. Mendengar hal itu, Sabel sontak menyentuh bahu Lian sembari tersenyum tipis.

"Sepertinya lo juga kelelahan, Lian. Lebih baik, lo istirahat di rumah aja. Alka biar gue yang urus," sahut Sabel.

"Tapi …."

"Sudah, lo nurut aja sama gue ya. Gue bakal jagain Alka sebaik mungkin, nanti, kalau lo udah gak capek lagi, lo boleh temuin Alka di rumah sakit, bye!" cetus Sabel.

Sabel lantas memejamkan matanya dan mengarahkan tangan kirinya ke arah Lian. Dalam hitungan detik, tubuh Lian langsung berpindah ke kamarnya sendiri. Kini, di tepi sungai, tinggallah Sabel dan Alka yang sedang tidak sadarkan diri akibat kehabisan energi.

"Aishhh, seharusnya gue gak melakukan ini. Tapi, karena udah terlanjur, ya udah," keluh Sabel.

"Gue harus cepat-cepat balik ke rumah sakit," pikir Sabel. Tanpa pikir panjang, Sabel kembali memejamkan matanya dan mulai berteleportasi.

***

Seorang suster tengah berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan. Kedua matanya membelalak lebar ketika ranjang pasien yang dirawat di kamar itu kosong tak berpenghuni. Sang suster pun segera mencari-cari keberadaan pasien itu bahkan sampai menilik ke arah kolong meja sekalipun.

"Apa pasiennya kabur ya?" cemas suster itu.

Pada saat tangannya menyentuh knop pintu, secara tiba-tiba, ia melihat dua orang yang tiba-tiba muncul dari balik dinding. Langsung saja, suster itu terkejut setengah mati ketika melihatnya.

"Suster, bantuin saya!" pinta Sabel.

"Aaaaaa setaaaannnnn!" pekik suster itu sembari mengambil langkah seribu untuk keluar dari kamar itu.

Sabel hanya geleng-geleng kepala ketika melihatnya. Ia sedikit tersinggung ketika diteriaki setan oleh suster itu.

"Setan apanya, orang gue penyihir kok, aneh!" keluh Sabel.

"Arghhh tubuh Alka ternyata berat juga kalau digendong. Seandainya energi yang gue kuras dari Alka bisa gue kembalikan, udah gue lakuin dari tadi. Sayangnya, energi yang udah disedot, gak bisa dikembalikan ke tubuh orang yang energinya udah gue sedot. Arghh sial!" rutuk Sabel.

Sabel lantas mengerahkan seluruh tenaganya untuk menggendong Alka dan merebahkannya ke ranjang serba warna putih tersebut.

KLEK!

Mata Sabel langsung terbuka lebar. Ia merasakan tubuhnya sudah pegal-pegal dan tulang-tulangnya mulai remuk.

"Kyaaaa, pinggang gue encok gara-gara Alka!" pekik Sabel.

"Masa putri kerajaan yang cantik kayak gue harus ngerasain encok sih, parah! Alka, lo pokoknya harus berhutang budi ya sama gue!" racau Sabel.

Dengan langkah pelan, Sabel mendekat ke arah sofa untuk mendudukkan dirinya. Pinggangnya terasa sangat nyeri. Berkali-kali, ia mulai mengusap pinggangnya yang sangat sakit.

Hingga tiba-tiba saja, ada seorang laki-laki dan perempuan yang masuk ke dalam ruangan itu. Si perempuan tampak membulatkan matanya.

"Eh itu siapa? Pacarnya Alka?" tanya si perempuan. Andra seketika menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya bukan," sahut Andra kepada pacarnya, Feli.

"Terus dia siapa?" tanya Feli. Andra pun sontak mengendikkan bahunya.

"Woyy, berisik banget sih lo pada! Pinggang gue encok nih, bantuin kek, apa kek, malah ngerumpi!" keluh Sabel.

"Gue Sabel, sepupunya Alka, puas?!" pekik Sabel kesal.

Andra dan Feli lantas saling beradu pandang. Di pikiran mereka, perempuan bernama Sabel ini sangat tidak sopan. Belum juga kenal, udah main marah-marah saja.