Chapter 37 - Cepu

Januar memimpin rapat BEM siang itu segera setelah waktu menunjukan pukul satu siang. Beruntung bagi Januar memiliki anggota-anggota yang kooperatif dan tidak terlambat. Ya, walaupun ada saja, tapi itu tidak banyak. Januar selalu mengatakan, waktu adalah segalanya.

Rapat itu sudah berlangsung lama, karena ini adalah rapat perdana mereka. Mereka mulai membicarakan dari tingkat konsep secara umum, hingga konsep secara detail. Januar memutuskan untuk tidak dulu membahas rundown atau rencana teknis lainnya, karena itu akan memakan waktu lama, dan sebenarnya akan lebih efektif jika divisi acara yang bekerja secara khusus, sisanya adalah pelaporan dan pembahasan.

Tidak hanya lama, mereka punya dua agenda rapat. Selain dies natalis fakultas dan keikutsertaan FT di dies natalis universitas, mereka perlu membahas soal ospek tingkat fakultas yang akan dilakukan mulai minggu depan.

"Untuk konsep acara dies natalis FT, apa ada tambahan?" tanyanya setelah seluruh point penting sudah dibahas. Sekarang saatnya untuk sesi tanya jawab akhir.

Siska mengangkat tangannya, "Karena tema kita art performance, kita harus maksimal mengakomodir hidden talent di FT, di semua departemen. Kalian harus tau ya, FT itu mahasiswanya punya bakat seni luar biasa, udah kayak sekolah seni, cuma mereka malu dan mager aja gitu," ujarnya selaku Kepala Departemen Seni, Budaya, dan Olahraga BEM FT.

Januar mengangguk, "Iya, itu bener. Jadi mulai sekarang, Kadiv acara tolong siapin rencananya gimana buat merekrut talent ya, dan plot mereka ke posisi yang sesuai. Berapa banyak cabang seni yang mau dibuka?" tanyanya pada Revitha, Kadiv Acara untuk died natalis FT tahun ini.

"Siap. Total cabang seni ada tujuh. Teater, menyanyi, melukis, dance, sama stand up comedy, band. Kita bakal usahain best talent dari setiap departemen perform," jawabnya yakin.

Semua anggota BEM mengangguk setuju.

Reihan mengangkat tangannya, "Izin tanya Rev, acaranya bakal berapa hari ya? Terus selain pertunjukan seni, apa bakal ada something about academic gitu? Saran Gue agak diimbangi soalnya kita mahasiswa harus selalu menonjolkan citra as intelectual," ujarnya.

Revitha mengangguk, "Thanks Han sarannya, so far belum ada rencana kesitu, tapi abis ini bakal Gue rapatin lagi sama panitia," ujarnya yang mendapat anggukan dari Reihan.

"Nice thought, Han," puji Januar.

"Oke, apa ada lagi? Soal konsep? Sebelum kita pindah topik rapat?" tanya Januar sembari melirik jam di pergelangan tangannya.

Hening, lalu semua anggota tampak mengangguk. Mungkin mereka merasa sudah cukup sebelumnya berdiskusi aktif dalam forum.

"Oke, kalau gitu, Gue over ke topik selanjutnya soal ospek fakultas ya. Sebenernya karena kita udah rapat perdana dan bahas banyak hal minggu lalu, Gue mau memastikan beberapa hal aja sebagai penanggungjawab proker ini," ujarnya.

"Ketua panitianya Dirga ya. Dirga mana Dirga?"

"Hadir!"

"Oke, sejauh ini, rundown udah dibuat?"

"Udah, malam ini bakal di share, ada beberapa revisi terutama dari komdis," ujarnya.

"Wes, komdis semakin didepan. Oke terus logistik? Aman?"

Dirga mengangguk, "Aman. Yah hampir sembilan puluh persen udah ada di sekret, kecuali konsumsi ya, kan bakalan di hari H," ujarnya.

"Oke, in total kan ini tiga hari ya. Secara umum di hari pertama orientasi, gak banyak mobilisasi, hari kedua itu tur fakultas, ini bakalan banyak mobilisasi, terus di hari ketiga, ini rencananya gimana Dir?" tanya Gandhi.

"Hari ketiga kita bakal ada seminar sama alumni sama top star FT. Temanya tentang perkuliahan di FT, tips dari yang berprestasi, dan insight industri dari alumni," jelasnya.

"Good. Sejauh ini apa ada kendala?" tanya Januar.

Dirga tampak berpikir, "Kalo hari pertama aman, hari kedua paling kita masih kekurangan fasilitator buat nemenin tur ke tempat-tempat akademik di FT, terutama di lab-lab setiap departemen. Gue udah hubungi beberapa asprak yang Gue kenal, dan mereka pada gak bisa di hari itu. Terus di hari ketiga, kita juga masih belum dapet konfirmasi dari alumni, dan beberapa mahasiswa dari FT yang bakal jadi pembicara seminar," ujarnya.

"Wah, ini harus cepet sih, gak bisa mepet ya," ujar Gandhi yang diangguki semua orang.

"Disini ada yang punya alternatif buat masalahnya panitia ospek?" tanya Januar melempar pertanyaan pada forum.

Johar, anggota Departemen Humas mengangkat tangan.

"Iya Jo silakan," ujar Januar.

"Terimakasih. Buat fasilitator lab, coba aja hubungi koordinatornya langsung, mereka biasanya yang paham jadwal siapa aja yang available di hari itu. Terus kalo pembicara, kalo boleh tau siapa alumni sama mahasiswa FT yang bakal diundang ya Dir?"

"Mahasiswa FT nya, Bang Adam sama Bang Haikal. Alumninya sih Kak Silva yang sekarang di Kementerian Perindustrian," jawab Dirga.

"Oke. Bang Adam setau Gue dia lagi sibuk sama kerjaanya di VC, Bang Haikal juga sibuk TA. Kalo gak bisa, coba aja tanya mapres Dir, siapa tau mereka bisa. Siapa tuh mapres kita? Adri, Theo, sama Bintang. Kalo alumni Gue setuju banget sih kalo Kak Silva ya, dan Gue gak ada rekomendasi, gitu," finalnya.

Dirga mengangguk paham, mencatat apa masukan dari Johar tadi.

"Ada tanggapan lainnya?" tanya Januar lagi.

Hening.

"Oke, saran Johar tadi bagus Dir. Coba aja ditanya. Nanti bakal Gue bantu juga kalo bisa ya," ujar Januar.

Rapat itu berlanjut hingga satu jam kedepan, rupanya masih banyak saran dan kritik untuk ospek FT dari para anggota. Disini terlihat, semua orang ingin memberikan kesan terbaik kepada mahasiswa baru FT. Tahun ini, mereka cenderung mengubah konsep. Atas usul Januar, mereka berencana mengurangi aktivitas fisik yang bersifat militeristik seperti sebelum-sebelumnya. Tahun ini, Januar ingin image FT lebih bersahaja, dengan mengutamakan intelejensi tanpa melunturkan solidaritas FT itu sendiri.

****

Selesai rapat, Januar dan Gandhi menuju mushala fakultas untuk shalat ashar, karena setelahnya mereka harus kembali rapat di Sekretariat BEM KM untuk membahas dies natalis universitas.

Selesai shalat, Januar tidak langsung bergegas pergi. Ia sedikit bermeditasi, menormalisasi sel sel otaknya yang sedari tadi pagi tidak berhenti bekerja.

Seseorang disampinya tiba-tiba mengulurkan tangan untuk bersalaman. Oh, itu Haikal rupanya.

"Abis rapat?" tanyanya.

Januar mengangguk, "Iya, masih ada satu lagi ini di KM," ujarnya.

"Kura-kura emang."

"Ya Lo juga kali."

"Untung udah pensiun. Bakal sibuk banget BEM tahun ini, lebih lebih dari tahun kemaren," ujarnya.

"Kenapa emang?"

"Ya sebenernya bukan proker gede sih, cuma tahun ini banyak guru besar FT yang pensiun, dan tradisi kita tau sendiri, selalu party, mau senang atau sedih," ujarnya.

Januar mengangguk paham, "Iya juga sih," ujarnya.

"Lo gimana Bang? Lagi sibuk apa sekarang?"

"Yaa TA, mentorin adek tingkat, gitu aja kerjaan Gue," ujarnya.

"Mentorin apaan tuh?"

"Mentorin yang mau conference, lomba, gitu. Kayak si Adri, Theo."

Januar hanya ber oh ria.

"Tadi Gue nganterin si Adri ke SITH, dia penelitian sampe sana, gangerti lagi Gue ambisnya tuh orang."