Pagi hari tiba, dimana pagi itu Fildza sudah membuat kan sup pengar untuk Tito. Tito merasa terharu ketika Fildza berkata bahwa dia sudah memasak sup pengar untuk dirinya. Tito merasa begitu di perhatikan oleh istrinya. Tito benar-benar merasakan yang namanya hidup sebagai sepasang suami istri, dimana seorang istri memasak sarapan pagi untuk suaminya.
Tito tak henti-henti nya tersenyum pagi itu. sementara Fildza terlihat cukup canggung saat itu. kemudian Fildza bertanya kepada Tito apakah Tito akan pulang malam lagi malam ini. Tito menjawab bahwa dia akan pulang seperti biasanya. Tito pun bertanya pada Fildza mengapa Fildza sangat ingin mengetahui kapan dia akan pulang dari kantor. Fildza hanya menggelengkan kepala nya saja sambil berkata bukan apa-apa.
Kemudian Fildza pergi lebih dulu di banding kan Tito karena dia sudah sedikit terlambat pagi itu, lalu Tito mengajak Fildza untuk pergi bersama nya dengan menggunakan mobil nya. Fildza saat itu menolak nya dan lagi-lagi mulai menjaga jarak dengan Tito.
Tito tidak memaksa nya dan hanya berpesan kepada Fildza untuk selalu berhati-hati. Setelah Fildza pergi Tito segera menghabiskan makanan nya dan pergi ke kantor. dalam perjalanan Fildza memikirkan apakah dia mengajak Tito bercinta dengan nya malam ini saja setelah kembali bekerja. setelah fokus memikirkan nya, Fildza menarik kesimpulan bahwa dia akan bercinta dengan Tito malam ini.
Tito akhirnya tiba di kantor nya. kemudian dia melihat Eri yang sudah sedari tadi memperhatikan dirinya yang baru saja tiba saat itu. Tito mencoba untuk tidak memandang nya kembali karena itu hanya akan membuat Eri merasa besar kepala. Tito pun segera masuk ke ruangan nya.
Setelah di dalam ruangan nya Tito merasa lega karena tidak perlu bertemu dengan Eri dan juga tidak perlu merasa cemas karena dia tidak akan di pandangi oleh Eri. namun tiba-tiba ada yang masuk ke ruangan nya begitu saja tanpa mengetuk. Tito pun terkejut di buatnya.
Ternyata saat itu yang masuk ke ruangan Tito adalah Eri. Tito mulai sedikit gugup saat itu. Eri langsung menghampiri nya dan dengan sengaja membungkuk kan dirinya sambil menaruh sebuah dokumen di meja Tito. Eri dengan sengaja memperlihatkan belahan dada nya di depan Tito sehingga membuat Tito sedikit menelan ludah.
" Apa yang ku lihat! berhenti lah Tito! ingat Fildza! " ucap Tito dalam hatinya mencoba untuk membuat dirinya tetap fokus.
" Ini dokumen yang kau butuhkan tempo hari. " kata Eri dengan suara yang begitu lembut serta sedikit menggoda.
" Oh, terimakasih. kau boleh kembali bekerja. " sahut Tito.
Eri kemudian segera meninggalkan ruangan Tito sambil mengedipkan mata nya kepada Tito. Tito pun langsung memalingkan pandangan nya begitu saja. Eri memang selalu memakai pakaian seksi di setiap kesempatan. entah itu di kantor atau pun saat menghadiri acara.
Eri memang sangat berpenampilan menggoda dan banyak sekali kaum adam terpesona akan kecantikan dan keindahan tubuh nya. siapa pun yang melihatnya pasti akan sulit untuk berpaling, itu lah salah satu pesona Eri yang membuat Fildza sedikit merasa tidak percaya diri ketika dia pertama kali bertemu dengan Eri di acara pernikahan nya.
Bahkan para wanita pun banyak yang iri dengan bentuk tubuh nya yang begitu sangat bagus bagaikan gitar biola. banyak para gadis yang memuji penampilan nya dan juga bentuk tubuh nya. bagi Eri bentuk tubuh adalah hal paling penting untuk di tunjukkan karena dengan seperti itu dia biasa mendapatkan pria yang di inginkan nya.
Saat ini Eri berniat untuk kembali memikat Tito. dia begitu tertarik dengan Tito karena Tito begitu sangat pandai menjaga tubuh nya tetap bugar dan terlihat begitu sangat proporsional. terlihat ketika pertama kali dia bercinta dengan Tito di saat pesta lajang Tito di langsungkan.
Eri sama sekali tidak peduli bahwa Tito sudah menikah atau belum yang dia inginkan saat ini hanya Tito menjadi milik nya dengan cara apa pun. Eri begitu sangat terobsesi kepada Tito sehingga dia ingin selalu dekat dengan Tito. bahkan di setiap kesempatan Eri selalu bertindak agresif di dekat Tito.
Di saat Tito hendak pulang, Eri sudah menunggu nya di meja kerjanya. kemudian Eri dengan sengaja mendatangi Tito ketika Tito baru saja keluar dari ruangan nya. Tito saat itu berpura-pura tidak melihat nya dan berpaling begitu saja. namun dengan gigih nya Eri menahan Tito dengan menghalangi nya untuk pergi ke lift.
" Apa yang kau lakukan? cepat menyingkir dari ku. " tegas Tito.
" Memang kau ingin kemana terburu-buru seperti ini? apakah kau sudah tidak tahan bercumbu dengan istri mu? " tanya Eri dengan vulgar.
" Bukan urusan mu. " sahut Tito.
" Sebaiknya kau bercinta saja dengan ku saat ini. aku akan membuat pengalaman sex yang tidak terlupakan untuk mu. " ucap Eri lagi yang mulai menggoda Tito.