Chereads / Aku, Kamu dan Valentine / Chapter 4 - BAB 4 : Arti Kasih Sayang Menurut Ku

Chapter 4 - BAB 4 : Arti Kasih Sayang Menurut Ku

Sebagian besar menurut kebanyakan orang, Hari valentine atau hari kasih sayang adalah hari dimana sepasang manusia menyampaikan kasih sayang ke pasangan nya masih - masing baik itu pasangan suami istri maupun sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara. Hari valentine itu sendiri terkadang di jadikan oleh sebagian orang untuk ajang mencari jodoh dengan menyampaikan perasaan pada seseorang yang di cintai. Tetapi bagi Fildza, hari Valentine adalah kenangan buruk yang di ciptakan oleh Tito. Bertahun - tahun lama nya Fildza merasa terkunci hatinya sehingga ia enggan menjalin hubungan dengan siapa pun karena ia merasa Tito membuat ia menutup hati nya rapat - rapat sampai tak ada satupun yang bisa membukanya kecuali Tito

Mendengar pernyataan Tito yang meminta izin untuk memeluknya membuat hati Fildza yang terkunci rapat tiba - tiba terbuka lebar. sebenci apapun Fildza kepada Tito tetap saja pintu hati nya masih bisa terketuk oleh Tito. Akan tetapi Fildza menolak permintaan itu karena ego nya. Setelah di tolak oleh Fildza, Tito mengucapkan terimakasih kepada Fildza karena sudah mengantarnya. tak lupa juga Tito meminta maaf atas perilaku nya saat di dalam bioskop tadi. Fildza hanya menganggukkan kepala nya dan menjalankan mobilnya kembali. Tito tampak memperhatikan Fildza pergi, sangat terlihat jelas dari kaca spion mobil Fildza.

Setelah Fildza sampai di rumah, ibu dan ayahnya tidak ada dirumah dan meninggalkan sepucuk surat diatas meja makan. Ibunya berkata bahwa mereka pergi keluar kota untuk beberapa hari karena harus mengunjungi neneknya yang sedang sakit keras. Ibunya juga sudah menyiapkan beberapa lauk didalam kulkas yang tinggal di panaskan apabila Fildza ingin memakannya. Fildza hanya menghela napas dan kemudian masuk ke kamarnya.

Hoaaaah,,, hari ini sungguh melelahkan. Aku tak tahu bisa bertemu dengan Tito lagi. Kenapa juga orang itu tiba - tiba muncul. Perasaan ku cukup terguncang hari ini. Sebenarnya apa yang dia inginkan. aku sudah hampir melupakan nya. disaat aku menginginkan nya ia pergi begitu saja, tetapi sekarang apa? ia muncul bak pahlawa kesiangan,,, ck. Ah gak tau lah. aku harap orang itu tidak muncul lagi dihadapan ku. Aku harus tidur sekarang karna besok ada rapat penting dengan para direksi

Keesokan hari nya, seperti biasanya Fildza bangun pagi dan mulai minum susu dan juga makan sepotong roti yang sudah dia panggang sebelumnya. setelah itu dia bergegas pergi menuju kantor dan menghadiri rapat dewan direksi.

Ternyata kantor ku kehadiran dewan direksi baru. dan yang membuat ku kaget ternyata dia adalah salah satu anak dari dewan direksi yang telah pensiun. Pria tampan dengan tubuh yang atletis serta wajah yang cukup bisa membuat hati para wanita meronta - ronta. Penampilannya yang cukup membuat semua terpukau dengan setelan jas warna biru serta dasi hitam yang tidak terlalu besar seperti layaknya idol K-pop yang hendak melakukan fanmeet. Namun aku biasa saja, tak sedikitpun hati ku bergetar melihatnya. Kebetulan aku di tugaskan untuk mendampingi Dewan Direksi itu untuk berkeliling kantor dan mengenalkan beberapa kepala divisi dan juga ruangan - ruangan tiap kepala bagian.

Aku yang saat itu sedang menjelaskan kepada dewan direksi itu seketika penglihatan ku teralihkan dengan tingkah laku dewan direksi itu. Dia malah melamun memperhatikan ku berbicara. Entah apa isi yang ada di dalam kepalanya. Aku berusaha melambaikan tangan ku di hadapan wajah nya sampai dia tiba - tiba tersadar seketika.

" Pak, pak, halo pak, bapak bisa mengerti penjelasan saya?. " Ucap Fildza sambil melambai - labaikan tangan nya berusaha menghalangi pandangan dewan direksi tersebut.

" Ah ya, apa aku baru saja melamun?. " jawab dewan direksi itu.

" Ya, Bapak baru saja melamun barusan. apa Bapak sedang tidak sehat pak ?. " Tanya Fildza dengan sopan.

" Oh tidak saya baik - baik saja. hanya saja kamu terlihat begitu cantik. " Kata dewan direksi itu menggoda.

" Eh, bapak bisa saja. bisa kita lanjut pak pembahasan nya?. " Tegas Fildza.

"Oh maaf, baiklah. " Balas dewan direksi itu.

Kemudian mereka melanjutkan pembicaraan yang sempat terhenti diantara mereka sampai saat nya tiba waktu makan siang. Fildza dan rekan sekantor nya memutuskan untuk makan di tempat makan cepat saji yang berada tidak jauh dari kantornya. Tak lama setelah mereka selesai makan, Fildza berpapasan di lift dengan dewan direksi muda yang tadi. Dewan direksi muda itu bernama stevan.

Ah dia lagi, aku mulai merasa sedikit muak dengan nya. yang benar saja baru bertemu sudah menggombali ku, apa dia tidak berpikir sebelum ia berbicara seperti itu. Kata Fildza menggerutu dalam hati nya sambil melontarkan senyuman kepada stevan.

" Siang pak. " Sapa Fildza dengan ramah.

" Siang bu fildza. " Balas stevan

Fildza kemudian memalingkan wajah nya dari hadapan stevan dan pandangan nya lurus kedepan. Kemudian Stevan menegur Fildza lagi.

" Sudah Makan siang bu? " Tanya Stevan

" Oh sudah tadi sama Rina pak. " Jawab Fildza dengan ramah

" Baru saya mau ajak makan siang diluar. " Ajak Stevan.

" he he he. Saya duluan ya pak. " Jawab Fildza sambil tertawa dan turn dari lift.

Wah sial sekali aku ini, kenaa dia begitu genit maksud ku pak dewan direksi itu apakah memang sifat nya penggoda seperti itu ya, Ah besok - besok aku akan minta bu Siska agar tidak menyuruh ku memberi arahan kepada anggota baru perushaan ini.

Sekedar informasi, Bu Siska adalah kepala HRD di perusahaan tempat ku bekerja, ia selalu menyerahkan urusan dewan direksi kepadaku. ia bilang aku lebih berpengalaman dengan hal itu.

Akhirnya jam pulang kantor tiba. hari yang melelahkan bagi Fildza pun akhirnya usai. saat Fildza hendak meninggalkan kantor, tiba - tiba ponselnya berdering. ternyata ibunya menelepon. dia memberi kabar bahwa mereka ( orangtua Fildza ) tidak bisa kembali dalam waktu dekat. Fildza tidak merasa bersedih karena Fildza sudah terbiasa sendiri semenjak dia masih duduk di bangku kuliah. Setelah mengakhiri pembicaraan nya Fildza berjalan menuju parkiran kantor karena hendak mengambil mobilnya dan pulang.

aku sangat mengantuk hari ini. akhirnya akhir pekan tiba, aku harap besok tidak ada hal penting di kantor. Kata Fildza berbicara sendiri sambil sedikit mengeluh. setelah sampai dirumah Filza membersihkan diri dan setelah itu merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya, dia berencana untuk tidur lebih awal. sebelum tidur, dia menyempatkan dirinya untuk membuka ponsel sejenak. setelah membuka ponsel nya, dia membuka salah satu pesan dari nomor yang tak dia kenal.

" Senang nya, nomor mu masih yang lama dan belum ganti. " Tulis seseorang itu kepada Fildza.

Fildza mulai bingung dengan kalimat itu dan mulai memikirkan nya lagi, semakin dipikirkan Fildza semakin tidak tahu untuk siapa pesan itu ditujukan. entah itu orang salah kirim atau mungkin memang itu ditujukan untuk dirinya. Tanpa berpikir lagi Fildza pun membalas nya dengan pesan singkat yang berisi menanyakan siapa orang tersebut, Tak lama setelah Fildza membalas, Nomor tersebut menghubungi nya. Tanpa sungkan Fildza mengangkat nya.

" Halo Fildza." Terdengar Suara seorang pria

Mendengar suara dibalik telepon nya, Fildza langsung mengenali suara pria itu. Dan Fildza mulai merasa gugup dan seketika Fildza terdiam.

Mungkinkah ini suara Dia, suaranya sangat tak asing di telinga ku, ku coba meyakin kan lagi hatiku bahwa tebakan ku mungkin salah. Semakin pria itu berbicara semakin suaranya mirip dengan orang yang ku duga.

Fildza terus saja berbicara dalam hati, sedang kan orang yang di telepon terus saja berbicara halo, dan sesekali memanggil nama Fildza.

Akan kah Dugaan ku benar, Mungkin kah orang yang saat ini sedang menghubungi ku adalah Tito?.