Chereads / MyLovely Wife / Chapter 2 - Sebuah Undangan

Chapter 2 - Sebuah Undangan

Bab 2 Sebuah Undangan

"Lu nyariin apa sih Nan? Jangan bikin gue penasaran deh" ucap Aya kesal.

Kinan tetap diam dan sibuk menggeledah tasnya. Ia mengeluarkan isi tasnya di meja yang membuat Aya semakin penasaran dengan apa yang Kinan cari. Kinan bertambah frustasi kala ia tak kunjung menemukan benda yang ia cari.

"Fyuhh… Dimana lagi ini undangannya" keluh Kinan kesal.

"Jadi lu ubek ubek seisi tas hanya cari undangan? Emang undangan apaan sih?" tanya Aya penasarn.

Kinan mengangguk lemah lalu menghembuskan nafas lega kala melihat undangan kecil yang terselip diantara buku kuliahnya.

"Nih… ketemu. Lu baca aja sendiri" ucap Kinan menyodorkan sebuah undangan berwarna navy.

Aya membuka undangan tersebut lalu terkekeh. "Astagaa… Jadi lu nyuekin gue dan asik ngorek ngorek isi tas hanya untuk undangan ini Nan" cibir Aya. "Gue barusan uda ditelpon sama orangnya langsung kali" ujar Aya sembari menunjukkan ponselnya.

Kinan membelalakkan matanya dan mendengus kesal. "WHAT… Adrian emang bener bener ya huhhh"  umpat Kinan kesal. "Lalu apa gunanya dia nitip undangan ke gue. Kurang ajar tuh anak. Awas aja kalau ketemu bakalan aku maki dia" omel Kinan tidak terima.

"By the way lu datang kan Nan?" tanya Aya memastikan.

Kinan menggeleng lemah. "Gue enggak bisa datang Ay, banyak tugas dari kampus. Lu kan tau sendiri otak gue cetek gak kayak otak lu yang encer. Gue kirim kado aja deh nanti" terang Kinan.

"Yah.. Gue sendirian dong berarti. Gue sebenernya juga malas sih Nan datang karena gue tahu Adrian pasti nanti ngeledekin gue kalau gue datang sendirian" jelas Aya. "Tapi kalau gue gak datang juga gak enak. You know me lah Nan, kami teman sejak kecil jahat banget kalau gue sampai gak datang karena malas. Iya kan" ucap Aya sembari terkekeh.

"Haha… datang aja kali Ay. Itung itung sambil cuci mata syukur syukur ketemu jodoh di sana karena gue yakin salah satu dari temen Adrian ada yang sesuai dengan kriteriamu"

"Hahaha ngaco lu Nan, mana ada yang mau sama gue" ucap Aya merendah.

"Eh lu gak  siap siap? Cari gaun gitu buat besok? " tanya Kinan.

"Entah lah Nan gue bingung…" keluh Aya.

"Gak usah bingung ayo ikut gue…" ajak Kinan.

Kinan menarik lengan Aya keluar Kafe menuju tempat parkir. "Siniin kuncinya biar gue yang nyetir" pinta Kinan.

Aya melemparkan kuncinya kepada Kinan yang dengan sigap langsung ditangkap oleh Kinan. Kini Kinan mengemudikan mobilnya meninggalkan pelataran kafe menuju ke sebuah butik ternama milik tantenya. Ia menggiring Aya masuk ke dalam butik dan meminta Aya memilih gaun yang cocok untuk di pakai pergi ke pesta ulang tahun Adrian.

"Nan ngapain ke sini… kita pulang aja yuk" ajak Aya ketika memasuki sebuah butik.

"Enak aja balik, baru juga sampek sudah ngajak balik" cibir Kinan sebal.

Seorang karyawan butik menyapa dengan ramah kedatangan Aya dan Kinan. Karyawan itu lantas meminta Kinan langsung masuk ke dalam yang lagi lagi membuat Aya mengerutkan dahinya.

"Selamat sore mbak Kinan" sapa seorang karyawan ramah menyambut kedatangan Kinan.

"Sore mbak, saya mau cari baju untuk temen"

"Iya mbak Kinan sudah ditunggu ibu di ruangannya saat ini"

"Oke mbak makasih" jawab Kinan sembarimenarik lengan Aya masuk ke dalam.

Aya hanya berjalan membuntut di belakang Kinan, Aya berbisik kepada Kinan kenapa mereka tidak langsung memilih baju saja jika ingin membeli.

"Nan kenapa kita gak langsung pilih baju aja sih kalau mau beli" tanya Aya heran.

"Udah ikut aja sih" ucap Kinan sembari terus berjalan menuju ke sebuah ruangan.

Tok tok tok

Kinan mengetuk sebuah pintu ruangan yang langsung disahut oleh sebuah seruan yang mengijinkan dirinya masuk ke dalam.

"Masuk" seru seseorang yang sudah dipastikan adalah seorang wanita.

Seorang wanita paruh baya bergaya modis menyapa dan tersenyum ramah menyambut kedatangan Kinan.

"Hai sayang… ayo masuk. Sini sini duduk" tutur wanita tersebut ramah.

Kinan mengajak Aya duduk di sofa panjang yang berada di sudut ruangan. "Nan dia siapa?" bisik Aya yang penasaran dengan kedekatan keduanya.

"Tante gue, istrinya om Bima" bisik Kinan menjawab pertanyaan Aya.

"Oh… Kenapa lu engga ngomong dari tadi sih" bisik Aya lagi.

Tak lama setelahnya Mira menghampiri sang keponakan dengan menenteng sebuah gaun berwarna merah menyala. Mira lantas duduk di sisi sofa yang kosong.

"Ah ya ini gaun yang kamu pesan, warna dan model serta ukuran sesuai yang kamu minta tadi pagi ya" ucap Mira sembari menyodorkan sebuah gaun.

"Tante ini bagus banget. Terimakasih ya tante" ucap Kinan tulus.

"As  you wish sayang" sahut Mira sembari memeluk sang keponakan.

"Ah ya Kinan sampai lupa, kenalin ini temen Kinan namaya Attaya tante biasa dipanggil Aya" ucap Kinan memperkenalkan Aya.

"Oh hai Aya, saya Mira tantenya Kinan" Mira menyodorkan tangan kanannya untuk mengajak Aya.

"Aya tante…" sahut Aya sembari menjabat tangan Mira dan tersenyum ramah.

***

Keesokan harinya Kinan meminta Aya untuk segera bangun dan bersiap lantas mengajak sang sahabat pergi ke salon untuk mempercantik diri.

Brak brak brak

Suara gedoran pintu membuat Aya terpaksa harus bangun dan membuka pintu, dengan muka khas bangun tidur Aya berjalan malas kea rah pintu.

Ceklek

Suara pintu terbuka menampilkan sosok Kinan yang nampak sudah rapi sedang berkacak pinggang dan menajamkan pandangan kearah Aya.

"Lu apa apaan sih Nan, ini tuh hari sabtu kuliah libur dan gue juga ijin libur kerja jadi pliss deh jangan ganggu gue" sungut Aya kesal.

"Enggak ada malas malasan ya, nanti sore lu tu harus pergi untuk menghadiri pesta ulang tahun Adrian. So sekarang lu harus siap siap" tukas Kinan. "Buruan mandi ganti baju dan ikut gue" Kinan mendorong tubuh Aya masuk ke dalam kamar mandi lalu memercikkan air ke arah Aya yang membuat kesal. Mau tak mau Aya pun mandi dan menuruti kemauan sang sahabat karena ia tahu Kinan adalah pemaksa handal yang memiliki banyak cara untuk membuat Aya menuruti kemauannya.

"Woy! Stop! Stop! Stop!" pekik Aya menghentikan aksi Kinan yang terus saja memercikkan air ke arahnya. "Gue mandi… gue mandi sana keluar!" seru Aya kesal yang membuat Kinan mengembangkan sebuah senyuman.

"Oke baiklah… gue keluar. Buruan mandinya atau gue dobrak pintu kamar mandinya" ancam Kinan sembari melangkahkan kaki keluar kamar.

Kinan duduk di sofa ruang tamu sembari membaca majalah fashion menunggu Aya selesai bersiap. Tak lama setelahnya Aya keluar dari kamar dengan pakaian rapi dan sling bag yang terselempang dipundaknya.

"Ayok… gue suda siap. Buruan…!" ajak Aya dengan sedikit kesal.

"Sabar dong buuk. Santai napa" sahut Kinan santai. "Ayok" ajak Kinan seraya berjalan mendahului Aya.

Seharian ini Aya berada di salon ia melakukan berbagai perawatan bersama Kinan. Meski ia merasa jenuh namun ia tetap menuruti keinginan Kinan. Selepas itu ia kembali ke apartemen untuk bersiap ke pesta Adrian yang diadakan di sebuah kapal pesiar.

Aya mematut penampilannya sekali lagi di depan cermin. Ia memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri memastikan penampilannya sempurna.

"Sudah cantik kali Ay" celetuk Kinan yang sedari tadi memperhatikan Aya. "Udah yuk aku antar, perjalanannya kan lumayan lama jadi kamu harus segera berangkat" tutur Kinan.

"Iya Nan… sudah oke kan penampilan gue?" tanya Aya memastikan.

Kinan menganggukkan kepalanya lantas segera mengantar Aya. "Oke, sudah yuk aku antar" ucap Kinan berjalan mendahului Aya.