Chereads / ANJELINA : QUEEN AND MAFIA / Chapter 6 - Bagian Enam

Chapter 6 - Bagian Enam

Kami di jamu makan malam oleh paman dan bibiku, setelah istirahat sebentar. Kami mengobrol dan setelah selesai kami bersantai di ruang tengah. Betapa terkejutnya kami tak lama mendapat telpon skenario buat kami di ubah oleh sutradara, itu yang di katakan olen mba Rose.

"Kok bisa mba? kan kami berdua sudah berlatih dan hafal loh tentang skenario itu semuanya ?" tanyaku heran.

"Yah, memang begitulah! selalu di rubah mendadak tanpa di beritahu dahulu! apa ... kamu bertemu pamanmu ?" tanyanya. Aku menjawab iya ? dan tertegun.

"Oh aku mengerti sekarang mba !" kataku.

"Entah ada sangkut pautnya atau tidak dengan itu! tapi sesuai lah dengan bayarannya sekarang !" ujar mba Rose. Aku tertegun setelah diberitahu nilai bayaran kami setelah di rubah.

"Oke mba !" kataku tersenyum.

"Ada apa ?" tanya Martina. Aku pun menceritakan tentang apa yang terjadi, dia terkejut. Loh kok bisa? tanyanya. Aku hanya menggeleng kepala saja, dan dia mengerti.

Paman dan bibiku juga bertanya, aku pun mengatakan yang sejujurnya apa yang terjadi, mereka hanya tersenyum saja.

"Engga apa-apa dong! anggap saja ini batu loncatan karier kalian kan ?" ujar pamanku.

"Paman akting kami belumlah bagus! masih banyak belajar !" kataku, di angguki oleh Martina.

"Pengalaman adalah guru yang paling baik loh! memang belajar itu perlu tapi dengan pengalaman bisa belajar apa yang kurang! kalian pasti nanti menonton akting kalian kan? dari sana kalian tahu apa yang perlu di perbaiki !" nasehat pamanku, kami mengangguk mengerti.

"Tapi, aku tak terlalu ingin jadi artis paman! cukup jadi model saja! Martina ingin serius katanya !" ujarku, Martina tertegun dan mengangguk malu.

"Oh oke! paman akan bantu kalian !" katanya.

"Sudah kok paman !" ujarku.

"Loh kapan? kan baru sekarang janjinya ?" pamanku heran.

"Itu, yang tadi aku ceritakan! semua tahu aku keponakan paman dan langsung mereka merubahnya yang semula 3 lembar loh! sekarang menjadi 10 lembar atau lebih katanya !" jawabku sambil tertawa, mereka tertegun dan tertawa juga.

"Hmmm, begitu ya? tanpa mereka sadari sudah tahu kamu siapa! dan manfaatkan semuanya dengan baik, fasilitas dan lainnya itu Anjelina! jangan malu mengakui siapa kamu sebenarnya! biar orang menghargai kamu! biarkan saja orang menganggap kamu apa dan siapa pun itu! yang jelas kamu harus tunjukkan dirimu itu siapa! itu adalah pedoman klan kita! walau kita mafia, kita bukan berandalan !" katanya aku sempat tertegun dan mengangguk.

"Kalau sudah keterlaluan, apa salahnya melawan demi kehormatanmu! kamu itu akan menjadi Lady Mafia itu sebutan untuk ketua perempuan Mafia! ketika opamu meminta keluarga besar berkumpul dan membicarakan semuanya! maka hanya satu nama yang cocok yaitu kamu, Anjelina !" jelas paman Geovani.

"Pertimbangannya, latar belakang keluarga papamu yang mungkin membuat itu menjadi alasan terkuat! tahu kan maksud paman ?" tanyanya, aku mengangguk mengerti.

"Iya paman, aku mengerti !" jawabku.

"Bagus, itu artinya kamu seorang Italiano !" paman tertawa.

Setelah itu kami pamitan untuk tidur. Kami sekamar karena, kamarnya luas dan juga tempat tidurnya.

"Aku baru tahu tentang kamu semuanya !" ujar Martina.

"Memang kenapa? takut ?" tanyaku tersenyum.

"Sedikit! kamu tahu kan seperti apa mafia itu di pikiran orang ?" jawabnya menatapku. Aku mengangguk mengerti.

"Dalam pikiranku pun begitu awalnya! tapi memang ada dua jenis mafia yang aku tahu! setelah belajar bersama opaku! pertama Mafia hitam, yang kamu sebutkan dan di takuti oleh semua orang! Mereka tak segan-segan melakukan apa pun demi uang, kegiatan usahanya pun rata-rata ilegal serta tak perduli dengan hukum !" jelasku. Martina terdiam

"Sedang yang kedua di sebut Mafia putih! mafia ini lebih banyak berada di belakang layar dengan usaha yang legal tapi menggurita di berbagai lini usaha yang cenderung remeh dan menghimpun banyak orang atau kaum bawah! seperti jasa keamanan, bank, klub, perjuadian dan lain sebagainya! dan keluargaku seperti itu! lihat saja pamanku sekarang usahanya di bidang perfilman, televisi dan musik !" kataku.

"Tapi memang keduanya juga di awasi oleh badan intelejen di berbagai negara! mafia hitam sudah pasti kelihatan! tidak dengan mafia putih yang tidak tersentuh karena semuanya legal dan mentaati perusahaan! apa bedanya pengusaha dan Mafia putih? pengusaha sudah jelas semuanya ada, usahanya kantornya, struktur manajemen, serta kepemilikannya! sedang mafia putih, walau punya usaha tapi itu di kendalikan pihak ketiga! dia hanya mengawasi dari jauh! tidak memiliki tapi menguasai !" ujarku, membuat Martina tak bisa berkata apa-apa.

"Dan kamu katanya akan memimpin itu ?" tanyanya tak percaya.

"Bisa di bilang aku ini sekarang sudah menjadi Lady Mafia! walau belum resmi secara keseluruhan! tapi secara keluarga besar klan mafia! aku sudah sah !" kataku tersenyum.

"Apa tidak apa-apa? kamu kan masih muda ?" tanyanya.

"Karena itulah, aku belum resmi! masih tahap di godok atau mempelajari semuanya !" jawabku.

Dan pembicaraan pun selesai, kami harus tidur karena besok syuting lagi dengan skenario dan adegan yang baru. Paginya kami bangun dan sarapan. Setelah itu berangkat karena ada mobil yang menjemput kami. Ketika sampai ke studio. Ada asisten kami yang membawa kami ke trailer atau tempat khusus para bintang untuk istirahat, berdandan dan lainnya. Tidak seperti kemarin di ruangan khusus.

Ada dua trailer, satu untukku dan lain untuk Martina. Aku tertegun trailer bagus dan komplit, ada kamar tidur lengkap dengan kamar mandi dan lainnya. Aku pun punya staf sendiri yang melayani apa pun keinginan kami. Bahkan asisten sutradara sendiri datang membawa skenario baru untukku, sebenarnya sih sama tapi adegannya di perbanyak, begitu pun dialognya. Dan semuanya ada 30 lembar lengkap dengan penjelasan adegannya.

Sementara kemarin hanya dialognya saja sedang adegan aktingnya langsung ketika syuting. Martina pun sama kaget dan tak percaya, dulu hanya sebatas pemanis sekarang ya, ada pengalaman berakting dan tetap sebagai figuran yang tidak lama. Tapi setidaknya bukan hanya selewat saja. Jadi bila kita menonton dramanya kelihatan oleh orang banyak. Oh itu kan si anu! ha .. ha ...! lumayan buat bahan julid bagi para hatter. Baru segitu saja main di drama udah bangga!

Begitu pun dengan gaun atau pakaiannya. Kemarin sudah di pilih semuanya, termasuk dandanannya. Sekarang? ada staff datang untuk membuat aku memilih yang akan di kenakan, termasuk riasan dan sebagainya.

"Apa tidak apa-apa nih? kalau aku memilih sendiri? apa nanti kata sutradara ?" tanyaku karena bisa saja sutradara tak menyukainya. Dan kemarin ada loh yang seperti itu di bentak hanya karena pakaian tak sesuai.

"Justru ini perintah sutradara !" katanya.

"Oke !" jawabku, aku harus menyesuaikan baju dengan adegannya.

Setelah semua selesai kami ke tempat syuting dan semuanya berjalan lancar, tanpa perlu berlama-lama menunggu. Kami menyadari akting kami masih kurang, tapi kami sudah tahu prosesnya ketika membintangi sebuah iklan.

------------------

"Oke, bagus! cut !" seru sutradara ketika syuting selesai. Untuk hari ini, semua begitu berbeda. Semua menyapa kami akrab. Bukan hanya para kru tapi juga para pemain lain yang berebutan ingin di foto bersama kami. Kini kami layak menjadi aktris? atau di kenali ? tapi kami tetap biasa saja sikapnya tak berubah.

Akhirnya syuting selesai, aku dan Martina kembali ke New York. Keesokan harinya aku berangkat kesekolah, kali ini mobil mengantarkan sampai ke gerbang sekolah. Aku keluar dari mobil dengan pakaian seragam dan juga kacamata. Semua menatapku dari ujung rambut. Tak lama semua ponsel berdering, begitu juga denganku. Aku membukanya dan tersenyum ... Yap videoku yang bermain serial terkenal mulai beredar.

Membuat semua tertegun dan berbisik-bisik. Beragam komentar netizen mulai bermunculan ada yang memuji, tetapi ada juga yang jahat. Hanya modal tampang doang aktingnya tidak ada. Dan aku akui itu, namanya belajar dan baru. Sejauh ini tak ada lagi komentar miring dari anggota Cherrleader dan pemain football. Tapi aku tahu sebabnya salah satu dari mereka ulang tahun, dan tak lama undangan umum buat seluruh murid sekolah di undang ke acaranya.

Dan itu menutupi berita tentang aku, tetapi aku menyadari mereka melakukan itu setelah berita buruk tempo hari yang mengharuskan para anggota mereka nilai pelajarannya harus baik. Acaranya di langsungkan di sebuah klub malam exklusif. Semua orang boleh tak bawa kado. Dan itu menjadi perbincangan hangat.

"Lo mau datang ?" tanya William.

"Emang boleh ?" tanyaku cuek.

"Ya, boleh lah! kan semua murid di sekolah di undang !" katanya, aku tersenyum.

"Engga sayang! itu hanya jebakan !" jawabku tersenyum.

"Jebakan? maksudnya apa ?" tanyanya tidak mengerti.

"Begini, kalau benar semua murid di undang! seberapa banyak sebenarnya yang mau datang ?" tanyaku.

"Maksud gue yang benar-benar mau datang! dan lo tahu tempat pestanya? gue tahu kok tempatnya dan itu adalah ... kepunyaan tante gue !" kataku. William terkejut. Aku memberikan sebuah foto 6 tahun lalu. Ketika aku menjadi Miss Little turut membuka klub mewah dan exklusif ini. Dan memang bukan klub biasa. Tante Ramona pergaulannya sangat luas dan semua kalangan atas dari para usahawan, konglomerat dan sosialita serta celebritis dunia.

"Wow ... !" tanya Wiliam tak percaya.

"Tidak semua orang bisa masuk! dia pasti punya ini !" aku memperlihatkan sebuah kartu. Ada tiga kartu keanggotaan dari biasa, silver dan Gold. Kartu biasa hanya gratis minuman selamat datang dan tambahan. Silver mendapat ruang khusus, minum dan cemilan gratis. Gold mendapat ruang VIP, minuman, cemilan dan layanan khusus.

"Di atasnya ada Black Silver dan Black gold! apa istimewanya? rahasia !" kataku memperlihatkan kartu Black Gold, aku menerimanya sebagai hadiah khusus kemenanganku menjadi Miss Teen.

"Anjelina sayang, kamu jangan bilang-bilang kedua orang tuamu ya !" bisik tanteku. Karena usiaku masih muda, belum boleh masuk ke klub. Kalau bisa memilikinya seperti dia, artinya ada dua. Satu mengambil kepunyaan ayah atau ibunya. Walau pun bisa itu hanya bisa Silver saja. Jelasku kepada Wiliam.

"Coba nanti lo intip kartunya sama atau tidak !" kataku. William mengangguk.

Dan tak lama di gossip girl beredar, dress code untuk masuk ke acara pesta. Dan William mengirimkan foto kartu yang di pegang Karen, yap dia yang ulang tahun yang ke 17 tahun. Disini perayaan ulang tahun yang ke 17 tahun memang harus spesial sebagai dari anak perempuan menjadi gadis remaja yang menuju kedewasaan. Kartu itu gold artinya bagi klub termasuk biasa saja, dan itu mungkin papanya. Boleh kok pesta di sana,asal ada ijin dari kedua orang tuanya.

Bisa di sebut klub itu sebenarnya untuk orang dewasa, sedang untuk remaja ada tempat lainnya yang lebih oke. Aku mengajak William dan Martina ke sana. Aku kemudian memperkenalkan William kepada Martina ketika bertemi. Tapi sebelum ke Klub, aku mengajak mereka untuk ke mall dulu. Martina sekarang sudah mengerti dan tak sungkan lagi, untuk mengambil baju yang ada di sini.

"Karena klubnya berkelas, maka pakaiannya pun haruslah oke !" ujarku, William menatap tak berkedip melihat pakaian yang berada di sini. Aku mengajaknya memilih pakaian yang sesuai dengannya.

"Pantes aja lo, punya barang brended terus dan memang belum ada di toko mana pun! ternyata punya mall khusus !" katanya kaget. Aku tersenyum.

William adalah putra pemilik jaringan supermarket yang tersebar di Amerika dan Canada. Dan juga mempunyai beberapa pabrik makanan populer di Amerika. Jadi dia sebenarnya bukan orang biasa. Setelah memilih pakaian, kami pun berangkat ke klub itu. Sesampainya di sana. Kami terkejut karena banyak yang mengantri untuk masuk. Padahal bukan weekend. Di dominasi anak muda dan remaja.

"Bagaimana ini penuh banget !" ujar Martina. Tapi mobil malah masuk lewat belakang. Semua tertegun.

"Kenapa lewat belakang? jangan bilang, ini milik keluarga lo !" kata William sambil menatapku, aku tersenyum dan turun dari mobil. Dan di sana sudah ada seorang penjaga bertubuh tinggi besar dan menghormat kepadaku, lalu membuka pintu. Ada manajer yang menunggu, mengajak masuk ke dalam dan membawa kami ke meja khusus di lantai dua, yang bisa melihat area bawah yang rame sekali. Musik dance kekinian terdengar dan banyak di antara mereka sedang berdangsa.

"Silahkan !" ujar seorang pelayan yang membawa minuman pembuka dan juga cemilannya.

"Waw ... gue baru kali ini masuk ke sebuah klub! lo pasti tahu kan? boro-boro masuk ke sini! makan saja apa adanya! kan mama yang kerja !" ujar Martina.

"Gue juga jarang kok! sesekali doang !" kataku.

"Ini milik siapa ?" tanya William masih penasaran.

"Milik gue dong !" jawabku tertawa,

"Serius ?" tanya William tak percaya.

"Anjelina apa kabar !" tiba-tiba seorang cowok kemayu agak gemuk datang.

"Henry !" seruku kami pun cium pipi kanan dan kiri. Aku memperkenalkan dia sebagai pemilik klub kepada teman-temanku.

"Oh my god! para Queen kumpul disini !" katanya.

"Oh ya ?" tanyaku tertegun. Dia mengangguk dan menyebutkan ada Miss New York, California dan Hawai. Kami baru sadar, bahwa mereka yang masuk lima besar juga mendapatkan tugas dan pekerjaan lainnya. Walau yang utama kami berdua sih. Dan Henry pun mempertemukan kami semua dan tentu saja senang dan heboh.

Henry membawa kami ke ruangan khusus agar ngobrolnya lebih enak, santai dan juga tidak bising. Dan memang obrolan ala cewek pun mengalir, apalagi kita pernah satu tim kecuali miss New York. Maka tak heran menjadi ramai. Setelah puas mengobrol kami pun turun kebawah untuk berdangsa bersama.

--------------------

Beberapa cowok ganteng mendekati kami. Dan kembali berdangsa, Martina dekat dengan cowok berkulit hitam juga, tapi anehnya Martina menghindar. Si cowok bingung, begitu pun William. Martina pun kembali ke ruangan

"Ada apa ?" tanyaku heran.

"Maafkan, gue ... pernah hendak di perkosa waktu dulu !" katanya, aku dan William terkejut. Martina pun menceritakan dia didekati oleh seorang cowok yang kelihatan sangat baik sekali. Tapi tanpa di duga dia di ajak ke sebuah pesta, dan ternyata membawa teman cewek dan cowoknya, dia pun di berikan minuman keras yang membuatnya akhirnya menjadi mabuk, dalam keadaan setengah sadar di bawa ke sebuah kamar. Dan kejadian itu hampir terjadi sampai Martina melawan dan kabur.

Dia menangis dan aku memeluknya, ternyata semua yang lain pun ada di sana. Semua saling berpelukan. Tanpa di duga meluncurlah berbagai kejadian yang pernah di alami oleh mereka. Pernah di lecehkan, pernah di selingkuhi dan lainnya. Sedang aku dan William hanya menjadi pendengar saja, aku rasa itu lebih baik, karena yang kami alami hanya bullyan, toh semua juga pasti pernah merasakannya.

Setelah semua selesai kami berpesta lagi dan kemudian pergi tidak sampai larut malam atau pagi. Kami berpisah dan berjanji akan ketemuan lagi nanti. Keesokan harinya aku berangkat kesekolah. Ponselku berbunyi dan Gossip Girl ternyata memposting para Queen sedang berdangsa di sebuah klub terkenal di wilayah Manhattan. Semua tahu klub itu sebagai yang exklusif dan terkenal.

Di sana tercantum pemilik klub yaitu Aku dan Henry seorang influencer terkenal di dunia, dia aktif di berbagai platform media sosial dengan jutaan pengikutnya sering membahas Fashion, selebritis atau pun tempat hit dan viral. Semua mata menatapku kini dengan pandangan berbeda. Bahkan ada William di sana, ada foto dengan para selebritis muda dan sebagainya. Bukan hanya di Gossip Girl tapi juga di media sosial milik Henry. Dengan caption #MeandMissTeen!Party!

Tentu saja menjadi heboh dan di sukai oleh penggemarnya. Aku sih biasa saja, tidak dengan William yang masih agak terkejut karena mendadak terkenal di sekolah. Padahal biasa saja awalnya. Aku pun tesenyum dan merangkul pundaknya

"Santai saja! selamat datang di celebritis !" bisikku kepada William. Dan kebetulan kami memakai baju bebas. Kehebohan itu menutupi gosip si Karen yang akan berulang tahun ke 17.

Bersambung ...