Chapter 13 - Bab 12

Faila duduk disamping Nana sambil mengelus kepalanya, sementara Devli bersandar di tembok.

"Bisakah Anda jelaskan apa yang terjadi pada Nana, Nona Faila?" Devli mendekat ke Faila.

Faila diam sejenak, setelah itu ia mulai berbicara, "Aku berada di jendela saat itu, memandang keluar jendela sambil melamun. Aku tak sadar dengan apa terjadi di sekitarku, tiba-tiba saja ada benda jatuh dan dentingannya membuyarkan lamunanku," Faila berbalik menghadap Devli, "Aku langsung berbalik dan aku melihat Nana berdiri sambil menggenggam erat tangan Harry."

"Lalu?"

"Ia bilang 'enyah kau dari kak Faila' ke Harry, setelah itu ia memukul Harry hingga terpental ke belakang," jelas Faila.

"Dia melakukannya lagi," Devli melihat ke arah Nana.

"Lagi? Maksudmu?"

"Sebelumnya dia pernah memukul dagu ku sampai aku jatuh ke belakang, aku heran bagaimana dia dapat kekuatan sebesar itu."

"Hah? Serius?" Faila tak percaya.

"Aku tidak akan berbohong, itu melanggar kode etikku."

Pintu kamar terbuka, Miguelle masuk sambil membawa nampan berisi makanan. Saat melihat ke arah meja, disana juga ada nampan berisi makanan yang sama sekali belum disentuh.

"Itu makanan siapa?" Miguelle berjalan ke meja kecil yang ada di dekat kasur.

"Oh, itu punyaku," sahut Faila.

"Ngga dimakan?"

Faila hanya menggeleng, Miguelle kemudian meletakkan nampannya dan ikut duduk di sebelah Faila. Ia mengelus kepala Nana lembut.

"Kak Mig..."

"Iya? Ada apa?"

"Tadi Nana sempat sadar," ucap Faila pelan.

"Oh ya? Dia bilang apa waktu sadar?"

"Dia cuma bilang 'enyah kau dari Kak Faila' ke Harry."

"Apa yang Harry lakukan sampai Nana bilang begitu? Pasti sesuatu yang buruk," terka Miguelle.

Faila mulai menceritakan semua, dari saat ia melamun di jendela sampai Nana yang hampir membunuh Harry sebelum akhirnya pingsan lagi. Ia juga bilang tentang kedua mata Nana dan tenaganya itu. Setelah mendengar cerita Faila, Miguelle mengernyitkan dahi.

"Apa yang salah dengan Harry? Apakah tugasnya yang menumpuk membuatnya kehilangan akal sehat?" Miguelle heran.

"Entahlah, aku juga tak paham," Faila mengembuskan napas panjang, "Tapi aku selamat berkat malaikat kecil ini,"sambung Faila sambil melirik Nana. Miguelle hanya tersenyum mendengar ucapan Faila.

"Tunggu dulu, kemana Devli dan Judith sampai-sampi hanya ada kalian bertiga disini?"

"Aku keluar sebentar untuk mengambilkan sarapan yang diminta Nona Faila," sahut Devli cepat.

"Lalu Judith?"

"Kak Judith bilang kalau dia ingin ke kamar mandi, tapi sampai sekarang belum kembali."

Miguelle heran, jarak dari kamar ke kamar mandi tidak jauh, mengapa Judith belum kembali daritadi. Beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, Judith muncul dengan mulut yang sedang mengunyah sesuatu.

"Kau itu dari mana?"

"Kamar mandi, ada panggilan alam."

"Ke kamar mandi kok lama banget, kamar mandinya di alam lain?" tanya Miguelle sarkastik.

"Enggak, kamar mandinya di rumahku, sekalian makan dulu tadi," sahut Judith santai.

"Yee, curang, bisa-bisanya pulang dulu," Faila ikut nimbrung.

"Hmm..."

Nana mulai siuman, ia berusaha mengumpulkan kesadarannya. Ia memijit kepalanya yang terasa pusing. Semua yang ada di dalam kamar langsung menoleh ke Nana.

"Nana, kamu udah sadar?" Miguelle langsung mengelus kepala Nana.

Nana mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, ada Miguelle dan Faila yang duduk di tepi ranjang dengan wajah khawatair, Judith yang tengah makan sambil membaca sebuah buku kuno, dan Devli yang berdiri di dekat jendela sambil melipat kedua tangannya.

"Orang jahat itu dimana?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Nana membuat Miguelle dan Faila terkejut.

"Orang jahat siapa?" tanya Miguelle pura-pura tidak tahu.

"Ha-harry?" Nana yakin itu adalah namanya.

"Oh Harry, dia ada urusan mendadak jadi harus segera pergi."

"Begitu ya. Ibu..."

"Iya?"

"Nana laper," katanya sambil mengusap-usap perut.

Miguelle tertawa kecil melihat tingkah anak semata wayangnya itu, ia kemudian mengambil makanan yang ada di nampan dan mulai menyuapi Nana.

*****

Sore ini Miguelle memutuskan untuk pulang ke Bumi karena besok pagi Nana harus kembali ke sekolah. Sebelum pulang mereka berdua mampir sebentar ke kastil untuk berpamitan.

Katika Nana melihat Harry, ia langsung melayangkan tatapan tajam penuh kebencian ke arahnya. Harry langsung membuang muka, menghindari tatapan Nana. Setelah selesai berpamitan, Miguelle dan Nana langsung kembali dengan Devli ikut serta bersama mereka.

*****

Sesampainya di rumah, Nana langsung masuk ke kamar dan menghempaskan diri ke kasur. Miguelle berdiri diambang pintu sambil melipat kedua tangannya.

"Akhirnya, aku mencium udara Bumi lagi," ucap Nana sambil memejamkan mata.

"Kamu istirahat ya, besok kan harus ke sekolah," Miguelle kemudian pergi dari ambang pintu dan kembali ke kamarnya.

Nana masih berbaring di kasurnya, mencoba merasakan suasana yang tidak bisa ia rasakan di Ethudan. Dua hari pergi dari Bumi rasanya sudah seperti pergi selama bertahun-tahun.