Chereads / JAGAT PURNAMA / Chapter 1 - Chapter 0 : Perpisahan

JAGAT PURNAMA

HAESYE
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 26.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Chapter 0 : Perpisahan

Jagat purnama anak laki-laki berusia 15 tahun hidup sendiri di tengah hutan belantara yang dipenuhi pepohonan rimba. Kehidupannya mulai sulit saat 10 tahun lalu ditinggal pergi oleh sang nenek yang merawatnya untuk membeli bahan-bahan pengobatan oleh seseorang bangsawan kerajaan

Tapi sudah 10 tahun lamanya jagat menunggu kepulangan sang nenek dengan sangat mengharapkan kedatangannya hingga air mata terus menetes setiap hari. Hidup ditengah hutan belantara dengan pencahayaan yang minim dan ditemani oleh suara serangga disetiap malamnya

Hari demi hari hanya dilaluinya dengan berburu makanan didalam hutan. Dengan sedikit latihan sihir element dari seonggok buku yang ditinggalkan sang nenek di sebuah meja kerja neneknya

Jagat berusaha setiap hari untuk berlatih hingga tidak tau sudah seberapa kuat kah dirinya saat ini, hanya kerinduan yang terus ia rasakan setiap malam. Setiap malam saat menjelang tidur jagat hanya membaca buku yang ditinggalkan neneknya bahkan sudah berapa kali pun ia membaca tidak terhitung jumlahnya membuat ingatan jagat hanya di isi oleh buku-buku yang ada di rumahnya

Selama 10 tahun hidup menyendiri dan belajar semua yang telah ia baca membuat jagat bisa membuat obat dan racun serta kekuatan fisik yang sangat luar biasa didapatnya dari seringnya dia berburu dan berlatih. Semua element dia kuasai bahkan sihir hitam yang mengerikan pun ia paham betul tapi enggan melakukannya

10 tahun berada di tengah hutan membuat jagat bosan, jagat memutuskan untuk meninggalkan rumah yang sudah membesarkannya selama 15 tahun dengan linangan air mata

"Nenek aku pergi, semoga kita bertemu lagi ditempat lain"

Ucapan salam perpisahan jagat kepada rumah peyot yang bisa ambruk kapan saja ini dengan rasa kesedihan yang begitu mendalam. Dengan membawa tas kecil di punggungnya dan beberapa obat penyembuh yang dibuatnya untuk berjaga-jaga jika di suatu perjalanan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan

Selangkah demi selangkah yang tidak terhitung jumlahnya itu membuat perjalanan jagat semakin melelahkan dengan irama angin yang menabrak dedaunan membuat pepohonan bergoyang seakan mengiringi perjalanan jagat menuju kota untuk mencari sang nenek

Tidak terasa perjalanan jagat sudah sampai pada sore hari ia pun mulai bergegas mencari tempat untuk beristirahat

Kemudian jagat menemukan lahan yang lumayan kosong untuk beristirahat dan tidur sementara waktu ditengah keletihan kaki selama perjalanan

Entah sudah berapa lama ia melangkah pun tidak tahu dan tidak menghitung. Jagat hanya mengikuti jalanan tanah bekas kereta kuda entah dengan arah yang benar atau bukan itu tidak ada dipikirannya sama sekali

Malam semakin sunyi api unggun yang tadinya hidup untum menghangatkan tubuhnya sekarang dimatikan agar tidak ada hewan buas yang mendekati. Jagat melihat keatas langit menyadari bulan yang begitu indah sedang dalam kondisi bulat sepenuhnya dengan warna merah ke orenan

Kesepian yang sudah terbiasa ia rasakan membuatnya merasakan hal yang biasa, pikiran jagat hanya dipenuhi dengan isi buku dan gambaran neneknya yang rambut sudah mulai putih digulung dengan senyuman. Rasa kantuk jagat mulai meresap kedalam mata jagat perlahan lahan dan terus menyerang secara diam

Jagat pun akhirnya tertidur akibat serangan kantuk yang ditahannya beserta rasa lelah dan letih ditubuh dan pergelangan kaki yang ia rasakan selama perjalanan keluar dari rumahnya itu.malam semakin dingin udara dingin semakin menyengat hidung hingga tubuh jagat sedikit menggigil dan mulut jagat mengeluarkan sedikit asap

Suara auman serigala yang terdengar menggema di seluruh hutan menjadikan suasana hutan semakin mencekam, gelapnya malam membuat hutan semakin mengerikan deru suara langkah langkah kaki semut terdengar di akibat kesunyian hutan ini

Malam semakin meninggalkan dunia, cahaya sinar rembulan yang indah mulai meninggalkan jagat dari tidurnya

Sang mentari mulai melangkah keluar dari tidurnya beserta jagat yang mulai terbangun dari tidur nyenyak nya tanpa gangguan sama sekali

Surya menyongsong keatas menyinari sebagian hutan, jagat terbangun akibat sinar matahari yang begitu terang menyoroti matanya yang masih tidur lelap

Jagat mulai menyiapkan makan sebelum melanjutkan perjalanannya menuju kota, jagat mulai berburu hewan yang hidup di hutan ini

Mencari dari semak ke semak pohon ke pohon dengan sangat cepat meloncat dari batang pohon ke batang pohon lainya dengan hebat seperti monyet yang menguasai hutan

Warna putih yang bersih sedang berada di tengah rerumputan

Seketika belati kecil dilemparkan jagat dengan begitu cepat dan berhasil mengenai kakinya

"Sial, terlalu lincah...woee tunggu kembalikan belati ku, dasar binatang biadap."

Jagat mengejar kelinci yang mencoba kabur membawa belatinya yang masih menancap di kaki sebelah kiri, dengan bekas luka dan darah yang mengalir membuat jagat mudah untuk mengikutinya

Perasaan jagat sangat kacau karena kelinci itu kabur dengan sangat cepat walau dengan luka yang separah itu. jagat tetap mencari carinya dan pada akhirnya jagat menemukan belatinya yang sudah terlepas di bawah pohon yang besar dengan daun yang sudah mengering dan berjatuhan akibat terjangan angin yang besar

Jagat mengambil belatinya dan harapan untuk memakan kelinci itu hanya tinggal kenangan yang membuat jagat semakin kesal. Jagat pun memutar badan dan kembali mencari mangsa baru untuk disantap sebelum pergi melakukan perjalanan

Mencari dan terus mencari tapi tak ada satupun hewan yang muncul dihadapannya, mengakibatkan perut jagat semakin keroncongan dan berbunyi. Jagat pun memutuskan untuk kembali ke tempatnya tidur dimana masih ada bekas api unggun yang sudah tidak berasap lagi

"Sial!! Sial!! Sial!! Kenapa harus seperti ini!! Haaaaah"

Kemarahan jagat yang diakibatkan oleh kelaparan itu menyiksa jagat dari dalam dan terus menyiksa perutnya dengan berbunyi terus menerus. Jagat pun memutuskan untuk beranjak pergi dengan perut keroncongan yang melanda perutnya

Tanpa basa-basi jagat terus melangkah jauh meninggalkan hutan ini dengan pelan-pelan dan berharap ada mangsa yang lewat didepannya tapi semakin jagat berjalan semakin jagat menjauh dari hutan jagat merasakan keanehan denga hutan ini, seakan pohon yang dilewatinya hanya itu saja dan tidak berubah sekalipun, ia berusaha tenang dengan tetap berjalan lurus tanpa menghiraukan apapun

Tapak demi setapak ia lakukan waktu terus bergulir hari semakin panas rasa haus semakin melanda jagat dengan rasa lapar yang terus menyiksanya ia hanya menahan terus menahan

Hembusan angin kencang menyejukkan suasana tapi pohon itu tidak berubah sama sekali sama persis dengan apa yang ia lihat sebelumnya, pikiran jagat mulai ber rekonstruksi sedemikian rupa berkecamuk bagaikan benang sudah menyatu satu sama lain. Jagat pun memutuskan berhenti dari langkahnya dibawah pohon kemudian duduk bersandar dibawahnya

Penasaran dengan apa yang terjadi saat ini

"Aku akan tunggu disini!! Dasar hama menjijikan!! Persetan dengan semua ini!! Aku hanya ingin pergi, dasar!!