Chereads / It's A Secret Mission / Chapter 37 - Thirty Seven

Chapter 37 - Thirty Seven

"Anya.. daripada kamu diem terus kaya gitu mending kamu bantuin kakak" ucap Arya kepada Anya yang memang sedari tadi dirinya terus diam.

"Aku harus ngapain? Kan udah beres juga semuanya, toh kakak juga beli ini kan makanannya?" Ucap Anya dengan polosnya, mengundang kekehan dari mulutnya Arya.

"Ini banyak loh yang harus diberesin, makanannya juga belum di taro di piring.. ayo sini bantuin!"

Dengan langkah gontai, Anya menghampiri Arya yang sedang mencuci piring. Piring-piring tersebut nantinya akan digunakan untuk makan malam bersama dengan Andrea dan juga Valerie.

Arya yang melihat kedatangan Anya langsung tersenyum, kemudian dia mencuri kesempatan untuk mencubit pipi adiknya itu. Satu hal yang dianggap Anya cukup menyebalkan, tapi perbuatan dari Arya barusan tidak membuat Anya mengeluarkan protes. Tidak seperti biasanya, tentu saja hal tersebut membuat Arya sedikit kebingungan karena lagi dan lagi Anya hanya diam.

Untuk kembali memastikan bahwa Anya baik-baik saja, Arya kembali melakukan hal jail kepada Anya. Tapi masih sama, tidak ada respon apapun dari Anya.

"Nya.. kamu kenapa?" Tanya Arya, mulai khawatir karena Anya tidak biasanya seperti ini.

"Aku bingung ka.." jawab Anya tapi tatapannya sangat kosong.

"Kenapa? Mau cerita?" Tanya Arya lagi sedikit hati-hati.

"Justru itu ka, makanya aku bingung"

"Kenapa? Jangan gitu deh.. kakak gangerti beneran"

Setelahnya Anya langsung menarik Arya untuk duduk, dia menatap Arya lurus sementara Arya memberikan tatapan bingungnya kepada Anya.

"Kakak janji jangan kasih reaksi yang gila"

"Gila? Maksudnya gila-"

"Udah janji aja dulu!" Potong Anya dengan nada yang ketus.

"Yaudah iya.. jadi ada apa?"

"Tadi pas di mall, aku sama ka Valerie ketemu ka Alana" seperti yang sudah Anya duga, kalau Arya akan memberikan reaksi yang kurang mengenakkan. Anya tau kalau hubungan antara kedua kakaknya itu sangat tidak baik.

"Terus?"

"Terus... ka Alana ngajak ka Valerie ngobrol, aku gatau apa yang mereka obrolin. Tapi waktu pas ka Valerie balik nyamperin aku, mukanya ga enak banget ka, sampe tadi pulang pun masih sama mukanya.." jelas Anya dengan nada yang takut-takut.

"Kamu ga nemenin Valerie pas dia lagi sama Alana?"tanya Arya dengan nada yang cukup dingin. Anya pun langsung menganggukkan kepalanya sambil memberikan tatapan yang takut.

Sontak Arya langsung menghela nafasnya panjang, kemudian dia memijit tulang hidungnya yang tiba-tiba berdenyut tanpa sebab.

"Nya.. kamu kenapa ninggalin Valerie sendirian sama Alana sih?" Ucap Arya dengan gemas. Dirinya terlalu gemas dengan sikap Anya yang terkesan ceroboh menurutnya, padahal Anya sendiri tau bagaimana Alana itu.

"Iya maaf ka.. aku ga kepikiran ke sana. Makanya aku tadi ngerasa bersalah banget sama ka Valerie"

"Dan kamu juga harusnya tau, kalau Alana pasti bakal ngomong yang aneh-aneh ke Valerie"

"Iya ka.. maaf, aku ga kepikiran ke sana.."

Arya lagi menghela nafasnya panjang, kemudian menatap Anya sendu. Tapi pikiran Arya saat ini tertuju kepada Valerie, dalam benaknya saat ini dia terus saja memikirkan keadaan Valerie sekarang. Dan Arya juga sangat yakin 100% kalau Alana mengatakan sesuatu yang buruk jika mendengar cerita dari Anya.

Mengingat Alana cukup terobsesi dengan dirinya.

"Yaudah, nanti kakak ngobrol sama Alana-"

"Jangan!" Potong Anya langsung.

"Kenapa?"

"Nah ini yang bikin aku bingung. Aku tadinya gaakan bilang sama kakak, karena aku tau gimana respon kakak nantinya. Aku tau kakak tu sebel banget sama ka Alana, makanya aku takut mau bilang. Tapi Anya juga terus kepikiran ka Valerie, Anya gaenak sama ka Valerie.."

"Yaudah gapapa. Ini bukan salah kamu, dan kakak emang harus ketemu Alana. Kakak gaakan biarin kalau Alana nyakitin perasaan orang lain Nya, itu bukan perbuatan yang bisa dipuji"

"jangan sampe berantem"

"Oke, kakak bisa jamin gaakan berantem sama Alana"

"Tapi ka.. kayanya kakak harus pastiin dulu keadaan ka Val"

"Iya Anya... kayanya kamu perhatian banget sama dia, kamu suka ya sama Valerie?" Tanya Arya dan dibalas dengan anggukkan kepala oleh Anya.

"Ka Val itu baik, dan Anya nyaman kalau ada di deket dia"

--

Arya sudah menduga kalau Valerie tidak akan datang ke tempatnya untuk makan malam, saat Arya bertanya kepada Andrea untuk basa-basi, jawaban dari Andrea cukup membuat Arya khawatir.

Kekesalannya terasa semakin mencuat, dan membuat Arya terus bertanya-tanya apa yang sudah Alana katakan, seberapa kelewatannya Alana sampai membuat Valerie seperti sekarang ini.

"Eum.. mas, kalau saya nganterin makanan buat Valerie boleh? Dia belum makan bukan?" Tanya Arya kepada Andrea di sela-sela makan malamnya mereka.

"Boleh ko, kayanya si dia belum makan. Dan gaakan makan, soalnya Valerie tu gitu.. kalau udah badmood suka males ngapa-ngapain. Tapi saran saya jangan terlalu banyak ditanya ya mas.. takutnya mas Arya kena semprot" ujar Andrea, membuat Arya dan juga Anya saling pandang.

"Iya mas.. siap" bales Arya sambil tersenyum simpul.

--

Saat Arya sudah menyelesaikan makan malamnya, dia langsung saja bergegas menuju apartement Andrea untuk mengantarkan Valerie makanan.

Dirinya juga tidak mau membiarkan Valerie dalam keadaan perut kosong terlalu lama.

"Valerie..." panggil Arya saat dirinya sudah masuk ke dalam unit milik Andrea.

Tak perlu sampai menyusul, Valerie langsung keluar dari kamar. Arya melihat Valerie saat ini mendadak jadi kikuk sendiri, karena ekspresi muka Valerie sangat terlihat tidak bersahabat. Arya bisa melihat itu.

"Ada apa Ya?" Tanya Valerie dengan nada bicaranya yang tenang, kontras dengan ekspresinya saat ini.

"Ini.. saya mau nganterin makanan. Kamu belum makan kan?"

Valerie hanya menganggukkan kepalanya, lalu Arya mendekat ke arah Valerie sambil menenteng nampan. "Saya taro di pantry ya Val" lanjut Arya dan lagi-lagi Valerie hanya menganggukkan kepalanya.

Saat Arya sudah menaruh nampan tersebut, setelahnya hanya aura canggung yang menyelimuti mereka. Tidak ada yang mereka lakukan selain diam, Valerie pun hanya diam berdiri di depan Arya. Tidak melakukan apapun, tatapannya pun terlihat kosong.

Sementara Arya bingung, dia harus ngomong apa. Arya terlalu takut kalau dirinya nanti salah akan memilih kata-kata.

"Ada yang mau kamu omongin?" Suara Valerie tiba-tiba saja terdengar. Ternyata Valerie memperhatikannya sedari tadi, sontak Arya langsung mendadak kikuk. Dirinya pun saat ini hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

"Kenapa?" Lanjut Valerie lagi.

"Are you ok?" Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Arya. Sementara jawaban dari Valerie hanya anggukkan kepala, tapi terlihat kalau dirinya sangat ragu.

"Gapapa Valerie.. kamu bisa jujur sama saya, saya udah tau dari Anya. Dia merasa bersalah sama kamu, tapi saya udah bilang kalau itu bukan salahnya"

"Valerie.. saya mewakili Alana ingin minta maaf sama kamu. Saya minta maaf kalau ucapan dia ada yang menyinggung perasaan kamu"