Di hari Sabtu yang sangat cerah ini biasanya digunakan oleh Valerie untuk bekerja. Karena cafenya memang selalu buka setiap weekend, namun kali ini Valerie menutup cafenya karena niat hati ingin menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya. Mengingat ini pertama kalinya untuk Valerie, setelah sekian lama dirinya tidak menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang terdekatnya dalam artian keluarga.
Tetapi, hal tersebut harus musnah seketika karena Andrea yang tiba-tiba datang ke rumah Valerie untuk menemaninya berbelanja ke supermarket. Bahkan Andrea meminta izin langsung kepada om dan tante Valerie agar Valerie diizinkan keluar, hal itu dilakukan tentu saja karena Andrea sudah tahu kalau Valerie akan menolak ajakannya tersebut.
Dan berakhirlah Valerie di sebuah supermarket yang jaraknya lumayan jauh. Mau itu dari rumah Valerie atau dari rumah Andrea.
"Gila ya Ndre.. lo itu jahat banget jadi orang sumpah" saut Valerie seraya mendorong troli ogah-ogahan.
"Salah gue apa?" Tanya Andrea tanpa mengalihkan pandangannya dari rak pendingin yang berisikan sayuran.
"Masih nanya salah lo apa?!" ucap Valerie yang ingin sekali teriak namun sayangnya dia masih punya malu.
"Yaudah si Val.. toh juga om sama tante lo udah kasih izin dan mereka oke-oke aja. Lagian kan lo tau kalau gue paling gabisa belanja sendirian."
"Mereka si oke, gue yang ga oke! Lo tega banget sumpah, gue tu hari ini mau quality time untuk pertama kalinya sama keluarga gue Ndre!"
"Galama, abis dari sini gue langsung pulangin lo. Jadi gausah khawatir oke? Lagian masih ada besok.. cafe tutup sampe besok kan? Kalau tutup, lo puas-puasin dah tu family time" Valerie hanya mendelik lalu dia menganggukkan kepalanya, tidak peduli apakah Andrea melihat atau tidak.
"Gue awalnya emang mau ke rumah ibu gue Val, cuman pacarnya lagi kerumah.. dan gue lebih milih nyulik lo daripada harus berhadapan sama pacar ibu gue" lanjut Andrea lagi sambil tersenyum kecut. Kini ekspresi wajah Valerie berubah. Dari yang sebelumnya acuh tak acuh, menjadi sendu.
Ucapan Andrea barusan sudah cukup menjadi satu alasan yang cukup valid dan tidak bisa terbantahkan.
"Yaudah, ini lo mau milih apaan? Cepetan, biar cepet beres! Pengen balik nih gue"
--
"Ndre, gue laper. Mau makan dulu ga?" Ajak Valerie saat mereka berdua sama-sama sudah memasuki mobil.
"Katanya lo pengen cepet balik"
"Gapapa, gue pengen makan dulu.." jawab Valerie sambil menepuk-nepuk perutnya, memberikan kode kalau dia saat ini memang sedang kelaparan.
"Yeu... labil banget si lo! Tadi aja di dalem mencak-mencak pengen cepet balik, sekarang tiba-tiba ngajak makan." Omel Andrea.
"Ya maap.. lagian kalo perut laper emang bisa di kontrol? "Heh perut kamu jangan dulu laper ya, nanti aja lapernya kalau udah dirumah". Kan ga begitu konsepnya Ndre, jadiya beda lagi. Kalo laper ya makan aja dulu" ucapa Valerie yang walaupun kenyataannya memang tidak begitu, tapi Andrea itu terlalu transparan untuk Valerie. Dan saat situasi seperti ini, Valerie sudah tau apa yang harus dilakukannya untuk mengembalikan moodnya Andrea seperti sedia kala, meskipun Andreanya sendiri dalam keadaan yang sudah tidak bisa dikatakan bersahabat.
Jarak yang mereka tempuh menuju tempat tujuan sekitar 30 menit, itu karena Andrea yang terus labil menentukan pilihannya padahal yang bersandiwara kelaparan adalah Valerie, bukan dirinya.
"Gue jamin, disini enak. Soalnya gue sama orang kantor kadang suka makan disini"
"Terserah lo ajalah. Gue pengen cepet makan!"
Valerie dan juga Andrea berjalan beriringan menuju restoran tersebut. Lalu mereka melihat -lihat meja mana yang kosong, mengingat saat ini jam makan siang dan restoran cukup penuh.
Sampai ketika matanya Valerie menangkap keberadaan seseorang yang dikenalinya, begitupun juga Andrea.
"Ndre, klien lo tuh.. mau disapa ga?" Ucap Valerie sambil mengarahkan kepala bulat Andrea ke arah meja dimana Arya berada.
"Ih! Harus itu... ayo Val, kita pencitraan dulu"
Namun, belum sempat mereka berdua melangkah. Ternyata Arya lebih dulu menyapa mereka dengan melambaikan tangan seraya teraenyum kepada mereka berdua.
"Halo pak Arya.." sapa Andrea lebih dulu saat mereka sudah berada di dekat Arya.
"Ini lagi diluar kantor loh mas.. masa iya manggil saya bapak" balas Arya dengan wajah memelas. Andrea dan juga Valerie hanya terkekeh sebagai tanggapannya.
"Hai Val, ketemu lagi kita"
"Hai juga Arya! Kayanya kita ketemunya tiba-tiba terus ya gasi?"
"Jadi kalian suka ketemuan?" Tanya Andrea terkejut.
"Beberapa kali aja mas, saya kebetulan pernah dateng ke cafenya Valerie. Terus kemaren kita ketemu di Apart, waktu pas mas Andrea lagi sakit" jawab Arya yang mendapat anggukkan setuju dari Valerie.
"Lah? Pak Arya tinggal satu gedung sama saya?" Tanya Andrea lagi yang masih terkejut.
"Baru pindah mas.. unit saya pas sebelahnya mas, maaf ya mas saya belum sempet mampir. Nanti boleh lah, mas dateng ke unit saya"
"Wah! Boleh tu pak, nanti saya mampir yah"
Terlalu larut dengan pembahasan ringan, mereka bertiga terintrupsi dengan suara deheman yang berasal dari seorang perempuan, sayangnya keberadaannya tidak disadari oleh Andrea juga Valerie.
"Ya ampun! Anya maaf... ngomong-ngomong kenalin, ini adik saya namanya Anya. Nya, ini temen kerja kakak" ucap Arya saling mengenalkan mereka satu sama lainnya.
"Hai kakak-kakak! Nama aku Anya, aku adik bungsunya ka Arya" sapa Anya dengan ramah, Valerie sangat kagum melihat wajah Anya. Bukan hanya cantik, tapi wajah Anya itu imut. Siapapun yang melihat wajah Anya pasti tidak akan pernah bosan.
"Kamu cantik banget!" Puji Valerie sambil tersenyum ramah, Anya yang mendengar itu juga ikut tersenyum. Tangannya terulur untuk memegang rambutnya Valerie, "kakak juga cantik! Ajarin aku kepang kaya gini dong ka!" Ucap Anya tiba-tiba, Valerie sempat bingung sampai akhirnya ia tersadar kalau rambutnya memang sedang dikepang. Melihat itu Valerie mendengus geli, lalu ia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Boleh.. nanti kakak ajarin ya cara kepang rambut kaya gini"
--
"Lo akrab banget kayanya sama pak Arya, emang kalian udah se deket itu ya?" Tanya Andrea dengan nada bicara yang sangat penasaran.
Dirinya sudah tidak tahan ingin bertanya hal ini saat mereka sudah keluar dari restoran.
Valerie mendengar pertanyaan dari Andrea langsung merasa geli sendiri, karena dia tidak pernah terpikirkan kalau Andrea akan bertanya seperti itu.
"Engga... orang ketemunya aja baru berapa kali. Gabisa lah gue bilang kalau kita udah se deket itu"
"Tapi dari cara kalian ngobrol tu beda banget tauga, kaya gue sama lo gini.."
"Yaudah, kalau gitu berarti temen gue nambah. Gacuman lo doang, yakan?"
"Emang kalo cuman gue doang kenapa?"
"Bosen"