Sahabat yang baik akan bisa memahami sahabatnya tanpa perlu memaksa, sahabat yang baik akan selalu peduli demi kepentingan sahabatnya. Terima kasih karena kamu telah menjadi sahabatku dan tidak memaksaku untuk mengatakan rahasia terdalam yang kumiliki – Bestfriend
Merry, dan Fanda sedang bersiap-siap untuk pesta kelulusan nanti sore yang akan diselenggarakan di sebuah hotel, dengan menggenakan kebaya merah muda dan rambut yang dikeriting Merry menggenakan eyeshadow merah muda yang dihiasi dengan mascara dan eyeliner yang bewarna hitam kecoklatan.
"Sayang Novi tidak bisa ikut dengan kita." Ucap Fanda sambil mengeriting rambut Merry.
"Iya, dia mendadak ada keperluan, saudaranya datang, mau bagaimana lagi." Ucap Merry santai.
"Setelah ini, apa kamu akan berangkat ke Jerman?" Tanya Fanda.
Wajah Merry sedikit sedih, "Bulan depan aku berangkat, kamu jangan sedih ya."
Fanda tersenyum, "Bukannya kamu yang sedih karena berpisah dengan kekasihmu hahaha.." goda Fanda dan ia meletakkan alat pengeriting rambut di kursi kecil sebelahnya.
Merry menatap dirinya di cermin, ia melihat pantulan sinar yang memancar dari kalung air mata bulan miliknya.
Fanda yang selesai memasang anting-anting emas miliknya, berkata, "Mer, aku tidak tahu apa yang kamu sembunyikan dariku, tetapi sejak kamu bersama dengan Fernando kamu terlihat lebih misterius. Meskipun Fernando sering menghilang tanpa kabar, kamu hanya menangis, tetapi pada akhirnya kamu bisa bersama dengannya kembali, seakan-akan semua yang terjadi tidak ada artinya."
Merry hanya tersenyum, dan memegang pundak sahabat baiknya, "Fan, ada hal yang tidak bisa aku katakan, sebenarnya kehidupan Fernando sendiri sudah sangat rumit, tetapi….."
"Mer, apa kamu tidak mengenal aku?"
Merry terdiam mendengar ucapan sahabatnya, dan Fanda melanjutkan ucapannya, "Sebagai sahabat, ada kalanya kita menyembunyikan sesuatu, aku sangat paham karena di masa depan yang akan menemanimu sampai tua adalah Fernando, tetapi aku berharap meskipun kita memiliki keluarga, kamu tidak pernah melupakan sahabatmu ini."
Mata Merry berkaca-kaca dan ia memeluk sahabatnya, "Terima kasih Fan, kamu memang sahabat baikku, suatu saat jika keadaannya memungkinkan aku akan bercerita kepadamu. Terima kasih sahabatku."
***
"Apa kamu yakin Nando, jika ini dapat berhasil?" tanya Novi yang berada di sebelah Fernando.
Mereka berdua berdiri di belakang gedung hotel, dan Novi yang kembali ke wujud aslinya, bersiap-siap untuk memberikan perlindungan di hotel yang akan mereka pakai untuk acara wisuda.
"Kita tidak akan tahu jika tidak mencobanya, meskipun Elsha berada di dunia siluman, tetapi tidak ada jaminan dia tidak mengacau acara ini, aku tidak mau kejadian saat malam hallowen terulang kembali." Ucap Fernando dengan serius.
"Bagaimana jika kita memanggil Julio untuk membantu, karena tenaga yang akan dikeluarkan.." belum selesai Novi berbicara, Fernando menyela.
"Apa kamu tidak mau melakukannya?!"
"Baiklah, aku juga sudah berbicara dengan binatang yang ada di sekitar hotel untuk menjaga kita dari manusia atau siluman yang mungkin akan melakukan penyerangan, ayo kita lakukan." Ucap Novi.
Novi dan Fernando mengulurkan kedua tangan mereka, dan memberikan sihir perlindungan pada hotel tersebut, sehingga tidak ada siluman yang bisa masuk dan menganggu acara. Perbuatan yang dilakukan mereka berdua tentu sangat beresiko karena akan memakan sebagian energi mereka, apalagi Novi adalah siluman terlemah, namun berkat bantuan dari Fernando, maka Novi bisa memberikan sedikit tenaganya. Saat hampir selesai, mereka berdua benar-benar sudah tidak kuat lagi, kaki Novi mulai gemetar, sementara Fernando sendiri sudah tidak kuat untuk mengalirkan sihir perlindungan.
"Nando, aku tidak kuat lagi." Ucap Novi dengan nada terenggah-enggah.
"Tunggulah, sebentar lagi selesai," belum sempat Fernando menyelesaikan kalimatnya ia hampir pingsan, dan tiba-tiba sebuah sinar menopang Fernando dan Novi, kemudian dari belakang mereka muncul sebuah sinar putih yang menutup hotel tersebut dengan sihir perlindungan.
"Julio…" Novi menoleh kebelakang, dan terkejut melihat kedatangan Julio.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Fernando dengan sinis.
Sejak Fernando mengetahui bahwa Julio dan Novi bekerja sama untuk mencelakakan Merry, hubungan Fernando dan Julio menjadi renggang, dan Fernando masih bersikap dingin terhadap kucing kesayangannya.
"Maafkan hamba tuan, jika ini dibiarkan maka tuan dan nona Novi akan sama-sama terluka." Julio bersujud di hadapan Fernando.
"Nov, bersihkan dirimu, Merry dan Fanda sudah sampai." Ucap Fernando tanpa mempedulikan Julio.
***
Novi sengaja berjalan masuk lebih dahulu agar tidak ketahuan oleh Fanda dan Merry, ketika memasuki lobby hotel dengan menggenakan kebaya abu-abu perak, dan sepatu hak tinggi yang memiliki warna senada, Novi berjalan sedikit lambat mendekati kedua sahabatnya.
"Nov, mengapa wajahmu pucat?" tanya Fanda.
Novi hanya tersenyum, "Iya sebenarnya hari ini aku sedikit kelelahan karena dari kemarin harus mengajak saudaraku yang dari luar kota jalan-jalan."
"Kamu terlihat seperti orang yang kehilangan setengah energinya." Sahut Merry.
Novi sangat paham, bahwa Merry telah menyadari dirinya berbohong, bagaimana mungkin seekor siluman dapat sakit hanya karena jalan-jalan saja. Tidak beberapa lama datanglah Fernando yang menggenakan setelan jas navy blue dengan rambut yang diarahkan kesamping yang membuat dagunya terlihat lebih tajam.
"Kalian sudah datang? Ayo kita ke atas." Ucap Fernando sambil mengandeng tangan kekasihnya.
Setelah acara pengumuman dan penyerahan ijazah, acara dilanjutkan dengan makan malam bersama yang sudah disediakan oleh pihak hotel, para siswa dan siswi menuju beberapa meja yang sudah di tata dengan berbagai macam kue, makanan dan minuman segar. Saat asyik menyantap makanan, tiba-tiba turunlah hujan yang sangat deras.
Merry yang berada di sebelah Fernando, berbisik, "Hei, apa kamu sedih?"
Sambil memakan kue yang ada di piringnya, Fernando menjawab, "Jangan selalu menyalahkanku jika hujan, ini memang siklus alam dan aku tidak bisa berbuat apa-apa."
"Ah, iya aku ingat waktu kita bertemu di pos satpam sekolah saat malam hari, hari itu hujannya turun cukup lama."
"Karena hal itu aku jadi tidak bisa pulang kerumah, dan akhirnya bertemu denganmu yang sedang kesal." ejek Fernando.
"Sudah hentikan, ayo makan!" ucap Merry yang kesal, dan segera berpindah untuk mengambil kue kesukaannya.
Ketika hendak mengambil kue, tanpa sengaja sendoknya terjatuh, ketika mengambil sendok itu tiba-tiba Merry terdiam melihat ukiran kaki meja makan tersebut.
"Mer, ada apa?" tanya Andrew yang sengaja mendekati Merry.
"Tidak apa-apa, maaf Ndrew aku ke sana sebentar." Merry langsung pergi tanpa mempedulikan Andrew dan menuju ke salah seorang pelayan.
Setelah bercakap-cakap dengan pelayan, wajah Merry berubah menjadi bahagia.
***
Andrew menahan kekesalannya, dan berjalan mendekati Fernando.
"Selamat atas kelulusanmu."
Fernando tersenyum, "Selamat juga."
Setelah meneguk segelas jus jeruk, Andrew berkata, "Padahal selama ini pangeran berhati dingin tidak pernah tertarik dengan gadis-gadis di sekolah, tapi mengapa sekarang pangeran es tersebut justru berpacaran dengan Merry? Apa kamu hanya ingin mempermainkannya?"
Fernando tersenyum sinis, dan berkata, "Mengapa kalian putus?"
"Apa perlu aku menjelaskan itu semua padamu?!" jawab Andrew dengan kesal.
"Laki-laki sejati berani mengakui kesalahannya, jika kamu tidak bisa menjelaskan alasan kalian putus, berarti kamu memang memiliki kesalahan yang membuat Merry benar-benar membencimu! Atau selama kalian pacaran kamu hanya berniat mempermainkannya?" ucap Fernando sambil meletakkan piring kuenya di meja.
"Hahaha… apa sekarang kamu memberikan ceramah kepadaku!" ucap Andrew dengan kesal.
"Sifat pemarah dan posesifmu yang membuat Merry menderita selama ini! Jika kamu memang mencintai Merry, kamu akan membuatnya bahagia bukan menderita!" Ucap Fernando dengan nada dingin.
"Bahagia? Apa kamu sendiri sudah membuat Merry bahagia? Bagaimana dengan kekasihmu yang tiba-tiba datang ke sekolah serta menciummu di depan Merry? Bagaimana perasaan Merry saat kamu memasang status bersama kekasihmu! Apa perbuatanmu itu membahagiakan Merry?" Andrew melirik ke arah Fernando.
"Semua itu hanya salah paham, dan mulai sekarang jangan pernah berhubungan dengan Elsha, dia monster yang bisa membuatmu jatuh dalam jebakannya."
"Hahaha… jahat sekali ucapanmu untuk teman masa kecilmu itu."
"Jangan pernah percaya kepada orang asing." Ucap Fernando sambil meninggalkan Andrew.
Keadaan Fernando benar-benar tidak baik, ia hampir tidak ada tenaga untuk menghadapi Andrew karena sihir perlindungan, dengan cepat Fernando berjalan menuju lobby hotel dan langsung duduk di sofa, yang ternyata sudah ada Novi di sana.
"Kamu di sini?" tanya Fernando.
"Aku benar-benar tidak kuat, karena itu aku langsung kabur di tengah acara saat kamu sedang bersama dengan Merry."
"Benar-benar menyebalkan memiliki kekuatan yang terbatas!" Fernando mengepalkan tangannya.
"Wajahmu terlihat pucat, sebaiknya kamu segera pulang dan beristirahat untuk memulihkan tenagamu, biar aku yang mengantar Merry pulang." Ucap Novi.
"Tidak mungkin aku melewati parkiran tanpa terkena air hujan." Ucap Fernando, jalan menuju parkiran harus melewati taman belakang hotel yang membuat mereka pasti terkena hujan.
"Jadi hujan ini bukan karenamu?" tanya Novi.
Fernando hanya menghela nafas dan tidak menjawab pertanyaan Novi.
Di tengah percakapan mereka berdua muncullah Fanda, "Kalian berdua kenapa di sini?"
Fernando dan Novi sama-sama melihat Fanda, Novi segera menjelaskan keadaannya, "Aku sedikit lelah karena harus berdiri karena itu aku beristirahat sebentar di lobby hotel."
"Apa Merry masih di dalam?" tanya Fernando.
"Justru itu aku ke sini mencarimu, Andrew menganggu Merry sejak kamu keluar dari ruangan." Ucap Fanda yang mulai curiga dengan Fernando.
Fernando segera berdiri, namun karena keadaannya yang belum membaik, maka Fernando berjalan oleng, dengan cepat Fanda dan Novi memegang tangan Fernando agar ia tidak jatuh.
"Kalian berdua kenapa hari ini sama-sama terlihat pucat? Apa kalian sakit?" tanya Fanda yang mulai curiga.
***
Karena permintaan Novi, sekarang Fanda menyetir mobil milik Fernando dan menjemputnya di lobby depan, saat mobil sudah sampai Fernando langsung masuk ke mobilnya.
"Kamu sudah memberitahu Merry?" tanya Fanda.
"Iya." Jawab Fernando dengan singkat.
Di dalam pikiran Fanda banyak sekali hal yang ingin ia tanyakan, sebenarnya siapa Fernando? mengapa belakangan ini dia suka sekali menghilang tanpa kabar? Mengapa hari ini dia bersama Novi terlihat seperti orang yang kelelahan? Dan yang membuat Fanda heran, apakah benar Fernando akan sakit jika terkena air hujan, sehingga Novi harus meminta tolong padanya untuk mengantar Fernando pulang.
"Jika ada yang ingin kamu tanyakan, katakan saja, tetapi satu hal yang ingin aku katakan, bahwa aku tidak mungkin mengkhianati dan melukai Merry seperti Andrew." Ucap Fernando.
Fanda terkejut mendengar jawaban Fernando, seakan-akan Fernando bisa membaca pikirannya, "Kamu seperti bisa membaca pikiranku, sebenarnya siapa kamu?"
"Aku hanya anak dari seorang penulis novel, tolong katakan kepada Merry jika aku ada keperluan mendadak sehingga kamu harus mengantarku, jangan bilang jika aku sakit."
"Baiklah, aku tahu kamu tidak ingin membuat Merry khawatir, tetapi sebagai sahabatnya aku hanya ingin mengatakan, awas kalau pada akhirnya kamu meninggalkan Merry tanpa kabar seperti kebiasaanmu dahulu, aku tidak ingin melihat Merry sedih dan kecewa. Apalagi seperti yang ibumu lakukan terhadap ayahku."
Fernando langsung menoleh ke Fanda, "Maksudmu?"
"Apa Merry tidak pernah menceritakan siapa diriku?" tanya Fanda.
"Merry hanya bercerita jika ayahmu memimpin…" Fernando terdiam dan berpikir, setelah semuanya masuk akal dia tersenyum dan melanjutkan ucapannya, "Kamu putri pertama dari bapak Anang Gunawan, pemilik dari penerbit dimana ibuku menerbitkan naskahnya, sekaligus teman SMA ibuku. Benar bukan Fanda Aurelia Gunawan."
Fanda tersenyum dan berkata, "Tepat sekali."