Mata biru yang sedalam lautan, tanduk yang gagah, dan halusnya rambut putihmu, membuatku semakin menyukaimu. Kamu selalu datang di saat yang tepat, seperti sebuah keajaiban, disaat hatiku sedih, takut, dan gelisah, kamu selalu datang – Pahlawanku.
"Mer, sudah menunggu lama?" ucap Novi yang mendatangi Merry setelah dari kamar mandi.
"Ah tidak kok, aku asyik membaca novel ini, penulis menjelaskan bahwa naga memiliki mata biru yang indah, aku jadi penasaran, bagaimana warna mata itu?" tanya Merry.
"Naga memiliki warna mata biru seperti biru lautan, biru lautan yang sangat dalam, hingga kita tidak dapat mengetahui bahwa di balik mata bewarna biru, ia banyak menyimpan rahasia."
"Nov, seandainya naga memang ada di dunia ini, pasti ia akan sangat menderita harus menyembunyikan identitasnya, apa kamu percaya Nov bahwa ada dunia selain dunia kita?"
"Menurutku dunia seperti itu ada, aku juga penasaran dan ingin sekali kesana." Jawab Novi.
Mendengar jawaban Novi, Merry merasa menemukan sahabat yang cocok dalam dunia fantasi, berbeda dengan Fanda yang tidak percaya dengan dunia khayal seperti itu dan sering meledek dirinya.
"Akhirnya ada juga yang satu pemikiran denganku," Merry tertawa dan Novi juga ikut tertawa, tanpa mereka sadari Fernando mendengar semua ucapan mereka.
Ditengah percakapan datanglah Fernando menuju tempat duduk mereka, setelah habis mengangkat telepon. Sampai di mall mereka segera menuju foodcourt dan mencari makan. Merry sudah menghubungi Fanda, tetapi sayangnya karena Andrew emosi dengan Fernando, maka ia juga mengadakan kerja kelompok bersama agar dapat menyaingi Fernando.
"Kalian sedang ngobrol apa?" Tanya Fernando sambil duduk.
"Kamu tahu tidak novel misterius, kisah cinta seorang naga dan manusia." Ucap Merry sambil menunjukkan sebuah novel kesukaannya.
Fernando langsung tersedak saat melihat novel tersebut.
"Ndo, kamu tidak apa-apa?" Tanya Novi dan Merry yang khawatir.
"Tidak.. tidak apa-apa." Jawab Fernando yang kembali minum karena masih tersedak.
'Kenapa mereka harus baca novel itu? Astaga itu kisah percintaan mama dan papa. Untung nama penulis disamarkan.' Ucap Fernando dalam hati.
"Apa kamu tahu Ndo novel tersebut buatan siapa? Dengar-dengar dia juga orang yang tinggal didaerah sini, ibu-ibu berumur 40 tahunan." Ucap Novi yang terlihat bersemangat.
"Aku tidak suka novel seperti itu, hanya kisah fantasi yang belum tentu benar." Jawab Fernando cuek.
"Hei, kamu jangan menghina! Siapa tahu naga itu ada dan hidup dengan kita. Ah seandainya memang benar ada seekor naga disini, pasti akan ku pacari dia hahaha.." canda Merry.
"Aku juga penasaran Mer, naga itu seperti apa kalau jadi manusia, pasti dia ganteng, keren, dan badannya berotot hahaha.." Novi mulai mengkhayal.
"Atau dia datang dengan tanduk dan badan yang berbulu lebat hahaha.." Merry menimpali ucapan Novi.
Fernando yang melihat kedua tingkah teman wanitanya, tertawa dan ikut menimpali,
"Memang benar kamu mau jadi pacar naga? Apa tidak takut dengan semburan api? Dan kukunya yang panjang? Lagipula Nov, kalau naga itu ada pasti dia akan sekeren ucapanmu tadi."
"Hahaha, buat apa aku takut apinya, justru dengan apinya, dia akan melindungiku, betul tidak Nov."
"Yakin sekali dirimu." ejek Nando.
"Semua akan dia lakukan demi cinta hahaha.." canda Merry, dan tanpa sadar Fernando yang daritadi melihat wajah Merry juga ikut tertawa.
Novi yang menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Fernando berkata, "Nando ada sesuatu yang berubah dari dirimu sekarang, selama ini kamu di sekolah tidak pernah akrab dengan wanita, bahkan jika ada wanita yang mendekatimu, kamu selalu menjaga jarak atau membentaknya dengan kasar. Bahkan selama kita sekelas tahun lalu, kamu tetap seperti itu. Tetapi kali ini berbeda sekali, baru pertama kali aku melihatmu tersenyum dan tertawa bersama kita para gadis."
Fernando terkejut dengan ucapan Novi, entah apa yang membuatnya bisa berbeda. Selama ini Fernando sengaja menjaga jarak dengan para gadis agar dia tidak jatuh cinta dan bisa menikahi Elsha sesuai kesepakatan. Tetapi sejak Merry muncul dalam hidupnya, walaupun ia berusaha menahan, tetapi ia tidak bisa menyembunyikan dirinya bahwa hanya Merry lah satu-satunya gadis yang dapat membuatnya bahagia. Tapi, apakah hal ini bisa bertahan jika Merry tahu bahwa Fernando adalah seekor naga, anak dari hasil pernikahan seekor naga dan manusia.
"Apakah sekarang pangeran es sudah berubah menjadi pangeran berhati lembut?" sindir Merry.
Dengan tenang, Fernando berusaha mengalihkan topik pembicaraan. "Apa kalian mau memesan makanan? Aku yang traktir, kalian mau makan apa?"
"Kita ikut kamu saja Ndo, dan terima kasih kamu tadi sudah membantuku dari Andrew."
Merry menggembangkan senyum manis, dan hal tersebut membuat hati Fernando berdebar-debar, dengan segera Fernando memalingkan muka dan pergi mencari makan.
"Mer, aku rasa Fernando menyukaimu." ucap Novi.
"Hah, mana mungkin dia menyukaiku?" wajah Merry kembali memerah.
"Coba kamu lihat, kalau dia tidak menyukaimu, setelah menolongmu pada saat Andrew menjebakmu, ia akan meninggalkanmu begitu saja, seperti saat ia menolongku dari bola, dan setelah mengantar ke UKS, Nando langsung pergi tanpa berkata apa-apa, juga ketika tadi Andrew mengenggam tanganmu, dengan cepat Fernando segera menolongmu dengan cara yang tidak terduga. Selain itu.."
Ucapan Novi terhenti, karena Fernando datang membawakan tiga buah nasi goreng spesial.
'Apakah ini kebetulan? Kenapa dia datang membawakan nasi goreng?' ucap Merry dalam hati.
"Apakah kalian suka nasi goreng?" Tanya Fernando, yang mendengarkan suara hati Merry.
"Sebenarnya aku suka penyetan, tetapi nasi goreng juga suka." Jawab Novi.
"Kalau kamu Mer?" Tanya Nando.
Merry tersenyum dan berkata, "Nasi goreng adalah makanan kesukaanku, apalagi kalau telurnya digoreng setengah matang."
"Ini, ambil saja telurku, punyaku setengah matang."
Fernando segera memindahkan telurnya ke piring Merry. Hal tersebut membuat Merry dan Novi semakin yakin bahwa Fernando memang menyukai Merry.
***
"Apa maksudnya dia menutup telepon dengan cepat!" gerutu Elsha.
"Ada apa Elsha?" Tanya ibu Fira sambil mengupas kentang di ruang tamu untuk makan malam mereka nanti.
"Tante, apakah Nando punya kebiasaan seperti itu? Aku hanya menelepon dan menanyakan kapan dia akan pulang, bukannya menjawab, dia justru bilang kalau sedang repot dan harus segera menutup teleponnya!"
"Mungkin dia sibuk Elsha, Nando biasa pulang jam berapa ma? Apakah dia selalu pulang sendirian?" Tanya Pak Denis sambil membaca majalah.
"Nando belakangan ini sibuk mengerjakan karya ilmiahnya, waktunya sebulan lagi akan selesai, biasanya mereka pulang sekolah selalu mampir kerumah untuk mengerjakan tugas. Seharusnya 30 menit lagi Fernando sampai di rumah pa."
Selesai ibu Fira menjawab, ada pesan masuk di handphone ibu Fira, ternyata pesan tersebut berasal dari Fernando yang meminta ijin pulang terlambat karena sedang pergi dengan teman-temannya.
"Tumben sekali Fernando mengajak temannya kesini, bukankah ia paling tidak suka jika ada temannya datang kerumah? Lagipula mengapa ia mengirimkan pesan kepada mama, bukankah ia bisa telepati dengan papa?" Tanya pak Denis yang mulai curiga dengan kelakuan putranya.
"Apa Fernando punya pacar di sekolah?" celetuk Elsha.
Ibu Fira tertawa mendengar ucapan Elsha.
"Nando tidak mungkin punya pacar, saat teman-temannya kesini untuk belajar kelompok, kalian tahu apa sebutan Fernando di sekolah?"
"Apa ma?"
"Apa tante?" ucap Pak Denis dan Elsha bersamaan.
"Pangeran berhati dingin atau pangeran es hahaha.." ibu Fira tertawa terbahak-bahak.
"Aastaga, kenapa dia bisa jadi seperti itu? Menurun siapa dia itu? hahaha" canda pak Denis.
"Bukankah itu sesuai sifatmu, saat pertama kali bertemu?" Goda ibu Fira, dan Pak Denis hanya tersenyum malu.
"Tapi, paman, bibi, apakah Fernando menyukaiku? Bagaimana kalau ia tiba-tiba menyukai gadis lain?" Elsha mulai cemburu.
Pak Denis meletakkan majalahnya dan berkata, "Tenang Elsha, Nando adalah anak yang bertanggung jawab. Walaupun ia menyukai seorang gadis, pasti tidak akan bisa mengalahkan rasa sukanya kepadamu, karena selama ini, dia hanya akrab denganmu, dan cukup menjaga jarak dengan gadis-gadis."
Ibu Fira membelai rambut Elsha dan berkata, "Selama ini, tante melihat tidak ada wanita yang disukai Nando, justru ia banyak mengeluh karena dikejar beberapa wanita di sekolahnya, kamu jangan khawatir ya sayang."
Elsha tersenyum dan memeluk calon mertuanya.
Jam menunjukkan pukul 18.00 dan Fernando belum pulang juga, hal tersebut membuat Elsha khawatir.
"Tante, mengapa Nando belum pulang? Apa lebih baik aku mencarinya?" ucap Elsha.
"Iya, sebentar, tante akan telepon." Saat ibu Fira hendak menelepon, tiba-tiba Elsa dan Pak Denis mengalami keanehan.
"Ah, aku lupa memberitahumu Elsha, ini malam hallowen, kita yang berasal dari dunia siluman, akan menunjukkan wujud asli kita, meskipun hanya sebagian." Ucap Pak Denis.
"Apa.. kulitku mulai bersisik. Lalu Nando bagaimana paman? Dia masih diluar." Elsha mulai khawatir.
"Tidak apa-apa, karena Nando adalah campuran antara naga dan manusia, dia tidak akan mengalami hal ini, hanya warna matanya saja yang berubah menjadi biru, dan Nando hanya akan berada pada wujud asli jika ia terkena air hujan." Jawab pak Denis.
Mulailah terjadi perubahan pada diri Pak Denis. Ia adalah seekor naga, maka tanduk dan gigi taringnya mulai memanjang, dari bulu-bulu putih mulai keluar dari tangan dan kakinya, sehingga menutupi kulitnya. Kemudian bola mata Pak Denish yang awalnya hitam berupa menjadi biru.
Sedangkan Elsha yang adalah siluman ular, tangan dan kakinya mulai mengeluarkan sisik bewarna hijau, gigi taringnya menjadi lebih panjang dan tajam, bola matanya berubah menjadi hijau tua. Tidak beberapa lama Fernando datang.
"Kalian berdua sudah berubah?" ucap Nando.
"Kamu darimana saja? Kenapa jam segini baru pulang? Dan kenapa warna matamu tidak berubah?" Tanya Elsha.
"Aku habis jalan-jalan dengan teman, aku menggenakan soflen hitam, karena tahu bahwa ini adalah malah hallowen. Kamu harus tahan dengan kondisi ini dan jangan keluar rumah selama tiga hari."
"Beruntungnya dirimu tidak berubah, dan bisa ditutupi oleh soflen, padahal aku juga ingin pergi ke acara sekolahmu" gerutu Elsha.
Hati Nando langsung jengkel mendengar ucapan Elsha, ia teringat akan masa lalunya dimana kebebasannya telah diganggu oleh Elsha, sambil menahan emosi, Fernando menjawab,
"Lebih baik kamu di rumah, daripada wujudmu ketahuan didunia manusia." Fernando segera membalikkan badan dan menuju ke kamarnya.
***
Pintu kamar Fernando terbuka, ayah Fernando masuk, dan duduk di kasur anaknya, sementara Fernando yang awalnya mengerjakan tugas segera duduk di sebelah ayahnya. "Ada apa pa?"
"Sayang, apa kamu masih kesal dengan Elsha?"
Fernando terdiam dan tidak mengatakan apa-apa. Sementara pak Denish walaupun jarang bertemu dengan putra kesayangannya, ia tahu bahwa pertunangan antara Fernando dan Elsha adalah karena kesalahannya, jika ia tidak menikah dengan manusia biasa, tentu pertunangan ini tidak akan terjadi.
Pak Denis adalah anak dari raja siluman yang memimpin negeri siluman dan Bernard yang adalah papanya Elsha adalah sahabat baik Pak Denish karena mereka adalah sesama kaum naga, dan raja siluman juga menyukai Bernard karena ia adalah pekerja yang tangguh dan siluman yang sangat pintar, juga ia sebagai kaum naga menikah dengan sesama siluman, sehingga raja siluman sering memanjakan Elsha dan menganggapnya sebagai cucunya meskipun Elsha bukan cucu kandungnya dan Fernando yang adalah cucu kandungnya selalu diabaikan bahkan disiksa. Karena ia jatuh cinta dengan Fira yang adalah seorang manusia biasa, maka ia diusir dari kerajaan, hal tersebut dapat ia terima, namun kemarahan sang raja tidak surut sampai disitu, saat Fira mengandung, maka sang raja ingin membunuh Fira dan juga bayi dalam kandungannya, dengan alasan itu adalah anak hasil campuran darah manusia dan siluman yang akan merusak keturunan kerajaan.
Bernard menyampaikan saran kepada sang raja bahwa jika Fernando, anak hasil campuran darah manusia menikah dengan siluman asli, maka darah yang tercampur itu akan hilang, dan anak mereka akan menjadi siluman sesungguhnya.
Saat raja menanyakan siapakah gadis yang mau menikahi anak hasil percampuran dengan manusia, maka Bernard yang istrinya tengah mengandung anak perempuan mengatakan bahwa anaknya yang akan menikah dengan anak Denish. Berkat hal itu kemarahan raja dapat dipadamkan, dan jika kontrak dilanggar, maka raja seketika itu juga akan membunuh Fira maupun Fernando. Walaupun mereka adalah cucu dan menantunya sendiri.
Pak Denis memeluk putranya, dan berkata, "Apakah kamu keberatan Nando dengan pertunangan ini?"
"Kenapa papa mencintai mama? Di dunia siluman banyak siluman wanita yang cantik, dan sejak kecil papa sudah hidup di dunia siluman, mengapa papa mencintai mama?"
Pak Denis tersenyum dan berkata, "Mamamu memang tidak secantik siluman, tetapi dia adalah wanita yang baik hati, dan wanita yang hebat. Saat dia tahu siapa papa, dia masih mau menerima papa, bahkan ia rela melindungi papa, saat papa hampir ketahuan di dunia manusia. Dan satu hal yang tidak membuat papa menyesal menikahinya adalah, berkat dia, papa punya anak laki-laki yang hebat."
Fernando tersenyum, dan berkata "Aku tidak marah terhadap papa dan mama, aku hanya tidak suka dengan Elsha yang bersifat seperti anak kecil, dan bagiku saat ini yang terpenting adalah kebahagiaan mama dan papa."
Pak Denish terharu dengan ucapan anaknya, "Mamamu benar-benar wanita yang hebat, papa bangga karena kamu menjadi anak yang hebat. Nando sebenarnya kamu tidak perlu mengorbankan dirimu seperti ini, papa akan berusaha mencari jalan keluar lain."
"Tidak apa-apa pa, pada akhirnya aku harus menikahi siluman, dan daripada aku menikahi siluman yang tidak benar, lebih baik dengan Elsha, paling tidak aku sudah mengetahui sifatnya." Jawab Nando sambil menundukkan kepalanya.
"Nando apakah ada yang ingin kamu katakan lagi? Katakanlah sayang." Pak Denish memegang pundak anaknya, dan perlahan-lahan Fernando mengangkat wajahnya untuk menatap wajah ayahnya.
"Pa, suatu saat akan aku katakan, tetapi bukan sekarang."
Pak Denish tersenyum, "Baiklah, kamu sudah dewasa, tetapi ingat jika kamu membutuhkan sesuatu, papa dan mama akan membantu." Ucap pak Denish, sambil meninggalkan Fernando sendirian.
Setelah papanya keluar dari kamar, tiba-tiba sebuah suara terdengar di telinga Fernando.
'Siapapun tolong aku… aku takut… to..long…'
Fernando begitu terkejut, dia memang memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara hati setiap orang tetapi itu jika jaraknya dekat, tetapi mengapa kali ini ia bisa mendengar suara Merry? Suara hati Merry yang begitu ketakutan dan tidak tahu harus berkata apa, dengan segera Fernando mengambil handphone yang ada di meja belajarnya, dan menelepon Merry.
"Nando.. tolong…" Bisik Merry dengan nada ketakutan, disaat yang bersamaan Fernando mendengar suara bel pintu rumah yang terus berbunyi.
"Apa Andrew menganggumu? Aku segera kesana, jangan takut."
Hanya menggenakan kaos rumah dan celana olahraga yang panjangnya selutut, Fernando segera mengambil kunci mobil yang ada di ruang tamu. "Ma aku pergi dulu, Papa dan Elsha kemana?"
"Papamu dan Elsha sedang bertemu dengan orang tua Elsha, mereka ada urusan dan baru kembali besok pagi. Kamu mau kemana? Apa ada yang gawat?" jawab ibu Fira.
Fernando sedikit lega, beruntung papanya dan Elsha tidak ada di rumah. "Ada temanku yang mengalami masalah, aku berangkat dulu ma."
Sesampainya di rumah Merry, ternyata benar mobil Andrew terpakir didepan rumah Merry dan Andrew sudah berada di depan pintu rumah Merry membunyikan bel berkali-kali.
'Bagaimana cara mengusirnya? Jika aku langsung muncul tentu dia akan curiga, terpaksa harus dengan cara itu.'
Fernando mengarahkan tangannya kesebuah kerikil dan segera menerbangkan kerikil kecil ke bahu Andrew.
"Aw! Siapa itu yang berani melempar? Cepat keluar! Jangan sembunyi!"
Tidak beberapa lama sebuah daun terbang didepan matanya dan menari-nari
"A..apa.. ini?? Ti..tidak mungkin ada han..tu.." Andrew yang mulai ketakutan segera menangkap daun yang menari didepannya dan membantingnya ke lantai dengan kasar.
Fernando yang bersembunyi berusaha menahan tawa, 'Baiklah ini yang terakhir.'
Beberapa pohon yang ada didepan rumah Merry mulai bergerak, angin berhembus dengan kencang dan keluarlah sebuah petir kecil yang mengenai tangan Andrew.
"Ha…ha…hantu…." Andrew segera berlari menuju mobilnya dan meninggalkan rumah Merry dengan cepat.
"Akhirnya selesai juga." Fernando segera mengambil handphonenya yang ada di kursi sebelah dan menelepon pemilik rumah.
"Mer, Andrew sudah pergi, rumahmu aman."
"Ka..kamu tahu darimana? Apa kamu yang mengusir Andrew?" nada suara Merry masih terdengar ketakutan.
"Tidak perlu dipikirkan.. sekarang Andrew sudah pulang dan tidak akan kerumahmu lagi, apa kamu baik-baik saja?"
"Nando.. apa kamu ada di depan rumahku?"
"Kenapa? Apa kamu masih takut?" Fernando sekali lagi mendengar suara hati Merry yang masih ketakutan.
Fernando hanya tersenyum dan berkata, "Masih jam delapan malam, mau jalan-jalan?"
"A..apa tidak merepotkanmu?" Tanya Merry ragu.
"Tidak apa-apa lagipula aku juga ingin jalan-jalan."
***
Fernando dan Merry sampai disebuah kafe yang terletak di tengah kota. Dengan alunan musik spesial hallowen, dan dekorasi kue labu, juga gambar-gambar horor membuat kafe tersebut memiliki nuansa agak seram.
"Kamu mau pesan apa?" Tanya Nando.
"Aku cokelat hangat saja."
Merry segera mencari tempat duduk dekat jendela yang menghadap pemandangan di jalan raya.
"Ini minumannya." Tidak beberapa lama Fernando datang dengan membawa segelas cokelat hangat dan segelas kopi susu.
Sambil mengaduk minumannya Merry memandang wajah Fernando, dan sedikit heran ketika melihat ada sebuah perbedaan dalam diri Fernando.
"Ndo, warna bola matamu kenapa biru?"
Fernando yang sedang menyeruput minumannya langsung terhenti. 'Gawat.. karena buru-buru aku lupa memakai soflen hitam..'
"Ah aku hanya mencoba memakai soflen warna biru.. akh" seperti sebuah pukulan kecil, tangannya terasa perih.
Saat malam hallowen semua siluman tidak dapat berbohong, ketika berbohong maka akan ada sengatan kecil di anggota tubuhnya sehingga membuat siluman kesakitan.
"Kamu kenapa? Apa kamu sakit?" Merry mulai khawatir.
"Tidak apa-apa kok." Jawab Nando sambil menyeruput minumannya dan berusaha menahan rasa sakit.
"Nando kamu tahu tidak, saat Andrew datang aku sangat takut sekali, aku bingung harus menelepon siapa dan meminta tolong pada siapa, untungnya kamu meneleponku. Bagaimana bisa kamu tiba-tiba meneleponku?"
"Ah.. tiba-tiba saja aku teringat sesuatu yang mau kusampaikan dan ternyata kamu dalam bahaya."
"Seperti sebuah keajaiban, kamu selalu menolongku hehehe, terima kasih Ndo, kalau kamu tidak datang mungkin sampai saat ini Andrew masih di depan rumahku."
Fernando memandang wajah Merry, ia tahu meskipun saat ini Merry tersenyum didepannya, tetapi hati Merry tidak berkata begitu. Ia sangat takut, bahkan ketakutannya itu membuat gadis tersebut tidak tahu harus berbuat dan berkata apa.
Seperti sebuah trauma yang mencengkam, seakan-akan Andrew pernah melakukan sesuatu yang buruk padanya, hingga Merry begitu ketakutan ketika Andrew mendatanginya.
Merry yang sadar bahwa Fernando memperhatikannya dari tadi, berusaha menenangkan diri, jantungnya berdegup kencang.
"Mer, kalau aku boleh tahu apa yang pernah Andrew lakukan padamu hingga kamu begitu ketakutan?" kini Fernando menatap Merry dengan serius.