Apakah cinta butuh alasan? Apakah mencintai butuh jawaban? Alasan mengapa aku mencintaimu adalah rahasia hati yang sampai kapanpun tidak akan bisa aku mengerti. Mencintai dan menyanyangimu adalah keinginan hatiku. Dengan semua perbedaan diantara kita, aku harap cinta kita akan menemukan jalannya. Saat ini keinginanku hanya satu yaitu mencintaimu seumur hidupku. – Alasan untuk mencintai.
Merry berjalan memasuki kelas dengan hati yang bimbang sekaligus sedih. Hari ini ia tidak siap bertemu dengan Fernando. Sebenarnya Merry ingin menghindar dari Fernando, tetapi bukankah itu sesuatu yang tidak mungkin? Belum sampai di kelas, tiba-tiba Fanda datang menepuk pundaknya.
"Mer, apa yang terjadi kemarin? Mengapa kamu dan Fernando pulang begitu saja?"
Merry terdiam, ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. "Karena kami terlalu lama berlari aku merasa lelah, setelah itu aku meminta Fernando mengantarkanku pulang. Aku tidak tahu dimana ular itu, karena ular tersebut menghilang saat kami sedang lari."
"Syukurlah kalau begitu, kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat."
"Tadi pagi aku hanya lupa sarapan, mungkin itu sebabnya wajahku pucat. Oh iya apa Fernando sudah datang?" Merry melihat ke dalam kelas.
"Dia belum datang. Apakah ia terluka?" tanya Fanda heran.
"Dia baik-baik saja," jawab Merry singkat.
Merry sungguh penasaran mengapa Fernando tidak datang, apakah terjadi sesuatu dengannya? Apakah ada hal buruk yang menimpanya? Atau ia pulang ke negerinya dan tidak akan pernah kembali? Semua pertanyaan bercampur aduk dalam diri Merry, namun ia tidak berani untuk menghubungi Fernando.
Novi datang terlambat, tidak biasanya dia datang lima menit sebelum jam masuk berbunyi.
"Mer, Fernando tidak masuk?"
"Tidak tahu Nov," jawab Merry singkat, dan Fanda memberi isyarat kepada Novi, bahwa Merry terlihat ada masalah dengan Fernando. Novi yang menyadari segera duduk di bangkunya.
Jam istirahat berbunyi, tanpa diduga Andrew berdiri dihadapan Merry, belum selesai permasalahannya dengan Fernando, kini Andrew mendatanginya. Hatinya benar-benar lelah dengan semua ini.
"Mer ikut aku, ada yang ingin kutanyakan." ucap Andrew dengan tegas.
"Aku ingin ke kantin." Merry berdiri dan mengabaikan ajakan Andrew, namun dengan cepat Andrew menangkap tangan Merry dan menarik paksa dirinya.
"Mer, ikut aku!" suara Andrew mulai meninggi.
"Lepaskan! Baiklah aku ikut!" Merry berusaha mengelak, namun genggaman Andrew yang kuat membuatnya terpaksa berjalan mengikuti Andrew.
Mereka berdua sampai di taman belakang sekolah. Sebuah tempat yang menjadi favorit siswa-siswi untuk menghabiskan waktu istirahat atau jam bebas, selain dekat dengan kantin sekolah, tempat tersebut juga memiliki beberapa meja dan kursi panjang yang sangat cocok untuk tempat berkumpul.
"Apa yang ingin kamu katakan?!"
"Apa hubunganmu dengan Fernando?" Andrew melepaskan genggamannya.
"Itu bukan urusanmu Andrew, kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa, aku mohon jangan ganggu aku, dan tolong mulai sekarang jangan paksa Fanda untuk membantumu balikan denganku! Dia sahabatku, dan kamu tidak berhak untuk memaksanya!"
Walaupun Merry adalah gadis yang terlihat lembut diluar, namun ia memiliki ketegasan sendiri dalam prinsipnya, hal inilah yang sangat disukai oleh Andrew.
"Apakah aku benar-benar tidak ada harapan? Tidak bisakah kita kembali seperti dulu Mer?" Andrew kini memegang pundak Merry.
Merry ingat mengapa ia bisa memutuskan Andrew, dan perbuatan buruk apa yang sudah diterimanya selama bersama dengan Andrew.
"Aku mohon Andrew, aku sudah tidak mencintaimu, carilah wanita lain yang bisa mencintaimu. Sekarang lepaskan aku!"
Andrew tersenyum sinis, "Baiklah kalau itu maumu." Ucap Andrew sambil berlalu pergi.
Perasaan Merry menjadi tidak enak melihat senyuman Andrew, ia sangat paham bahwa itu bukan senyuman biasa melainkan sebuah senyuman yang biasa dilakukan Andrew saat ia merencanakan sesuatu.
Akibat perbuatan Andrew, Merry tidak bisa makan siang, dan perutnya benar-benar lapar, sejak pagi belum ada apapun yang masuk ke dalam perutnya kecuali air putih. Jam istirahat tinggal lima menit, tidak mungkin untuk membeli makanan.
"Mer, ini roti buatmu, kamu belum makan karena Andrew." Fanda datang bersama Novi membawakan sebuah roti untuk Merry.
"Masih ada sedikit waktu, ayo Mer dimakan." Sahut Novi.
Meskipun malas makan, Merry akhirnya memakan roti pemberian sahabatnya.
"Kemarin malam tiba-tiba hujan deras, dan sejak pagi langit mendung, ada apa ya? Padahal ini sudah musim panas, tidak biasanya." Ucap Fanda yang sengaja menghibur Merry.
"Seperti di novel saja, kalau cuaca bisa berubah sesuai perasaan naga, apa naga sedang sedih ya hahaha.." ucap Novi.
"Nov, nov, jaman sekarang tidak ada naga, itu hanya ada di dunia novel saja, hahaha lama-lama kamu ketularan Merry yang suka dunia fantasi." Fanda dan Novi tertawa bersama, tetapi tidak dengan Merry.
Merry memikirkan bagaimanakah keadaan Nando, apakah benar perubahan cuaca terjadi karena Nando sedang bersedih? Jika begitu apakah ia bisa bertemu dengan Nando dan menghiburnya? Namun di sisi lain, ia juga belum bisa menerima jika Nando bukan seorang manusia.
***
Langit tampak mendung, walaupun tidak ada tanda-tanda hujan, langit seakan mengerti bagaimana menutupi perasaan seseorang yang bersedih. Merry duduk di kursi ruang tamunya. Sejak kejadian tersebut, ia sama sekali belum berbicara dengan Fernando. Tidak tahu bagaimana perasaannya, tetapi Merry paham, jika mereka berdua diam saja, semua masalah tidak akan selesai.
'Apa mungkin ular kemarin yang menyerang Fernando ada hubungannya? Ular tersebut tidak Nampak seperti ular biasa, taringnya sangat panjang dan warna sisiknya hijau bercampur perak sangat mencolok sekali. Apakah mungkin itu adalah siluman ular?'
Merry segera mengambil handphonenya dan menghubungi Fernando, tetapi nomor yang dituju tidak dapat dihubungi. Hari ini Fernando benar-benar menghilang dan Merry tidak tahu harus bagaimana menghubungi Fernando.
'Dimana kamu sebenarnya? Apa kamu tidak tahu kalau aku sangat merindukanmu? Bukankah kamu bisa mendengar suara hatiku? Ndo dimana kamu sekarang? Ndo kamu ada dimana?! Aku merindukanmu!' teriak Merry dalam hatinya.
Handphone Merry berbunyi, dan seperti sebuah keajaiban Fernando meneleponnya.
"Apa kamu ada waktu?"
"Nando, kamu dimana saja? Ayo kita bertemu."
"Aku kerumahmu sekarang."
Sepuluh menit kemudian Fernando datang dengan mengenakan kos biru dan celana pendek bewarna hitam. Sementara Merry mengenakan kaos bewarna kuning dan celana pendek bewarna hitam.
"Kamu kemana saja? Mengapa kamu menghilang? Apa kamu ingin pergi?"
Fernando menatap Merry dengan tatapan sedih.
"Mer, terima kasih sudah merahasiakan identitasku kepada teman-teman, dan maaf mulai sekarang kita tidak bisa dekat seperti dulu, setelah kerja kelompok berakhir, kita akan kembali kepada keadaan kita, lalu untuk Andrew kamu tidak perlu khawatir aku akan mencari cara agar dia tidak menganggumu. Aku pamit pulang."
Fernando berdiri dan meninggalkan Merry, namun Merry yang tidak puas dengan perkataan Fernando langsung berteriak.
"Apakah karena naga dan manusia tidak bisa bersatu kamu menjauhiku?! Apakah naga adalah makhluk yang egois sehingga kamu memutuskan semuanya sendiri tanpa mempedulikan perasaanku? Aku mencintaimu Ndo! Aku tidak peduli apakah setelah ini kamu akan menjauhiku atau memaki diriku, yang aku tahu, aku mencintaimu dan cinta tidak butuh alasan untuk tidak bisa bersama!" mata Merry berkaca-kaca, hatinya benar-benar hancur.
Fernando tak kuasa menahan dirinya, ia tahu tidak bisa bersama dengan Merry, bagaimanapun mereka berasal dari dua dunia yang berbeda. Fernando tidak ingin Merry mengalami nasib yang sama seperti ibunya, dan ia juga tidak ingin melihat kedua orang tuanya dibunuh oleh kakeknya. Dengan mata yang berkaca-kaca, Fernando pergi meninggalkan Merry sendirian.
***
Hujan turun sangat deras sekali, setelah Nando pergi meninggalkan Merry sendirian, hujan turun dengan derasnya dan tidak berhenti hingga malam hari. Merry yang menangis sendirian di rumahnya, dan Fernando yang juga menangis di tengah hutan.
Pak Denish, Ibu Fira dan Elsha sama-sama mengetahui bahwa hujan lebat yang turun di musim panas ini adalah ulah Fernando. Fernando adalah salah satu naga yang memiliki kekuatan sangat hebat, hingga dapat mengendalikan perubahan cuaca disekitarnya.
'Mengapa harus seperti ini? Apa yang bisa kulakukan setelah ini? Aku benar-benar mencintainya, tetapi aku juga tidak mungkin bersamanya? Apakah tidak ada cara agar aku dan dia bisa bersatu? Apakah tidak bisa aku dilahirkan sebagai manusia dan hidup bersamanya?' teriak Fernando dalam hati.
Keesokan harinya Fernando pulang ke rumah, saat ia sedang bersiap untuk ke sekolah, Pak Denish menemuinya di kamar.
"Apa kamu sudah pulang sayang?"
"Papa? Maaf aku kemarin pergi." Jawab Nando.
"Sebentar lagi papa dan Elsha akan pulang ke dunia siluman, apa tidak ada yang ingin kamu katakan kepada papa?"
Fernando terdiam sejenak, pikirannya benar-benar kacau, ia tidak tahu harus berkata apa. Pak Denish seperti melihat dirinya di masa lalu, meskipun Fernando tidak mengatakannya, sebagai ayah, ia sangat paham apa yang sedang dipikirkan oleh putranya.
Pak Denish memegang pundak anaknya, dan berkata, "Sayang, apapun keputusanmu papa dan mama akan mendukung, kamu tidak perlu takut bahkan mengorbankan dirimu, tetapi ingat keputusan apapun yang kamu ambil, jangan sampai merugikan wanita yang kamu sayangi."
Fernando tersenyum mendengar ucapan papanya, ia sangat mengeti apa yang dimaksud oleh papanya.
"Pa, terima kasih, aku akan ke dunia siluman beberapa hari lagi dan menemui papa, ada banyak hal yang ingin aku ceritakan."
sambil memeluk putra tunggalnya, pak Denish berkata, "Papa menunggumu."
Elsha sengaja menunggu Nando untuk turun, "Apa kamu sedih berpisah denganku? Karena itu semalam kamu menangis?" sindir Elsha.
"Aku bukan peramal cuaca yang bisa mendatangkan hujan, lagipula mulai hari ini aku bisa keluar masuk dunia siluman, jadi tidak ada alasan untuk merindukanmu." Ucap Nando tegas.
"Bukan hanya kamu saja yang bisa, mulai saat ini aku juga bisa keluar masuk dunia manusia dan siluman, apa kamu lupa jika umur kita hanya berbeda enam bulan saja? Bibi aku pamit dulu," Elsha tidak mempedulikan lagi ucapan Fernando.
"Iya Elsha, sayang hati-hati, aku akan merindukanmu." Ibu Fira memeluk suaminya, dan akhirnya pak Denish dan Elsha kembali ke dunia siluman.
"Sayang apa ada sesuatu antara kamu dan Elsha?" tanya ibu Fira. "Mama tahu kamu mencintai Merry, baik kamu atau gadis tersebut tidak akan bisa saling berbohong. Merry sangat mirip dengan mama sewaktu masih muda, Nando, keputusan apapun mama akan mendukungmu, kamu tidak perlu memikirkan tentang kami, pikirkanlah apa yang terbaik bagi gadis itu dan bagimu."
Fernando tidak menyangka bahwa mamanya selama ini membaca pikirannya, "Ma, waktu pertama kali mengetahui identitas papa yang asli, mengapa mama tidak takut dan memutuskan untuk tetap bersama papa? Bukankah siluman adalah monster bagi manusia?"
Ibu Fira tersenyum dan berkata, "Mama sangat menyukai dunia fantasi, karena itu ketika mengetahui identitas papamu adalah naga, mama sangat bahagia bisa menemukan impian mama sejak kecil, dan mama memutuskan untuk tetap bersama papamu karena cinta, mama tahu pasti akan ada resiko jika mama menikah dengan siluman, dan mama bersedia menanggung semua itu, bahkan mama rela mengorbankan nyawa mama, karena mama tahu cinta akan menemukan jalan untuk kembali. Sayang jika gadis itu benar-benar mencintaimu, ia tidak akan menjauh setelah mengetahui wujud aslimu, melainkan ia akan semakin mendekatimu, dan menunjukkan kepeduliannya."
***
Sepanjang hari Merry dan Fernando saling diam, tidak ada sapaan atau gurauan seperti biasanya, Fernando kini kembali menjadi pangeran berhati dingin. Tidak ada yang berani bertanya, baik Novi maupun Fanda. Jam istirahat hampir berakhir, tanpa sengaja Merry dan Fernando bertemu di lorong sekolah yang menuju ke kantin.
'Apa sekarang kamu kembali menjadi pangeran es? Aku sudah tidak peduli apa kamu mendengarkannya atau tidak! kamu jahat Nando! Kamu keterlaluan!'
Fernando tetap diam seribu bahasa, ia benar-benar tidak berdaya menghadapi perasaannya, saat ini ingin sekali ia memeluk Merry dan menangis, bagaimanapun juga hatinya tersiksa dengan keadaan ini. Langit menjadi mendung, Novi yang bersama dengan Merry memberanikan diri untuk berbicara.
"Nando, apa mawarnya baik-baik saja? Beberapa hari ini hujan terus."
Dengan tatapan sedih, Fernando berusaha untuk tidak melihat Merry yang berdiri tepat di sebelah Novi. "Baik-baik saja, besok kalian bisa kerumahku dan menyelesaikan penelitiannya, setelah itu kamu bisa membawa mawarnya Nov." ucap Fernando dan ia berlalu pergi.
Keesokan harinya, pulang sekolah, Merry dan Novi berjalan menuju rumah Fernando. Dalam perjalanan Merry tidak dapat fokus, tanpa Merry sadari saat di lampu penyeberangan, Merry yang tidak memerhatikan jalan menerobos lampu merah, Novi dengan cepat meraih tangan Merry dan menariknya.
"Awass…"
Merry benar-benar syok, "Nov, makasih kamu sudah menyelamatkanku.." badan Merry mulai gemetar.
"Kamu kenapa? Apa karena Fernando menjauhimu, kamu jadi seperti ini?" Novi menatap Merry dengan prihatin.
"Mungkin hubunganku dengan Fernando lebih baik seperti ini,"
"Jika memang kamu mencintainya, lebih baik kamu perjuangkan, jangan menyerah! Jika kamu menyerah maka lupakanlah dia dan carilah cowok yang lebih baik, jangan menyiksa dirimu seperti ini! Aku tahu selama ini kamu tidak pernah makan saat dirumah, badanmu semakin kurus. Mer, Fernando pasti punya alasan mengapa dia menjauhimu, jika dia tidak mencintaimu, dia pasti akan memarahimu saat kamu meminta tolong untuk menjemput kita di malam hallowen."
Merry tersenyum, ia sangat beruntung memiliki sahabat seperti Novi yang sangat mengerti dirinya, perkataan Novi benar-benar menghibur dan menguatkan dirinya.
"Terima kasih Nov, kamu benar, dia pasti punya alasan mengapa menjauhiku. Ayo kita kerumah Fernando, dia pasti heran mengapa kita belum sampai, oh iya Nov, jangan bilang Fernando jika aku hampir tertabrak."
Kali ini giliran Novi yang tersenyum jahil. "Aku tidak janji, hahaha, ayo kita jalan."
***
Fernando sengaja pulang lebih cepat, sampai di rumah, ia segera menuju dapur.
"Ma, apa sudah dimasak nasi gorengnya?"
Ibu Fira tertawa, "Tenang saja, sudah siap semuanya, hanya tinggal menggoreng telur setengah matang sesuai pesanan, hahaha…"
"Ma, nanti tolong ajak mereka makan dahulu, kalau perlu paksa mereka untuk makan."
"Apa Merry tidak pernah makan? Sampai kamu sekhawatir ini hahaha, mama yang jarang makan tidak pernah kamu khawatirkan…" goda Ibu Fira.
"Aku selalu mengkhawatirkan mama, tetapi mama yang tidak mau mendengarkanku…" gerutu Nando, dan ia melanjutkan ucapannya, "Mengapa mereka belum sampai? Biasanya jam segini mereka sudah tiba?"
"Hahaha… anak mama sudah dewasa sekarang, mama penasaran sekali melihat peranmu sebagai pangeran es hahaha…"
"Sudah donk ma…"
"Ting… tong….." suara bel berbunyi, Fernando dengan cepat membuka pintu rumahnya. Tepat sekali sesuai dugaannya, Merry dan Novi yang membunyikan bel.
"Ayo masuk," ucap Fernando dengan nada dingin.
"Kalian sudah datang, ayo makan dulu, tante memasak nasi goreng." Ucap ibu Fira dengan ramah.
"Tidak perlu repot-repot tante, kami hanya mengerjakan tugas sebentar dan akan segera pulang." Jawab Merry sambil duduk di kursi.
"Kalau kalian menolak tante sedih karena tidak mau memakan masakan tante,"
Merry dan Novi saling berpandangan, dan Fernando segera berdiri, mengajak kedua temannya makan dengan nada ketus. "Cepat makan."
Selesai makan mereka bertiga mengerjakan tugas dengan serius. Dua jam berdiskusi dan menyusun laporan ilmiah, akhirnya mereka bertiga selesai mengerjakan.
"Setelah mengeprint, besok lusa aku akan mengumpulkannya." Ucap Nando sambil mengetik.
"Sudah jam lima sore, kami pulang dulu. Akhirnya tugas karya ilmiah selesai juga." Ucap Novi yang sedang membereskan barang-barangnya.
"Ayo Nov kita pulang, mamamu dimana? Kita mau berpamitan." Ucap Merry.
Ibu Fira yang mendengar dirinya dipanggil, langsung keluar, "Kalian pulang naik apa? sudah menjelang malam, Nando sebaiknya kamu mengantar mereka."
"Tidak perlu tante, kami naik kendaraan online." Ucap Merry, ia sengaja menghindari Nando.
"Baiklah kalian hati-hati dijalan." Ucap ibu Fira.
***
Setelah membayar ongkos kendaraan online di rumah Novi, Merry memutuskan untuk berjalan kaki, karena jarak rumahnya yang tidak terlalu jauh dari rumah Novi.
"Apa kamu yakin jalan sendirian? Malam ini lebih baik menginap saja dirumahku, orang tuaku sedang di luar kota."
Merry tersenyum, "Tidak apa-apa, lain kali saja aku menginap di rumahmu."
Matahari mulai terbenam, dalam kesendiriannya Merry berjalan menyusuri jalan yang sering ia lewati bersama Nando, dia sengaja mampir ke taman dimana untuk pertama kali Fernando mau menghiburnya saat ia ketakutan setelah diserang Andrew. Tanpa ia sadari ada seseorang yang mengawasinya dari belakang.
Tiba-tiba sebuah mobil bewarna hitam berhenti tepat didepannya dengan mendadak, dua orang pria yang mengenakan topeng bewarna hitam turun dari mobil dan menyekapnya dengan sebuah sapu tangan.
Obat bius bekerja, pandangan Merry kabur dan dalam sekejap kesadarannya hilang.
Di satu sisi sebuah firasat tidak enak muncul dalam hati Fernando? 'Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu?'
"Mengapa sayang kamu tiba-tiba diam?" Ibu Fira heran melihat putranya yang asyik bercanda dengannya tiba-tiba terdiam.
"Perasaanku tidak enak, apa mungkin terjadi sesuatu dengan…."
"Papamu di dunia siluman baik-baik saja, sejak mama mencintai papamu dan sebaliknya, mama bisa merasakan jika papamu berada dalam bahaya, mama sangat yakin papamu baik-baik saja, jika hanya kamu yang merasakannya, pasti terjadi sesuatu dengan Merry."
Tanpa pikir panjang Fernando menelepon Merry tetapi nomor yang dituju tidak menjawab. "Ma, aku pergi kerumah Merry."
Tepat seperti dugaannya, rumah Merry gelap sekali padahal sudah setengah tujuh malam, dan tidak ada tanda-tanda jika Merry telah pulang, Fernando menuju rumah Novi, dan aroma badan Merry masih tercium disana sekitar satu setengah jam yang lalu. Hanya ada dua orang yang dapat bertanggung jawab atas hilangnya Merry. Elsha tidak mungkin bisa keluar ke dunia manusia, dan ia bahkan tidak dapat mencium keberadaan Elsha, hanya satu kemungkinan, seseorang dengan pikiran jahat menculik dan membuat Merry dalam bahaya.
'Sialan! Jika begini terpaksa aku harus menggunakan kekuatanku! Andrew awas kalau sampai Merry celaka!'
Sebagai naga yang memiliki kekuatan istimewa, penciuman dan pendengaran Fernando lebih tajam daripada manusia pada umunya. Ia ingat sekali parfum apa yang dipakai oleh Merry, dan aroma badan Merry. Dari rumah Novi, Fernando mengendarai mobil menyusuri jalan yang tercium bau badan Merry, dan benar saja dijalan tepat Merry diculik, bau badannya seakan berlari begitu cepat.
Dengan kecepatan tinggi Fernando mengendarai mobilnya menuju sebuah pegunungan yang sangat sepi dan melewati rumah-rumah penduduk. Daerah tersebut jelas sekali berada di luar kota. Melewat hutan yang masih bisa ditembus oleh mobil, dan akhirnya ia sampai di sebuah rumah kayu berlantai dua. Terdapat mobil hitam milik Andrew dan dua orang penjaga berbadan kekar yang menjaga pintu masuk rumah itu.