Chereads / A Bittersweet Love / Chapter 25 - 24. Secret Story

Chapter 25 - 24. Secret Story

Empat tahun kemudian...

Jam dua belas siang, Anne sudah berada di Bandara Heatrow, London. Hari ini dia akan kembali menuju Jakarta. Ia tak sabar ingin bertemu Jason dan Papanya. Anne pun kembali teringat bagaimana saat dia menginjakkan kakinya pertama kali di London.

Bagaimana dia memulai kuliahnya pertama kali, bagaimana doa merindukan Papa dan Jason. Dan sekarang dia akan kembali ke Indonesia. Sudah empat tahun dia di London untuk menimba ilmu dan mengejar hobbynya sebagai fotografer. Tibalah saat yang dinantikan Anne yaitu waktunya kembali ke Jakarta, kota kelahirannya.

Perjalanan dari London menuju Jakarta memakan waktu kurang lebih lima belas jam. Sengaja hari ini Anne tak memberitahukan kepulangannya pada Papa dan adiknya, Jason karena ingin memberi surprise pada keluarganya.

Tepat tengah malam dia sampai di Jakarta. Anne pun membawa kopernya mencari taksi untuk menuju rumahnya. Dan tepat pukul satu malam dia sampai. Satpam keluarganya yang kaget melihat Anne hanya bisa diam karena isyarat Anne untuk tidak mengatakan dirinya telah sampai. Anne pun masuk ke rumahnya. Namun ternyata tak ada orang disana.

"Pak...Jason dan Papa kemana kok tidak ada di dalam?" tanya Anne pada satpam rumahnya.

"Tuan dan Jason sedang menginap di Villa Puncak, Non." Ucap satpamnya

"Yaah..padahal aku mau kasih suprise buat Papa dan Jason." Ucap Anne sedikit kecewa.

Akhirnya Anne kembali masuk rumahnya. Disana terlihat Bik Yumi, asisten rumah tangga Anne yang menyambutnya saat membuka pintu.

"Non Anne gimana kabarnya?" ucap Bik Yumi sang asisten rumah tangganya terlihat antusias melihat kedatangannya.

"bibik apa kabar.. Anne kangen." Peluk Anne ke Bik Yumi hangat.

"Bibik baik, Non.. bibik juga kangen Non Anne.."

"Non Anne mau bibik buatin apa?"

"Nasi Goreng Seafood, Bik..Anne kangen banget masakan bibik.."

"Beres Non..ditunggu ya.."

Setelah makan sore, Anne merasa lelah sekali. Mungkin karena rasa jetlag berjam-jam di pesawat. Akhirnya dia memutuskan masuk ke dalam kamar dan langsung berbaring ke tempat tidurnya yang sudah hampir dua tahun dia tinggalkan. Ya, saat dia libur musim panas semester empat, Anne sempat pulang ke Jakarta dan liburan ke Bandung bersama Papa dan Jason, adiknya.

Setelah mandi dan membereskan koper, Anne menuju ke ruang kerja Papa. Dia rindu sekali dengan Papanya. Anne memandangi foto keluarganya yang terpajang di dalam ruang kerja Papa. Disana seperti perpustakaan mini. Karena Anne, Jason dan Papanya suka sekali membaca serta mengoleksi buku-buku beragam baik novels, science, astronomi maupun ilmu pengetahuan lainnya. Semua tersimpan rapi di rak kecil di ruang kerja Papanya.

Anne kemudian beranjak dari Kursi Kerja Papanya dan meraih novel favoritnya. Dia pun membacanya kembali dengan perlahan. Sesekali dia tersenyum karena ada cerita yang lucu atau terlihat sedih karena ada adegan yang membuat hatinya tersentuh. Tak terasa sudah hampir dua jam dia membaca di ruang kerja Papanya. Anne membuka laci meja kerja Papanya untuk mencari pembatas buku.

Namun betapa kagetnya Anne bukan pembatas buku yang dia temukan melainkan sebuah foto lama. Ada seorang anak kecil perempuan yang mirip dengannya sewaktu kecil bersama dengan seorang wanita paruh baya yang seumuran dengan Papanya. Anne pun membalik fotonya dan ada sebuah tulisan disana.

Lee Yunsu dan Anne. My Lovely Daughter. Love you so much.♡

"Apa ini maksudnya?" Anne yang sedang membawa novel di tangannya langsung terjatuh di lantai.

"Ini bukan mimpi kan?" ucap Anne yang masih memandang sebuah foto yang masih membuatnya tak percaya dengan apa yang terjadi.

Sepertinya ini adalah sebuah mimpi yang tak pernah Anne pikirkan sebelumnya. Dalam sepanjang umurnya yang menginjak dua puluh tiga tahun, ini adakah pertama kalinya mengetahui kebenaran ini. Dia mendapati dirinya mempunyai seorang Mama.

Mama yang kata Papa telah tiada saat dia dilahirkan, tapi mengapa di foto ini berkata lain. Dan mengapa Papa merahasiakan ini dari dirinya juga Jason. Tak terasa air mata Anne mengalir jatuh di pipinya. Kemudian dia mulai terisak. Mengapa Papanya tak pernah berkata apa-apa. Mengapa Papa menyembunyikan sebuah kebenaran yang sangat penting bagi dirinya dan Jason. Mengapa dia baru menyadari mamanya masih hidup sekarang.

"Mama....benarkah mama masih hidup....tapi dimana mama sekarang? mengapa Mama meninggalkan dia dan Jason selama bertahun-tahun." Gumam Anne sendirian.

Dengan sisa tenaganya Anne kembali menuju kamarnya dan mengunci pintu rapat-rapat. Anne berusaha memejamkan kedua matanya, namun hanya air mata yang masih menetes dari kedua matanya.

Sampai keesokan harinya tiba. Papa dan Jason tiba kembali di rumahnya pukul sebelas siang. Papa dan Jason yang dikabari oleh satpam rumah mengenai kepulangan Anne dari London. Papa Anne terlihat sangat senang mendengar kabar kepulangan puterinya. Jason pun bersorak kegirangan mendengar kabar kepulangan kakak perempuannya.

"Anne...Anne...tolong buka pintunya, nak." panggil Papanya sembari mengetuk pintu kamar Anne.

Setelah beberapa kali mengetuk tak terdengar jawaban disana hanya terdengar suara tangisan.

"Anne...kamu tidak apa-apa sayang?" panggil Papanya kembali.

"Kak Anne tidak apa-apa kan?" ucap Adiknya cemas.

Papa Anne kemudian mencari kunci cadangan kamar Anne. Beliau cemas mengapa anaknya pulang namun langsung mengurung diri di kamarnya.

Setelah hampir satu jam, kamar Anne berhasil dibuka.

"Anne sayang...kamu ga papa kan... mengapa kamu menangis..." tanya Papanya cemas.

"Papa...beneran Mama masih hidup?" tanya Anne sembari terbata-bata.

"Mama...mama kamu....maafin Papa Anne..." ucap Papanya yang tak bisa menyangkal apa yang ditanyakan puterinya.

Air mata Anne tak terbendung lagi. Dia pun kembali menangis mendengar perkataan Papanya.

"Mama memang masih hidup." Ucap Papa Anne lirih.

"Pa...dimana mama...dimana Pa?" tanya Jason yang muncul di kamar Anne.

"Mama tidak di Indonesia." Ucap Papanya jujur.

"Mama dimana, Pa..." ucap Anne pelan.

"Mama ada di Korea. Kita berpisah saat kalian masih kecil." Ucap Papa Anne yang juga ikut menangis.

"Mengapa Mama pergi, Pa... mengapa Mama meninggalkan kita?" tanya Anne kembali sembari menggenggam foto dirinya dan Mamanya.

"Maafkan Papa Anne...Jason...semua ini Papa yang salah." Ucap Papanya sembari terisak.

Anne dan adiknya Jason yang mendengar pengakuan papanya mengenai mama yang selama ini mereka rindukan tak bisa membendung kesedihan dan tangisnya. Betapa irinya dulu mereka saat semua teman menceritakan mengenai kedua orang tuanya. Mereka hanya menceritakan mengenai Papa saja. Mungkinkah mereka dapat berjumpa dengan mamanya kembali...

Keesokan harinya...

Pikiran Anne mulai tenang. Dia juga mulai berhenti menangis. Anne sudah mulai menerima kenyataan. Bahwa dia dan adiknya Jason ternyata memiliki seorang Ibu. Anne sudah mulai menyadari apa yang ingin dia lakukan saat ini. Pikirannya hanya satu, yaitu mencari dimana Mamanya berada. Namun tiba-tiba ada keraguan dalam benaknya. Bagaimana dia bisa mencari mamanya.

Dunia ini sangat luas. Anne pun tak tahu pasti dimana mamanya berada. Bisa mungkin berada di Indonesia atau bahkan di penjuru negeri lain. Tiba-tiba kepikiran Foto Dirinya dan Mamanya. Anne pun mengambil foto tersebut dari tempat tidurnya. Tertera nama mamanya disana. LEE YUNSU. Dia mulai sadar kemana harus mencari mamanya.

"Aku harus kesana..aku harus ke Korea untuk mencari mama." Gumam Anne sendirian.

♥♥♥