Chereads / A Bittersweet Love / Chapter 26 - 25. Musim Panas di Seoul

Chapter 26 - 25. Musim Panas di Seoul

Tiga tahun kemudian. Di Kota Seoul. Kota yang penuh dengan sejuta kejutan...

Namaku Denise Anne dan sekarang berumur 26 tahun. Masih merupakan gadis yang mandiri dan selalu berjalan mengikuti kata hatinya sendiri. Sekarang aku adalah seorang Fotografer yang bekerja di Seoul dan merupakan lulusan jurusan Fotografi salah satu Universitas ternama di London.

SEOUL, sebuah kota yang dulu mungkin aku tak pernah berpikir akan menetap disini seperti sekarang. Namun takdir menuntunku menemukan pilihan. Apa yang sebenarnya aku inginkan. Siapa yang ingin aku temui. Semua muncul dalam pikiranku saat ini. Mungkinkah ku dapat menemukan jawaban dari segala pertanyaan yang muncul dalam benakku. Aku tak tahu...tapi yang jelas, aku akan selalu berjuang untuk mengapai impianku dan semua mimpi yang aku susun dalam hidupku.

Perjalanan itu mungkin akan panjang, namun tak mengapa. Dengan semua kemampuan dan tekad yang aku simpan dalam hatiku. Aku yakin suatu saat aku akan menemukan semua hal yang aku suka dan aku rindukan saat ini. Bisa hari ini... besok atau beberapa tahun mendatang. Aku akan selalu berusaha untuk mencarinya. My Dreams, My Love.

♥♥♥

Sudah tiga tahun semenjak Anne menetap di Seoul. Setelah dia meninggalkan Inggris dan juga Indonesia. Namun dia masih belum bisa membiasakan diri dengan suhu Seoul saat musim Panas. Ada saatnya matahari cerah dan dia bisa bermain-main dengan melakukan aktivitas di luar ruangan seperti berenang dan bersepeda.

Namun ada kalanya ketika suhu ekstrem yang membuat dia harus menyalakan kipas angin seharian meskipun telah menyalakan AC di apartementnya. Apalagi ditambah dengan berbagai pekerjaan yang menuntutnya lebih banyak aktivitas di luar ruangan Hal ini membuatnya dituntut lebih bijak menghadapi cuaca ekstrem di Korea.

Sudah tiga tahun ini Anne bekerja sebagai Fotografer di salah satu majalah ternama di Seoul. Dan tahun lalu dia berhasil memenangkan kontes fotografi bertaraf Internasional yang selenggarakan di Inggris. Mr. Kim alias Kim Jang Hoon pimpinan Majalah sekaligus Studio Expose adalah salah satu Majalah dan studio selebritis terkenal tak hanya di Korea bahkan Internasional. Dan dia mempercayakan beberapa bagian dari majalahnya dengan hasil potret seorang Denise Anne.

Dia merupakan fotografer yang berasal dari Indonesia yang kini bekerja di Korea dan telah memiliki nama karena telah banyak memenangkan kompetisi fotografi baik di Korea maupun Internasional. Selain itu, hasil foto yang dihasilkan dari Studio Expose memiliki kualitas yang tinggi membuat aktris, aktor serta banyak idol memilih studio ini menjadi pilihan utama dalam melakukan pemotretan. Pemotretan yang biasa mereka lakukan seperti cover majalah, cover jacket album dan juga pembuatan music video.

"Harusnya aku tidur di Apartement hari ini. mengapa harus weekend??" gumamnya sendirian.

Denise masih tak yakin dengan telepon yang dia terima barusan. Setelah bekerja lembur selama seminggu ini, dia ingin merasakan namanya istirahat seharian. Namun semua itu hanya tinggal angan-angan karena dia harus kembali ke kantor pagi itu.

Beberapa menit yang lalu....

"Denise sshi... maafkan aku yang harus menggunakan weekendmu.. karena hari ini actor kita Jung Woo sshi baru kembali dari luar negeri dan harus kembali besok. Dan kamu tahu kan dia jarang sekali ada di Korea." Kata Pimpinan Kim meneleponnya pagi itu.

"Nee, Baiklah Mr. Kim.. aku akan ke Studio sebentar lagi." Kata Anne terbangun dari tidurnya dan bergerak menuju kamar mandi untuk mandi dan siap-siap menuju studio pemotretan pagi itu.

Anne pun tak bisa menolak permintaan Pimpinannya pagi itu memang karena jarang sekali dia bekerja saat weekend dan pimpinannya jarang sekali meminta bantuan apapun darinya.

Anne pun mulai mempersiapkan apa yang akan dia bawa pagi itu. Dia mengambil kamera dan perlengkapan pemotretan yang dibutuhkan di apartementnya dan bergegas menuju Studio Expose.

Hari ini dia sengaja meninggalkan mobilnya di parkiran apartemen. Selain ingin merasakan bagaimana berangkat kerja dengan naik kereta di akhir pekan, Anne juga ingin membuat pikirannya menjadi relax dengan menikmati suasana akhir pekan.

Pukul delapan pagi, dia telah siap memulai aktivitasnya. Anne pun segera menuju ke stasiun kereta agar cepat sampai di tujuan. Jarak dari apartementnya menuju Studio Mr. Kim berjarak empat stasiun pemberhentian. Setelah sampai ke studio, dia pun bergegas menuju tempat untuk memotret sembari menyapa para staff Mr. Kim yang juga harus ikutan lembur seperti dirinya.

"Apa Kabar Tuan Jun.." sapa Anne ramah.

"Halo Denise sshi. Bagaimana harimu hari ini. " balas Tuan Jun ramah.

"Baik Tuan Jun. Well... seharusnya kita mesti semangat. Walau kita tahu, bekerja mendadak di weekend itu terasa melelahkan. Benar kan?"

"Iya benar sekali Denise sshi. Walau terasa melelahkan tapi tetap haru semangat."

Tuan Jun atau Jun Inhyuk berusia 35 tahun. Seorang make up artist profesional dari Studio Expose yang sangat terkenal di kalangan selebritis korea dan mempunyai lebih dari lima belas tahun pengalaman dalam bidang make up. Jung Inhyuk dikenal dengan make upnya yang natural tetapi elegan. Banyak selebritis mempercayakan make upnya pada Tuan Jun.

"Apa Kabar Nona Jung" ucap Anne pada staff yang lain.

"Hai Denise sshi..bagaimana kabarmu pagi ini? sapa Nona Jung hangat.

"Baik, Nona Jung. Tadinya saya mau istirahat. Sudah sejak lama rasanya kita belum istirahat santai karena berminggu-minggu bekerja lembur jadi saya memutuskan hari ini mau tidur seharian, tetapi semua itu berubah saat Mr. Kim menelepon saya." Lanjut Anne bercerita.

"Sama Denise sshi. Saja juga merasakan hal yang sama. Saya juga tadi masih memasak buat anak saya. Tadinya kami mau berlibur. Karena sudah lama rasanya saya tidak dapat menghabiskan waktu bersama anak dan suami saya. Tetapi libran itu akhirnya kami batalkan karena saya harus stanby disini." Cerita Nona Jung stylist utama yang juga sebenarnya tak ingin menghabiskan weekendnya dengan bekerja.

Jung Hana berusia 30 tahun dan memiliki satu anak. Dia merupakan stylist yang bekerja pada studio Expose Lebih dari delapan tahun. Jung Hana bertugas mempersiapkan outfit model yang akan digunakan dalam pemotretan. Dia juga sangat pandai dalam mix and match outfit dan selalu terlihat cocok bagi siapapun yang mengenakannya.

Jung Hana sebenarnya juga telah memiliki bisnis brand sendiri disamping bekerja di Studio Expose. Sudah hampir lima tahun dia mempunyai outlet yang dia desain sendiri. Ada pegawai yang dia percaya dalam menangani bisnis fashion yang dia kembangkan. Hanya saja dia lebih fokus pada bisnisnya di akhir pekan sembari berkumpul bersama keluarga.

Sedangkan untuk weekday dia akan bekerja di studio Expose. Sudah hampir sepuluh tahun dia mulai bekerja di studio Expose. Dan dari hasil jerih payahnya bekerja, Jung Hana dapat mengembangkan produk fashion miliknya.

"Sabar ya, Nona Jung. Kita bisa melaluinya. Semangat!" ucap Anne bersemangat.

"Apa Kabar Tuan Nam.." lanjut Anne menyapa staff lainnya.

Nam Minhyuk berusia 32 tahun, seorang Animator sekaligus Desainer yang mahir di bidang desain grafis dan animasi. Dia juga merupakan salah satu lulusan terbaik salah satu perguruan terbaik di Amerika. Setelah empat tahun bekerja di Amerika, Nam Minhyuk memutuskan kembali ke Korea dan menggeluti bagian grafis dan animasi sesuai bidang yang dicintainya.

"Hai Denise sshi.. semua persiapan di dalam studio sudah beres." Kata Tuan Nam yang biasanya membantu Anne menyiapkan studio.

"Terima Kasih Tuan Nam. Gamsahamnida." Kata Anne hangat.

"Denise sshi...Jung Woo sshi sudah datang." Kata Jun make up artist memanggil Anne pagi itu.

"Halo apa kabar semuanya. Saya Jung Woo. Terima kasih atas kerja samanya."

"Halo saya Denise. Hari ini saya akan menjadi fotografer anda pagi ini. Mohon kerja samanya." Balas Anne ramah.

Setelah Jung Woo di make up dan ganti baju yang sesuai dengan theme pemotretan pagi itu, Anne pun memulai menggunakan kameranya. Kilatan demi kilatan Kamera terpadu apik dengan berbagai pose model pemotretan sore itu, jung Woo. Benar sekali kata Mr. Kim. Jung Woo sangat profesional dalam bergaya dan tampak fotogenik di depan kamera.

Sesekali pemotretan berhenti untuk melihat dan memonitor hasil pemotretan pagi itu di layar LCD computer. Tampak baik Anne dan Jung Woo puas melihat hasilnya. Dan Jung Woo pun segera mengeluarkan smartphonenya untuk mengabadikan hasil pemotretan pagi itu untuk dibagi di social media.

"Terima Kasih Semuanya. "

"Sugohasemnida..."

Tepat empat jam pemotretan pun berakhir. Anne dan beberapa staff terlihat membereskan peralatan sore itu dan tak terasa senja menjelang. Anne pun keluar dari studio dengan tas peralatan kamera di bahu kirinya. Dia pun mampir di sebuah café untuk membeli es krim dan membeli es krim favoritnya, Pistachio Vanilla. Anne pun teringat kembali dengan kebiasaannya sewaktu di Malang. Saat dia selalu membeli es krim bersama sahabatnya, Jojo.

"Jojo, Neo eodiya? Kamu dimana sekarang? Aku merindukanmu..bogoshipda.." Gumam Anne sendirian yang memandangi es krim di depannya.

Kemudian dia mengeluarkan smartphone dari dalam tasnya dan dipandangi sebuah foto seorang ibu paruh baya yang sedang memeluk seorang anak perempuan. Ya, itu adalah foto Anne dan Mamanya waktu dia kecil.

"Eomma.. Anne kangen..kapan kita bisa bertemu. maaf belum bisa menemukanmu." Kata Anne pelan.

♥♥♥

Sudah tiga tahun ini dia menetap di Seoul dengan tujuan mencari eommanya. Walau dia baru tahu kalau mempunyai seorang ibu saat dia kembali ke Indonesia seusai kuliah dari Inggris. Dia pun segera meminta ijin Papanya untuk pindah dan menetap di Seoul.

Papa Anne awalnya tak setuju dengan keputusan Anne yang membuatnya harus berpisah kembali dari puteri kesayangannya. Namun ia juga tak bisa menahan Anne yang ingin segera menemui Ibunya. Ibu yang selama ini tak pernah sekalipun Papanya bercerita. Tentang siapa dan bagaimana Ibu pergi. Semua akan Anne cari tahu sendiri.

Minggu pagi, Anne sudah bersiap dengan tas kecil berselempang di bahunya. Dengan berbekal alamat yang di berikan Papanya. Dia bergegas menuju lokasi dimana dia bisa menemui eommanya. Anne pun mengeluarkan mobil dari parkiran apartementnya. Ya, dia sebenarnya jarang menggunakan mobilnya karena lebih suka menggunakan kereta atau bus umum.

Namun jika terdesak atau ada kebutuhan, baru dia akan menggunakan mobilnya. Mobil berwarna biru Anne melaju menuju alamat yang tertera di secarik kertas yang dituliskan Papanya. Sesampainya di lokasi, dia pun segera mengetuk pintu. Menanyakan nama Ibunya. Namun hasilnya berbuah nihil.

Keluarga eommanya sudah pindah dari alamat yang dia temui. Dia pun hanya mendengar bahwa ibunya bekerja di salah satu ochestra terkenal di Korea. Sekali lagi tampak perasaan kecewa menyelimuti hatinya. Dia sangat merindukan mama yang dia hanya bisa lihat dalam sebuah foto saat dia kembali dari London.

"Bagaimana aku menemukan Ibuku. eomma...bogoshipda." gumam Anne sendirian di dalam mobilnya.

Anne sebenarnya sudah bisa menebak hal ini akan terjadi karena memang tak mudah untuk menemukan Ibunya setelah belasan tahun. Namun dia tak ingin menyesal karena menyerah sebelum berusaha. Maka sejak beberapa bulan yang lalu, Anne mulai mencari keberadaan ibunya. Dan ia juga sedikit mendengar bahwa Ibunya merupakan seorang pemain biola. Aku pasti bisa menemukannya. Nan halssu idda. Mom, please wait for me.

♥♥♥