Chereads / Jangan jatuh cinta / Chapter 8 - 8

Chapter 8 - 8

"Kamu lucu deh kalau malu gini, merah banget kayak tomat. Aku suka banget, kamu hanya boleh malu memerah gini depan aku ya, aku bakal cemburu kalau kamu semanis ini di depan cowo lain. Atau aku percepat aja ya nikahin kamu, ga tenang aku mikirin kamu bakal direbut cowo lain pas aku sibuk ga bisa merhatiin kamu." cerocos kevin panjang lebar.

"Apaan sih kev, kita masih butuh waktu. Toh selama 5 tahun terakhir kita gatau kabar masing masing. Masih harus ngejalanin pendekatan." kataku menjawab kevin.

" Kamu yang gatau kabar aku rika. 3 tahun yang lalu, aku mulai cari-cari kabar kamu, awalnya aku coba untuk biasa aja tapi terakhirnya aku selalu kepikiran kamu. Aku ngerasa bersalah dengan kata-kata aku yang nolak kamu ngan tidak berperasaan gitu aja. Makanya aku ga berani ngedeketin kamu, aku cuma bisa dengerin cerita-cerita dari ayah kamu tentang kamu dan dari orang suruhan aku tentang kamu, aktivitas kamu, dan orang sekitar kamu. Aku iri sama mereka yang bisa deket banget sama kamu. Dan 2 tahun lalu ayah kamu ngusulin aku untuk jadi menantunya. Aku langsung nerima gitu aja, tapi aku belum siap buat ketemu sama kamu takut mendengar penolakan dari kamu." kata kak kevin menjelaskan.

"kev...." kataku berusaha memotong pembicaraan supaya kevin diam dan gak ngelanjutin kata-katanya

jujur, aku ragu dengan kata-kata yang diutarakan kevin . Tapi mendengar penjelasannya ada sedikit rasa senang jauh di dalam lubuk hati,entah kenapa.

"Hingga akhirnya tahun lalu aku berniat mulai pendekatan sama kamu, tapi rupanya cabang perusahaan papa aku yang di kalimantan mengalami musibah dan mengharuskan aku untuk kesana dan membantu papa, dan mengundur rencana aku untuk melakukan pendekatan ke kamu. Karna gamungkin aku bisa fokus untuk ngelakuin dua-duanya sekaligus, aku takut kamu bakal nganggap aku ga serius. Dan rupanya kondisi perusahaan kembali membaik di awal tahun ini, aku langsung kembali ke sini dan mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum menemui kamu. Rupanya ayah kamu masuk rumah sakit, aku kaget dan langsung ngejenguk ke rumah sakit. Dan disitu aku liat kamu secara dekat setelah 5 tahun. Aku senang banget bisa ketemu sama kamu, rupanya kamu masih membenci aku dan menatap aku gasuka. Makanya untuk memperbaiki semua itu, aku ngajuin masa pendekatan selama 6 bulan. Karna aku akan berusaha supaya kamu kembali cinta sama aku dan kamu mau menikah sama aku, tanpa ayah ngasih perusahaan ke kita untuk kulanjutkan, aku bakal berjuang ngedapatin kamu erika. Jadiin kamu pasangan seumur hidupku dan menjadi ibu dari anak-anak aku di masa depan." kata kevin memotong waktu aku berusaha menyuruhnya berhenti sambil menatap dengan tulus ke arahku. Aku tidak ngelihat ada kebohongan di mata kevin. Aku sempat luluh mendengar penjelas kevin tapi entah mengapa masih ada secuil keraguan sama kata-kata yang kevin lontarkan.

Aku hanya bisa membuang pandanganku ke arah lain tidak mau memandang kearah kevin. "Gapapa rika, setelah mendengar penjelasanku, aku gabakal maksain perasaanmu untuk menerima aku sekarang. Tapi biarkan aku untuk tetap berjuang supaya aku bisa buktikan kata-kataku tadi dan perasaanku betulan tulus untukmu rik." kata kevin sambil memelukku dan mengelus kepalaku pelan.

Setelah lewat beberapa menit didalam pelukan kevin, aku melepaskan pelukan kevin dan setelah itu menatap mata kevin. "Makasih bisa ngasih aku waktu dan ngertiin aku. Makasih mau berjuang untuk aku." kataku sambil menatap mata kevin.

"Aku sayang kamu rika, aku pasti bakal memperjuangkan orang yang kusayang." balas kevin kepadaku dan mengecup pelan keningku.

Hening beberapa saat dan aku baru sadar kami sudah sampai di halaman depan rumahku. "Loh kita kok jadi berhenti depan rumah aku? Kan mau ngantar kamu. Kenapa malah jadi nganterin aku pulang? kamu jadi gimana pulang ke rumahnya?" celutukku setelah menyadari keberadaan kami sekarang.

"Karna aku mau ngabisin waktu aku di perjalanan pulang bareng kamu dan juga nganterin kamu pulang kerumah dengan selamat, biar kamu ga mampir kemana-mana lagi ini udah malem soalnya." tutur kevin menjelaskan.

"Iya, makasih atas niat baiknya untuk nganterin aku pulang kev, tapi  kamu sendiri sekarang gimana cara pulangnya?" kataku bernada kesal, ga ngerti dengan jalan pikir kevin.

"Kalau aku sih gampang, tinggal panggil taksi atau minta tolong dijemput sama supir rumah." jawab kevin enteng.

'Kalau bisa manggil taksi sama manggil supir, ngapain minta nebeng ke aku? emang agak rada-rada stress kayanya otaknya kevin.' pikirku mendumel didalam hati. Dan terdengar dari luar hujan mulai turun dengan deras.

"Yah... Hujan deras banget. Atau kamu mau nginap dirumah aku malam ini?" tanyaku mengusulkan ide menginap di rumah ke kevin. 'toh dirumah ada banyak kamar tamu.' pikirku dalam hati.

Kevin yang mendengar itu hanya terdiam dan mukanya mulai memanas.

Aku yang melihat langsung memegang dahi kevin "Kamu hangat? astaga ayo turun nginap aja deh, rupanya kamu sakit." celetukku setelah menempelkan telapak tanganku ke dahi kevin untuk mengukur suhu badannya.

Kevin langsung memegang tanganku yang kutaruh di dahinya dan bertanya "kamu sering ngajak teman kamu yang lawan jenis nginap ya pas ayah ibu ga ada?"

"Enggak lah, mana berani aku ngajak cowok nginap pas gaada orang tua dirumah, bisa di sate sama ayah aku kalo kaya begitu. Biasanya ada satu sahabat aku yang cowo nginap kalau ada ayah sama ibu tapi itu dulu. Emang kenapa?"terangku dan tanyaku balik kepada kevin.

"Jadi kamu nawarin aku nginap itu kenapa? kamu ga sadar ya pas ngajak nginap? kamu ga anggap aku laki-laki ya? Nanti bisa terjadi hal yang tidak boleh dilakukan kalau aku cuma sama kamu berdua di rumah kamu." jawab kevin sambil tertawa kencang.

Setelah mencerna kata-kata yang dilontarkan kevin, aku baru tersadar dengan ajakanku menginap dan langsung malu pake banget karna asal ngasih ide ke kevin buat nginap. 'aduh rika kamu bodoh banget sih, bisa-bisanya ga kepikiran tentang jenis kelamin orang yang diajak nginap' rutukku dalam hati.

"Hehehe..... maaf ya kev, ga maksud gitu tadi aku asal ceplos. Kalau gak biar kamu dianterin sama pak dadang aja supirnya bunda." jawabku sambil mulai mengalihkan topik pembicaraan.

"Tapi jadi ngerepotin pak dadang, kasian pak dadang." jawab kevin cepat.

"Hehehe....tenang aja. Kalau kamu ngerasa ngerepotin pak dadang aku tau siapa yang bakal ngantar kamu dengan sukarela." kataku membalas jawaban dari kevin.

"Maksud kamu?" tanya kevin bingung.

"Tenang aja,bentar ya." jawabku sambil mulai fokus mencari satu nama tujuanku di layar hp.