Chereads / Jangan jatuh cinta / Chapter 14 - 14

Chapter 14 - 14

Bunda mulai menyadari keberadaan kevin yang ada juga di dalam kamar rawat sedang bersama ayah. " Loh kevin dateng? kok bunda ga tau? Tadi datangnya kapan kak? ketemu di bawah atau barengan nih?" Rentetan pertanyaan keluar meluncur begitu saja menanyakanku perihal kehadiran kevin.

" Iya kevin dateng barengan sama aku tadi bun, dijemput dari rumah." jawabku asal pertanyaan bunda.

" Wahhh.... calon mantu bunda emang mantep." ucap bunda asal ceplos, setelah ittu bunda mendekat ke arah ayah dan kevin dan mulai nimbrung memecah fokus kedua orang tersebut tentang pekerjaan mereka.

Kevin yang melihat bunda langsung berdiri dan berjalan memutar ke arah bunda yang berdiri di samping ranjang inap ayah dan menyalim tangan bunda tanpa risih.

"Selamat sore tante" sapa kevin setelahnya.

"Sore sayang, maaf ya tante sekeluarga jadi ngerepotin kamu banget, minta bantu om handle bisnis, bantu jagain erika, bahkan juga repot- repot ngejenguk kesini setiap minggu, maaf banget ya kevin." ucap mama karna merasa terlalu merepotkan kevin selama ini setelah papa mulai jatuh sakit kemaren.

" Gapapa kok tante, kevin ga merasa direpotin sama sekali, kevin ngebantu karna udah nganggep om sama tante kaya orang tua kevin juga, dan sekalian biar makin dekat sama eri." jawab kevin sambil tersenyum kearahku.

Aku yang disenyumin langsung salting dan buang muka, pliss banget kevin ga senyum aja udah tampan bayangin aja ditambahin senyum melenyot saya.

Setelah beberapa saat percakapan bunda ayah dan kevin berlanjut, aku yakin mereka lagi ghibahin aku kepo sih kepengen mendekat guping mereka ngomongin apaan tapi mager tingkat dewa untuk jalan mendekat ke arah mereka.

"Ri...eri" panggil kevin sambil menepuk nepuk pelan pipiku. Aku membuka mata dan tersadar rupanya sempat ketiduran bosan nungguin mereka.

"Ayo bangun cuci muka dulu, biar kuantarin pulang ri." kata kevin sambil membantuku untuk berdiri karna masih setengah sadar.

Aku hanya patuh dan berjalan pelan ke arah wastafel di kamr mandi dan membasuh mukaku dengan air dingin yang langsung mengembalikan penuh kesadaranku. Setelah selesai aku mencari

keberadaan tisu untuk ngeringin muka tapi tidak ada tanda tanda keberadaan tisu di sekitar wastafel.

Aku keluar dari toilet dan celingak celinguk kekiri dan kanan mencari keberadaan tisu di ruang inap ayah tetapi tidak menemukannya. Kevin yang melihatku langsung berjalan mendekat dan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan menyerahkannya padaku, ternyata sapu tangan.

Aku yang melihat sapu tangan terulur didepanku langsung menyambarnya dan melap mukaku agar cepat kering dengan sapu tangan tersebut.

"Udah? kita pulang sekarang? pamit dulu sama papa mama kamu kalo iya." tanya kevin kepadaku lembut, aku hanya membalas dengan anggukan pelan dan berjalan bersama kevin ke arah ayah dan bunda yang lagi- lagi sedang mengumbar kemesraan mereka.

Saat kami mulai mendekat, ayah yang pertama kali menyadari kami mendekat melihat ekspresi mukaku yang menunjukkan eneg melihat kemesraan mereka.

"Ekspresi dijaga dong mblo, udah jelek tambah jelek loh pantas ga laku." sindir ayah ga senang melihat ekspresiku. Bunda yang mendengar hanya menepuk ayah pelan dan berkata 'ayah ga boleh gitu sama anak sendiri ih'.

" Ayah ngeselin banget, eri bukannya ga laku ayah tapi nunggu yang tepat aja untuk eri." jawabku membela diri.

" Jadi selama ini nungguin kevin? kan lagi pendekatan ama kevin kan, berarti dia lelaki yang tepat yang selama ini kamu tunggu dong~" seloroh ayah menggodaku, aku yang mendengar ayah hanya bisa diam tapi mukaku udah merah banget kaya tomat.

" Om bisa aja, saya malah merasa bahagia banget karna eri ngasih kesempatan buat saya bukan lelaki lain." jawab kevin cepat sambil merangkul bahuku erat.

" Kamu mah jangan bikin dia bangga diri, naik tuh kuping anak gadis saya, awas aja eri ngasih harapan palsu ke kamu kev om hukum eri nanti lapor aja ke om." balas ayah membela kevin.

" Ah udahlah ayah jahat, yang anak ayah siapa sih? Bunda liat ayah itu..." jawabku dengan nada merajuk dan melaporkan ayah ke bunda, bunda hanya bisa memberikan satu cubitan romantis ke pinggang ayah menyuruhnya berhenti menggoda dan membuatku malu, ayah hanya meringis kesakitan dan cengengesan.

" Ayah, bunda eri pulang dulu ya udah hampir malam ini, nanti kevin kemalaman pulang karna harus ngantar aku pulang dulu." kataku pamit pulang pada ayah dan bunda.

Ayah menunjukkan raut sedih dan ekspresi 'kok cepet banget balik bentar lagilah disini' dan aku hanya menggeleng tegas, bunda hanya tertawa dan mengangguk memperbolehkanku pulang sekarang karna takut kemalaman.

" Yaudah hati- hati kak nyampe rumah semuanya dikunci rapat jangan lupa kunci gerbang, jangan keluyuran kemana mana, kalau udah sampe jangan lupa kabari bunda." kata bunda sambil aku dan kevin menyalim tangan bunda dan ayah bergantian sebelum pulang.

Aku langsung menarik tangan kevin dan buru- buru keluar sebelum ayah menahan kevin dengan percakapan unfaedah milik ayah, sesampainya di depan lift aku langsung refleks melepaskan tangan kevin dan meminta maaf karna dengan lancang tanpa permisi ngegandeng tangannya.

"Gapapa, gandeng aja aku suka digandeng sama kamu." jawab kevin lalu langsung menggandeng tanganku erat sampai dengan kemobil baru gandengan tangan kami terlepas dan yakinlah aku ngeblank.

" Ri kita makan dulu ya sebelum kuantar pulang, udah laper soalnya biar sekalian makan bareng, kamu mau makan apa?" tanya kevin padaku sambil memasangkan sabuk pengaman miliknya.

" Emm... gimana kalau makan nasi padang? Biar puas makannya pilihan lauknya juga banyak." kataku balik meminta pendapat.

" Boleh juga, kita ke rumah makan padang langgananku ya enak parah sih disana." jawab kevin sambil mulai membawa mobilnya keluar dari parkiran rumah sakit ke rumah makan padang langganannya.

Sesampainya di Rumah makan padang itu kami langsung keluar mobil dan masuk ke dalam Rumah makan padang tersebut dan membuat pesanan, dan kami langsung duduk di meja kosong terdekat.

Beberapa menit kemudian terhidang 2 nasi hangat dan beberapa lauk pilihanku dan kevin, yaitu kikil, rendang, telur balado, gulai kepala kakap, daun singkong tumbuk, sambel paru, perkedel kentang, sayur nangka, satu teh pahit dingin dan satu es jus jeruk.

Seperti biasa kalau udah urusannya makan gaada lagi jaga image ataupun ingat orang sekitar aku langsung mencuci tangan, berdoa untuk makan dan langsung mengambil beberapa lauk kepiringku dan langsung memakannya, ga afdol makan di rumah makan padang kalo ga pake tangan, kerasa nikmatnya kalo pake tangan hihihi... (kenapa ga jaga image? itu karna kevin udah tau baik buruk bobroknya aku gimana dari kecil jadi gas terus)