Chereads / Jangan jatuh cinta / Chapter 13 - 13

Chapter 13 - 13

Sebulan berlalu begitu saja tanpa disadari hubungan diantara aku dan juga kevin berjalan secara harmonis dan hari ini kami akan pergi bersama ke rumah sakit untuk menjenguk ayahku

"Maaf ya kev, aku ini malah jadi ngerepotin kamu jadinya" ucapku merasa ga enak terhadapnya sambil memasukkan barang ke kursi tengah mobil dan mengambil posisi duduk disebelah pengemudi dengan nyaman.

" Gapapa eri aku juga kesini tadi kan udah nyelesain semua urusan kerjaan yang mendesak di kantor dulu, kan sekalian jemput kamu dari rumah selain karna ada berkas yang mau diambil punya papa kamu sekalian biar barengan jenguk papa kamu ke rumah sakit" jawab kevin dengan santai sambil tetap fokus menyetir mobilnya.

" Kev ini kan lagi jam-jamnya makan siang nih, kamu tadi udah sempat makan kan di kantor?' tanyaku sambil fokus mengotak atik hp membalas chat dari siska.

" belum sempat sih tadi karna fokus selesain urusan paling nanti aja sih beli makanan di rumah sakit untuk makan siangnya." Jawab kevin sambil tetap fokus memandang jalanan di depannya.

" Gaboleh terlambat makan kev, tadi harusnya setelah kerjan kantor selesai makan dulu paling gak ngegganjel isi perut jangan dibiarin kosong perutnya aku kan sama papa kalo di kabarin pasti bisa nunggu asal dikabari" jawabku komat kamit menceramahi kevin tentang pentingnya makan.

" Maaf ya ri, gak aku ulangi lagi deh. Ini juga karna aku mau cepat-cepat ketemu sama kamu, soalnya udah kangen." Balasnya ngeles sambil cengengesan gajel

" Mau makan ga? Ini tadi aku ada buat sandwich telur, risol tuna mayo sama teh manis dingin tadinya buat nyemil sih tapi untuk kamu aja deh biar ngeganjel isi perut dulu biar ga sakit, udah gede juga masih aja susah jaga kesehatan sendiri."Jawabku sambil mengambil tas isi bekal makan yang kutaruh di kursi tenngah mobil dan mulai membukanya satu persatu.

Wangi makanan langsung semerbak menguar memenuhi ke seluruh penjuru mobil, wangi makanan yang sangat menggugah selera.

Beberapa detik berikutnya terdengar bunyi dari suara perrut lelaki di sebelahku yang sudah keroncongan mendemo minta diisi.

" Eri... suapin aku dong, aku laper tapi lagi bawa mobil biar cepet sampe di rs." Jawab kevin meminta tolong disuapin untuk mengisi perutnya yang sudah mendemo keras minta diisi oleh makanan yang terhidang di atas pangkuanku di sebelahnya.

Aku menggeleng pelan " kalau memamg mau makan sebaiknya dipinggirin dulu ini mobilnya kev, aku bukannya gasuka ide nyuapin kamu tapi supaya kamu ga keganggu fokusnya pas lagi nyetir malah makan." Terangku menjelaskan maksudku padanya, dan seakan mengerti dan setuju kevin mengangguk dan langsung menepikan mobilnya setelah melihat ada lahan untuk parkir di depan sebuah ruko kosong.

Kevin langsung mengambil tisu basah di laci mobil dan mulai mengelap tangannya dan berdoa terlebih dahulu sebelum mulai makan, dia makan dengan lahap tanpa memedulikan keberadaanku disampingnya saking dia fokus mengisi perutnya terlebih dahulu.

Lima belas menit kemudian di saat semua makanan habis disantap tidak bersisa, aku membuka tutup botol dan menyerahkan botol teh manis dingin tersebut ke arah kevin sambil tersenyum tipis bahagia karna kevin sudah menghabiskan makanan buatanku.

Kevin yang sudah kenyang mulai tersadar dan menatap seakan menunjukkan rasa bersalah karna makan dan menghabiskan tanpa sisa makanan tadi sendirian tanpa berusaha menawarkan ataupun berbagi padaku, aku hanya menganggukan dan berkata "gapapa kev, aku juga udah kenyang kamu tenang aja, mending kalau sudah siap kita lanjut aja perjalanan kita ke rumah sakitnya."

Dan kevin mengangguk setuju dengan usulanku dan mulai memacu mobil berjalan ke arah rumah sakit tempat ayah dirawat.

Tidak berselang lama kira-kira dua puluh lima menit menyambung perjalanan akhirnya kami sampai juga ke tempat tujuan kami, Rumah sakit tempat ayah dirawat. Kevin langsung menuju parkiran dan bergegas untuk turun dari mobil dengan kevin buru- buru keluar mobil membantuku membawakan tas baju ganti milik ayah dan bunda yang sudah kusiapkan dan aku akhirnya hanya menenteng tas tangan kecil berisikan berkas-berkas kerjaan kantor milik bunda.

Setelah memasuki gedung rumah sakit menunggu sebentar untuk mengantri naik lift dan setelah akhirnya sampai dilantai kamar rawat inap ayah aku langsung berlari kecil ke arah kamar ayah, mengetuk pintu kamar sebentar dan karna tidak ada balasan dari dalam setelah beberapa menit menunggu aku langsung menyelonong masuk tanpa memedulikan kevin yang datang bersamaku masih berada di luar kamar.

Tapi begitu masuk kamar aku tidak melihat adanya jejak keberadaan ayah ataupun bunda baik di dalam kamar dan juga kamar mandi kamar rawat inap VVIP tersebut. Sempat kesal karna gagal meng-surprise ayah tentang kedatanganku untuk menjenguknya akan tetapi aku mendengar suara yang familiar di telingaku sedang berbincang ringan dan juga ramah ke kevin.

Aku bergegas menghampiri ke luar kamar , " Ayah..." panggilku untuk memecah perhatian ayah yang sedang berbincang dengan kevin.

"Loh eri, anak kesayangan ayah juga datang? Kalian janjian barengan ya datangnya sayang?" Tanya ayah kepo sambil melirikku dan mengusap pucuk kepalaku yang sedang bertepatan mencium tangan ayah.

'Iya om tadi aku jemput eri ke rumah dulu baru barengan jengukin om ke rumah sakit." Jawab kevin menjelaskan.

" Kemajuannya sangat pesat ya hubungan kalian, kedoknya aja jenguk ayah kesini, bilang aja kencan susah banget." Jawab ayah sambil menyindirku dengan senyum mengejek, aku yang mendengar ucapan ayah Cuma bisa memerah malu dan buru-buru mengambil tas baju dari tangan kak kevin dan ngacir buru - buru masuk karna malu.

Beberapa jam membiarkan ayah dan kevin bercengkrama membahas pekerjaan mereka dan mengabaikanku, aku hanya menunggu sambil mengotak atik hp dengan bosan, tiba- tiba terdengar bunyi pintu kamar rawat inap terbuka yang menandakan bunda sudah pulang kantor dan langsung balik ke rumah sakit.

"BUNDAAAA..." teriakku senang melihat kehadiran bunda didepanku.

" Sayang kecilin suaranya ini rumah sakit jangan kampungan deh" kata bunda merepet sambil tetap memeluk dan mencium kedua pipiku sambil menanyakan kabarku.

"aku baik bun, ini berkas yang bunda minta dibawain coba dicek udah bener apa belom" jawabku sambil menyodorkan tas tangan kecil yang berisi berkas- berkas kejaan milik bunda.

"Makasih sayang, maaf jadi ngerepotin kamu iya bener yang ini berkasnya, pinter banget deh anak bunda." jawab bunda setelah memeriksa kembali berkas yang kuberiikan tadi.

Bunda mulai menyadari keberadaan kevin yang ada juga di dalam kamar rawat sedang bersama ayah. " Loh kevin dateng? kok bunda ga tau? Tadi datangnya kapan kak? ketemu di bawah atau barengan nih?" Rentetan pertanyaan keluar meluncur begitu saja menanyakanku perihal kehadiran kevin.