Chereads / Jangan jatuh cinta / Chapter 7 - 7

Chapter 7 - 7

Setelah selesai makan bareng, kak kevin langsung mulai membicarakan masalah pekerjaan dengan ayah, dan aku berbincang dengan bunda mendengar curhatan bunda tentang sikap ayah selama di rumah sakit. Bagaimana keras kepalanya ayah menolak untuk memakan obat pil yang seharusnya ditelan dan harus digerus sehalus mungkin karna ayah gabisa nelan obat, ayah yang gamau makan bubur rumah sakit dan terakhirnya mesan makanan dari catering diet supaya makanannya aman.

"Ayahmu susah banget dibilangin, kalau dirumah pasti dia udah diam tenang gabisa melawan karna ada boru kesayangannya yang bantu ngatur ayahmu, tapi disini dia seenaknya karna bebas ga terlalu diawasi sama kamu eri." terang bunda kepadaku mengeluh lagi-lagi tentang ayah.

"Sabar ya bund. Ayah memang terlahir aneh dan keras kepala, Harap maklum walau begitu sifat dan mukaknya, faktanya dia itu ayahku dan suami kesayangan bunda."jawabku sambil mengedipkan sebelah mataku genit kearah bunda. Bunda hanya bisa memutar bola matanya kesal.

"Gimana kuliah kamu? lancar kan kak? kakak yang rajin ya kuliahnya." Tanya bunda kepadaku.

"Lancar kok bunda, ini kakak udah ngajuin ambil kelas kuliahnya yang program online bunda. Jadi kakak ga harus berangkat ke kampus." jawabku sambil mulai membereskan barang-barang bawaanku untuk berkemas kembali pulang karna tak terasa sudah mulai sore.

"Bunda aku permisi pulang ya nanti bunda yang kasih tau ke ayah eri pamit pulang ya kalau ditanya sama ayah eri dimana ,ayah kayanya masih sibuk ngebicarain masalah pekerjaan sama kak kevin, eri gak enak ganggu." jawabku permisi pamit duluan ke bunda.

Bunda merespon dengan menatap ayah kemudian menghampiri mendekat dan mulai menyampaikan maksudku untuk pulang. Padahal aku sengaja ngomong ke bunda supaya bisa pulang duluan ga bareng sama kak kevin, 'ih bunda ngeselin ga peka!' pikirku.

"Boru udah mau balik? sini sayang peluk ayah dulu." kata ayah sambil mengibaskan tangannya menyuruhku mendekat. Aku hanya bisa mengikuti kata ayah dan mulai memeluk ayah erat sambil mencium pipi ayah, sambil mulai nangis karna sebenarnya kangen banget sama ayah, tapi u know lah aku malu ngungkapinnya. Sampai kayanya lagi-lagi aku lupa keberadaan kak kevin disana dan terus sibuk menempeli ayah seperti anak kecil.

Setelah udah puas nangis dan mataku sepertinya sudah rada bengkak karna terlalu lama nangis, aku mulai berjalan kearah kamar mandi di dalam kamar ayah dan membasuh muka ku terlebih dahulu karna sepertinya sudah terlalu berantakan.

'astaga mataku jd bengkak banget' kataku menggerutu didalam hati setelah selesai mencuci muka.

Saat sudah selesai, aku langsung keluar dari kamar mandi dan langsung keluar dari kamar ayah karna kalau aku disana ayah pasti bakal ngejekin aku.

Saat sudah sampai di lobby rumah sakit, ada yang menahan tanganku dari belakang aku langsung menoleh dan melihat keberadaan kak kevin. "Loh kakak udah turun? bukannya tadi kakak masih di kamar bicara sama ayah?." tanyaku bingung melihat keberadaannya yang juga sudah dilobby rumah sakit ini.

" Tadi setelah kau masuk ke kamar mandi, aku langsung izin pamit pulang juga. Daripada nunggu di kamar rawat, aku duluan turun ke lobby nunggu kamu rika." kata kak kevin menjelaskan pertanyaanku.

"Oke. Tapi nunggu aku untuk apa kak? kalau ada yang mau diomongin kan bisa lewat chat, gaperlu repot-repot nunggu disini." kataku heran.

"Sebenarnya aku mau minta tolong nebeng kamu untuk pulang. Tadi aku kesini nebeng sama teman, mobil aku mogok di kantor soalnya. Boleh kan erika?" jawab kak kevin dengan hati-hati.

"Yaudah sih boleh-boleh aja, ayo kak biar kuantarin kakak pulang ke rumah." kataku sambil tertawa dan tanpa sadar menarik tangan kak kevin kearah mobilku yang berada di parkiran depan rumah sakit.

Saat sudah sampai di mobil, aku tersadar memegang tangan kak kevin dan lalu menghentaknya begitu saja biar lepas. Sumpah aku malu banget, Erika kamu ini seenaknya aja.

Aku mulai mencari kunci mobil di tas, dan berjalan ke arah pintu kemudi akan tetapi kunci mobilnya di rebut oleh kak kevin dan setelah itu kak kevin menggiringku masuk ke kursi samping kemudi. Setelah itu kak kevin mulai membawa mobil ini menjauhi aula parkiran rumah sakit.

"Rika...." panggil kak kevin membuka percakapan kami di mobil. Aku hanya memandang kak kevin dengan ekspresi 'knapa kak?' menghadap ke arah kak kevin.

"Besok ada waktu gak? Kita jalan-jalan yuk. Biar kita ngabisin waktu bersama, supaya saling mengenal." kata kak kevin sambil melirik sedikit ke arahku.

'ini ajakan kencan kan berarti? kak kevin ngajak kencan demi apa Astaga' pikirku di dalam hati sambil sedikit tersenyum.

"Kalau besok aku bisa kok kak, mau ketemu dimana?" kataku bertanya ke kak kevin tanpa pertimbangan. 'aduh erika kok gak mikir dulu sih, langsung iya iya aja' pikirku setelahnya mulai merutuki kebodohanku.

Kak kevin yang mendengar jawabanku langsung tersenyum dan mengacak rambutku dengan mengelus kepalaku tiba-tiba. "ketemunya siang di rumah kamu aja, aku jemput kamu rika."jawab kak kevin.

"Oke besok siang aku tunggu, kak." kataku sambil memperbaiki tatanan rambutku yang sudah berantakan.

"Kamu bisa manggil aku pake nama aja gak rika? mana ada pasangan yang manggil kakak dikira orang nanti aku ini kakak kamu, padahal aku calon suami kamu. Coba panggil kevin, tanpa embel-embel 'kak' didepannya." pinta kak kevin tiba-tiba.

"Apaan sih kak kev-" kataku berusaha berkilah tetapi langsung dipotong oleh kak kevin. " Panggil kevin aja rika, aku gabakal mau kamu panggil kakak lagi. Akutuh iri kamu bisa manggil sahabat aku, demian tanpa embel-embel kak, kamu selalu langsung  menyebut namanya." rajuk kak kevin dengan menunjukkan muka sedikit kesal.

"Tapi kak kev-" belum selesai aku ngomong, kak kevin langsung menyipitkan matanya kesal. "Oke, ke- kevin" jawabku akhirnya karna kesal dengan tatapan kevin kearahku.

"Makasih udah mau nurut, sayang."jawab kak kevin senang sambil tangan kirinya yang lowong menggenggam tanganku erat dan membawanya ke dekat bibirnya dan mencium punggung tanganku.

Aku yang kaget dengan perilakunya hanya bisa mematung dan mukakku kuyakini sudah memerah panas sampe ke telinga. Astaga perilakunya manis banget, apa daya manusia jomblo seumur hidup kayak aku gini diperlakukan manis sama cinta pertama tuh rasanya mendebarkan banget. Bahagia banget. Kevin pinter banget sih buat anak orang berdebar.

"Kamu lucu deh kalau malu gini, merah banget kayak tomat. Aku suka banget, kamu hanya boleh malu memerah gini depan aku ya, aku bakal cemburu kalau kamu semanis ini di depan cowo lain. Atau aku percepat aja ya nikahin kamu, ga tenang aku mikirin kamu bakal direbut cowo lain pas aku sibuk ga bisa merhatiin kamu." cerocos kak kevin panjang lebar.