Chereads / Jangan jatuh cinta / Chapter 6 - 6

Chapter 6 - 6

'kringg....kringgggg'

Alarm ku bunyi tepat di angka 7.30, tapi aku masih malas bergerak untuk mematikan alarm itu karna masih amat sangat mengantuk. Aku hanya menggoyang-goyangkan badan siska dengan kakiku dan akhirnya suara alarm yang berisik itu sudah mati dan aku melanjutkan kembali tidur hingga akhirnya baru terbangun di jam 10 pagi karena terganggu dengan suara berisik siska yang sedang video call dengan pacarnya, dengan volume suara yang maksimal sekali.

Kasian dengan telinga dan mataku yang harus mendengar suara siska yang diimut-imutin dan bersikap manja pada orang didalam telfon tersebut, akhirnya aku memutuskan keluar kamar dan menyiapkan sarapan untuk diriku dan siska. Aku membuat teh dan kopi hitam dingin, memanggang dada ayam dengan air fryer dan memasak nasi.

Sambil menunggu selesai, aku kembali ke kamar dan masuk ke kamar mandi untuk mandi duluan dan bergantian dengan siska. Saat keluar dari kamar mandi rupanya siska telah selesai video call dengan pacarnya dan bergegas mandi dan saat selesai berbenah diri kami sarapan bersama dan bersiap ke rumah siska untuk mengantarkannya pulang.

"Nanti malam lagi aku ke rumahmu ya, biar aku kabarin ke mamak bapakku dulu soal aku bakal nginap lama di rumahmu rika untuk nemanin kau." kata siska saat di perjalanan.

"kau yakin ga repot? aku juga bisa sendiri kok. Ini malah ngerepotin kau sis, jadi harus pisah tinggal sementara sama keluargamu demi nemanin aku." jawabku memberi penjelasan kepada siska akan betapa repotnya dirinya.

"Jangan dipikirkan serumit itu di otak kecilmu itu, tenang aja aku malah senang seakan aku ini ngerasain hidup jadi anak kos sementara tanpa mamak bapak dan gaperlu ketemu tiap hari sama adikku yang menyebalkan. Biar adekku tau dulu betapa sepi dan gak enaknya hidup tanpa aku di rumah hahahahaha" jawab siska memberi penjelasan dengan tawa diakhir yang rada menyeramkan.

"O-okelah kalau kayak gitu " kataku sambil terus melajukan mobil yang sudah masuk ke perumahan si siska.

Setelah selesai mengantarkan siska dengan selamat sampai ke depan rumahnya, maka aku melanjutkan perjalanan dengan mobil ku menuju ke Rumah sakit tempat ayah dirawat, karna kondisinya yang sempat kritis ayah belum diperbolehkan dokter untuk pulang dan harus mendapatkan perawatan lengkap dan terjamin di rumah sakit.

Saat sudah sampai di Rumah sakit, aku langsung memarkirkan mobilku mengambil pakaian ganti ayah dan bunda selama dirumah sakit dan juga makanan buatanku untuk ku makan bareng bunda dan ayah dalam porsi besar dari bagasi mobil dan berjalan memasuki lorong Rumah sakit. Saat ingin naik menggunakan lift, tiba-tiba pintu lift terbuka yang menandakan ada yang ingin masuk juga kedalam lift. Dan ternyata kak kevin datang berkunjung untuk menjenguk ayah sambil membawa separsel buah kesukaan ayah, saat sudah masuk kak kevin menyadari keberadaanku sebagai orang lain yang berada satu lift dengannya dan dia mendekatiku sambil memasang muka yang seperti sebal terhadapku?.

"Selamat siang, darling.Tumben waktu jenguk kita barengan ya" sapa kak kevin riang sambil kebingungan melihat banyak sekali barang bawaanku yang kutaruh sebentar di lantai lift karna keberatan.

"Rika kamu tolong pegang dulu deh ini parsel buah, sebentar." kata kak kevin menyerahkan parsel buah ditangannya kepadaku. Aku rada kesel kan soalnya dia tau aku bakal ngangkat banyak barang lagi setelah keluar dari lift. Saat parsel buahnya sudah ditanganku, dengan gerakan cepat semua barang-barang bawaanku yang aku taruh di lantai lift sudah berpindah di dalam pegangan kak kevin.

"Apaan sih kak. Aku bisa kok bawa sendiri, kayak gini kan jadi ngerepotin kakak. Sini barang-barangnya kasian kakak keberatan." kataku berusaha menggapai barang-barang bawaanku takut merepotkan kak kevin.

"Sama sekali ga ngerepotin kok, dan gaada salahnya kamu buat aku repot. Aku kepengen direpotkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kamu." kata kak kevin sambil mendekatkan kepalanya kearah mukaku. Aku hanya bisa membuang arah pandangku sambil berharap lift ini cepat terbuka di lantai tujuan.

Sesampainya di lantai tujuan ke ruangan ayah kak kevin mensejajarkan langkahnya ke sebelahku, dan memulai percakapan. "Kamu nge-block nomor aku lagi ya?" tanya kak kevin kepadaku.

"Enggak kok kak aku gak ada nge-block nomor kakak lagi" jawabku malu mengingat sikap kekanak-kanak kan ku dulu yang memblok nomor kak kevin karna ditolak.

"Tapi aku chat sama telfon tadi malam gak kamu angkat tuh." kata kak kevin menunjukkan raut muka tidak senang.

"Kakak nelfon? Maaf kak kemarin setelah kakak pergi aku sibuk masak untuk dan maraton nonton sampai larut malam sama siska."jawabku kepada kak kevin merasa bersalah.

"Ohhhh... gapapa kok. Asal nomor aku ga diblock lagi sama kamu. Tapi aku kangen masakan kamu, udah brapa lama ya ga ngerasain makanan buatan kamu lagi." kata kak kevin panjang sambil mencoba mengingat.

"Ah.... pas kamu masih SMP terakhir, kamu masakin bekal lauk kesukaan aku, kapan-kapan masakin lagi untuk aku ya rika." kata kak kevin memohon.

"Aku gatau apa lauk kesukaan kakak." jawabku ngeles karena ga mau kak kevin kegeeran kalau aku masih ingat hal-hal yang dia sukai.

"Yaudah kalau kamu ga ingat, nanti aku ingatin, aku kasih tau biar kamu ingat." jawab kak kevin sambil terkekeh.

Sesampainya di ruangan nginap ayah, aku langsung buru-buru masuk dan mengambil barang barang bawaan dari tangan kak kevin dan langsung menatanya di kamar ayah.

"Bawa lauk apa hari ini boru? ayah udah kangen makan masakanmu. Makanan rumah sakit ga enak, ga puas aku makannya." jawab ayah sambil berusaha membuka semua tupperware di depannya.

"Hari ini aku masak nya simple aja yah, ayam goreng mentega tapi walau aku masak banyak ini untuk aku sama bunda ayah gaboleh, supkrim ayam, sama brokoli rebus dan asparagus, sup tomat telur dan nasi." terangku menyebutkan satu persatu.

"Tapi aku mau ayam menteganya." kata ayah merengek mencoba merayuku untuk diberikan ayam goreng mentega yang terpampang di depannya.

"Kalau kata eri enggak ya enggak ayah. Sebenarnya ada sih porsi untuk ayah tapi akan dialihkan untuk kak kevin karna ayah sakit." kataku menjawab sambil menatap kak kevin memberi kode untuk mengiyakan kata-kataku.

"Aku gatau bakal dibolehin ikut makan, kayanya ayah lapar banget. Lauknya bisa kurang kalau aku ikut makan." jawab kak kevin, sebenarnya aku rada kesal karna kak kevin gak mengiyakan kata-kataku.

Rupanya ayah jadi merasa gaenak dan langsung berkata "ehmmm... sebenarnya porsinya kebanyakan untuk hanya dimakan sama kami bertiga, apalagi ayah ga ikutan makan ayam kali ini supaya cepat keluar dari sini dan makan enak nantinya, ayo sini nak kevin ikut makan, masakan eri enak loh." kata ayah sambil menyuruh kak kevin mendekat.

Kak kevin langsung tersenyum sombong kearahku sambil mengedipkan mata, menunjukkan kalau dia sudah berhasil memancing ayah supaya tidak makan ayamnya.