Zarima menatap kesal pada ponselnya, baru kali ini Tama tidak mengangkat telpon darinya. Zarima berdiri sambil mondar mandir di dalam apartemen Tama.
Laki-laki itu telah berjanji jika ia akan pergi menemuinya diaparetemen, namun hingga hampir satu jam berlalu, Tama tak juga datang menemuinya.
"kemana aja sih dia." Zarima mengerutu sambil berjalan mondar-mandir.
Sementara Tama yang baru saja sampai di rumah orang tuanya disambut hangat oleh kedua orang tuanya yang memang sudah merindukan anak mereka. Sudah hampir dua pecan Tama tak menjenguk mereka namun mereka memaklumi jika Tama sedang sibuk mengurus café dan perusahaan kecil yang sedang ia rintis.
"Apa kabar sayang?" Tanya Yoana. Ibunda Tama.
"Kabarku baik, bu." Balas Tama sambil memeluk Ibunya dengan erat.
"Ayah bagai mana kabarmu?" Tanya Tama pada sang ayah yang sedang duduk di kursi roda.
"Ayah baik, untung Nisa selalu menjaga ayah dan Ibu dengan baik saat kamu tidak pulang-pulang." Ujar Pak Burhan, ayah Tama.