Tama mengajak Damar masuk ke sebuah coffe shop yang ada di lobby gedung apartemen. Tama ingin mengakhiri semuanya namun justru Zarima kini sedang hamil anaknya.
"Aku ingin mengakhiri hubunganku denganku Zarima, namun apa mau dikata Zarima kini tengah hamil anakku." Ucap Tama sambil menunduk sedih.
"Kini setelah semuanya telah terlanjur hancur, kau ingin mundur? Hatimu ada di mana, Tama? Aku tak percaya Tama yang dulu aku kenal setia kawan, kini tega mengkhianati kawan sendiri, apa lagi dia lah yang membantu kamu untuk bangkit." Ucap Damar kesal.
"Aku tahu aku salah, aku terlalu mengikuti hatiku dan keegoisanku." Ucap Tama.
"Pertangung jawabkan perbuatanmu, Tama. Alfredo tak akan kembali lagi dengan Zarima, karena dia sudah bertemu dengan cinta pertamanya." Ucap Damar yang sebenarnya juga merasa kasihan dengan Tama.
"Benarkah?" Ujar Tama.