Istana yang sedang sibuk untuk merencanakan perjamuan mewah untuk para menteri dan para anak gadisnya yang akan bertemu dengan sang raja tampan yang menginginkan satu orang wanita yang bisa melahirkan putra mahkota untuknya, sang raja yang tak ada di istana ternyata berada di hutan untuk berburu di kala hatinya sangat kacau. Ia tak mengingat lagi berapa kalinya ia berada disini tanpa pengawalan seorangpun.
"Sialan, benar-benar tak punya otak orang itu" umpatan dari suara halus yang ia dengar dari kejauhan semakin mendekat suaranya dan juga kuda yang (mungkin) ia kendarai.
"Oh.. Ya!! Itu curang bajingan!" Teriak wanita cantik yang sengaja berhenti didepannya untuk memanah musuh perburuannya (mungkin) . Minhyun yang melihatnya baru sadar bila wanita yang memanah didepannya adalah wanita yang ia temui dan menabraknya di acara jamuan sebelumnya.
"Yoon Jaehwan! Menyerahlah kau itu wanita!!" Ucap pria yang memacu kudanya kearah jaehwan yang ada didepan minhyun dan kudanya.
"Aku akan merobek mulut kurang ajar mu tuan. Jadi jangan membawa derajat wanita atau kau akan mati disini sialan" ucap tenang dan dingin jaehwan sambil tersenyum wanit itu mengaliri sisi hitam di sekitarnya membuat minhyun dan laki- laki yang mengejarnya merinding.
"Oh... yang mulia raja? Panjang umur raja!!" Ujar sang pria kepada minhyun sambil turun dari kudanya untuk memberi hormat.
"Ya.. apa yang kalian lakukan?" Melihat jaehwan yang ikut memberi hormat.
"Hanya mengasah kemampuan kita berburu yang mulia, apakah kita mengganggu anda? Kami akan pergi yang mulia" ucap lembut jaehwan yang masih berlutut bersama daniel disampingnya. Minhyun yang mendengar suara itu membuatnya merasa ada yang mendesir di dalam dadanya. Minhyun menggeleng.
"Tidak, kalian boleh berburu disini lagipula aku akan segera kembali" ujar minhyun acuh dan berbalik untuk kembali berjalan-jalan lagi. Mendengar itu jaehwan dan daniel saling menatap dan
"AKU YANG MENDAPATKANNYA, ENYAHLAH ATAU AKU AKAN MEMBUNUH MU" panah bergulir mendahului minhyun yang sedang mengendarai kudanya dan membuat seekor rusa yang terkapar tapi yang membuat minhyun shock adalah wanita itu mengejar buruannya sambil berteriak kepada daniel dengan bar bar. Membuatnya berhenti dan melihat jaehwan yang melewatinya untuk mengambil buruannya. Sungguh minhyun kagum pada wanita ini karena kemampuan memanahnya yang harus di akui keakuratan sasarannya. Satu lagi, wanita ini seperti memiliki dua kepribadian. Karena 5 menit yang lalu saat salam kepadanya wanita itu sangat lembut tapi beberapa menit kemudian wanita itu bisa menjadi wanita yang bar bar pula.
"Daniel, come on. Bantu aku aku harus membawa rusa ini ke rumah dengan cepat." Ujar jaehwan yang turun dari kudanya. Ia melihat minhyun yang menatapnya , jaehwan hanya memberi hormat dengan menunduk sebentar dan tersenyum.
"Ya! Wanita bar bar satu ini. Aku akan laporkan ke jisung samchon bila anak perempuannya berburu lagi." Ucap daniel yang mengangkat rusa itu di atas kudanya. Jaehwan memukul kepala tanpa isi milik daniel dengan geram
"Panggil aku dengan benar bocah! Aku kaka mu atau kau benar benar akan menerima akibatnya" senyum miring jaehwan yang membuat daniel merinding. Minhyun yang mendengarnya hanya tersenyum kecil.
"Jadi kau jaehwan yoon anak dari Grand duke jisung?" Tanya minhyun mendekati mereka
" Iya yang mulia!" Sambil menunduk memberi hormat.
" kau juga sepertinya populer di Halvier dengan sebutan flower girl bukan?" Tanya minhyun dengan nada yang sangat enak didengar jaehwan hanya tersipu malu.
"Yang mulia, bila anda dan penduduk halvier tau siapa flower girl itu anda tidak akan mau yang namanya berpapasan dengannya yang mulia" ujar daniel menjatuhkan jaehwan yang tak lama setelah itu melihat jaehwan yang berpose dengan panah sungguhan dan busur yang siap menembak ke jantung daniel.
"pergi daniel" ujarnya sambil tersenyum dibalik busurnya.
"Iya noona bawel!" Daniel pergi ke rumah jaehwan dengan kecepatan setan dengan rusa milik wanita itu.
"Haa, aku tak bisa menjamin masa depan anak itu" gumamnya sendiri. Menyadari bahwa di hutan hanya tinggal ia dan minhyun ia mulai gugup dan
"Yang mulia tidak pulang? Aku ingin pulang sebelum ayah membunuhku." Kata jaehwan sambil bergurau menaiki kudanya .
"Aku akan memastikan wanita bar bar ini pulang terlebih dahulu " ujar minhyun tanpa dosa, jaehwan yang mendengarnya hanya bisa menahan rasa kesal itu tapi tak memungkiri bahwa ia senang raja tersenyum kepadanya
"hahahahah ingin memanah ku juga jaehwan~ah?" Tawa minhyun menggelegar dan sangat manis wajah sang raja di mata jaehwan sekarang . Tapi ia menggeleng mengingat ia adalah raja.
"Sungguh kehormatan saya yang mulia" ujar jaehwan yang bersiap pergi
"pergi lah, sebagai contekan jisung akan pulang 30 menit dari sekarang. Jika kau tak ingin dibunuh ayah mu sih" ujar minhyun. Jaehwan kelabakan dan mengendarai kudanya dengan kecepatan setan
"terimakasih yang mulia!!!!"
.
.
.
.
.
"Kau mengangkat anak jisung?" Tanya minhyun kepada jisung.
"Iya yang mulia, dia adalah anak dari adik saya yang sudah meninggal sekarang. Jadi saya sudah menjadi ayah dari gadis itu bertahun-tahun tapi dengan cara merahasiakannya yang mulia! Mohon maafkan hamba!" Ujar jisung berlutut dihadapan minhyun
"Tak apa. Aku hanya bertanya jisung. Karena aku tak mau Grand duke di istana ini di beritakan negative jadi lebih baik kau mengkonfirmasi kan saja kebenarannya agar anak mu aman" angguk jisung
"terimakasih yang mulia!" Hormat jisung .
.
.
Itulah yang ia tahu dari Grand duke yang sudah berumur setengah abad itu. Minhyun meninggalkan hutan itu dengan hati yang riang karena bisa bertemu gadis bar bar tadi dan kembali ke istana. Minhyun menyadarinya? Jelas tidak.
.
.
.
.
.
"Wah ada rusa menu malam ini" jisung yang baru pulang dan membersihkan dirinya datang ke ruang makan dan menemui putri kesayangannya sedang menyiapkan makan malam mereka. Jaehwan mendekat ke jisung dan memberikannya segelas teh .
"Ayah, jangan lupa minum obat mu. Dan teh ini sudah ku buat sesuai dengan ramuan tabib dan juga makan dagingnya agar darah mu tak berkurang lagi, aku tak mau ayah terkapar lagi ,jadi sekarang ayah harus menuruti perintah ku." Jaehwan berbicara dengan satu helaan nafas dan kembali ke dapur. Jisung sangat beruntung memiliki jaehwan, anak gadisnya itu jika sudah seperti ini ia akan sangat galak. Haha benar benar sangat berwarna hidupnya dengan gadis itu yang mewarnainya.
"Siap ayah!" Suara nya terdengar lucu di jaehwan hingga jaehwan tertawa.
"Ayah sih daniel apa benar kesini untuk bertemu calon istrinya?" Tanya jaehwan lagi yang sekarang duduk di meja makan depan jisung.
"Iya, sepertinya sungwoon kewalahan menghadapi anak nakal itu" jisung mulai makan. Jaehwan terkekeh
"benar, dia saja tak mau mendengar ucapan nunanya ayah. Aku pukul saja kepalanya dengan busur tadi" ujar jaehwan .
" Jangan galak jaehwan~ah , bisa bodoh dia nanti" tawa mereka berdua yang menemani makan malam hangat mereka sampai ada yang menginterupsi
"setau ku jika ada yang menggosipkan seseorang akan mendapat karma besok" ujar daniel yang ikut bergabung untuk makan malam . Lagi mereka bertiga makan malam dengan hikmat. Jisung sangat bahagia sekarang, anaknya bukan raja saja sekarang tapi ada jaehwan dan daniel yang membuat masa tua nya sangat berwarna.
.
.
.
.
.
.
.
Perjamuan dimulai dengan lancar dan jisung yang melihat sang raja sudah sangat relax akan semua tekanan yang ia dapat untuk memiliki putra mahkota nantinya membuat jiwa seorang ayah jisung yang telah berada disamping anak itu dari kecil sangat senang, semua masalah itu bisa dilewati dengan senyuman . Setidaknya ia mendapatkan quote itu dari putrinya, bicara soal putrinya jika ia berharap jaehwan bahagia nanti boleh kah ia mengharapkan yang mulia lah yang menyunting anaknya nanti? Tapi.. bukan sebagai selir tapi ratu. Jisung menunduk, itu tak mungkin. jaehwan hanya akan sedih jika seperti itu, mungkin bisa seperti itu, tapi membutuhkan waktu yang lama. Jisung hanya perlu menikahkan anaknya sebelum anaknya mengenal raja dan jatuh hati pada raja. Jisung mengangguk mantap membuat minhyun yang memperhatikannya heran
"kau tak apa jisung?" Tanya minhyun curiga.
"Tidak apa apa yang mulia" ujar jisung, mulai lah kembali acara perjamuan ini.