Lusa yang ayahnya maksud adalah hari ini. Jaehwan sudah bersiap dari pagi, jika kalian melihat jaehwan maka kalian akan ternganga dengan kecantikan yang ia miliki. Rambut panjang tergerai memakai gaun terbaik miliknya, terbaik menurut jaehwan adalah gaun dengan bahan terbaik dari luar negeri, desain indah terkesan elegan namu glamour dan pas untuk wajahnya. Dandanan tipis yang semakin mendukung pendapat sekitar yang melihat bahwa ia adalah keturunan dinasty yang sangatlah cantik. Kerajaan waadering pasti akan bangga jika memiliki ratu seperti jaehwan .
"Ayah menjemputku atau tidak, narsha?" Ujar jaehwan pelan dengan wajah datarnya.
"Beliau hanya akan menjemput anda di gerbang kerajaan nona" ujar narsha yang sedang bersiap untuk ikut pergi dengan tuannya.
Ha~ jaehwan hanya menghela nafas berat. Hanya ingin setia , apa tak boleh? Ingin jaehwan mengutuk ketika ia dilahirkan dijaman seperti ini. Ketika ia tak menyukai keadaan ia akan merubah dirinya ke mode angkuh andalan miliknya. Dia lebih memilih mengangkat wajahnya dan membuat semua orang tak menyukai, itu lah idenya. 'Itupun jika berhasil' soalnya pasti ayahnya akan menghentikan kelakuan jaehwan yang kekanak2an itu.
"Ayo, kita harus tepat waktu menemui calon ku yang ajaib itu" smirk jaehwan.
narsha tahu bahwa nonanya akan berulah dengan sikap kekanakannya lagi yang pernah nona nya tunjukan pada keluarga ini saat tahu jisung akan menikah dengan calon yang tak pernah ia kenal. Ia akan berubah menjadi nona yang angkuh, dingin, dan juga licik, knp? Karna jika nonanya sudah seperti itu semua pelayan dirumah hanya menggeleng dan terkekeh karna tahu sifat asli nona kesayangannya . Narsha akan tertawa jika nona nya itu malam-malam mengetuk kamarnya untuk mencurahkan hatinya yang tak tega bersikap seperti itu. Narsha tahu jaehwan hanya ingin jisung bersamanya dan tetap berfokus padanya bukan dengan wanita itu. Tapi itulah yang jisung sadari dan akhirnya lebih memilih jaehwan daripada wanita itu. Berhasilkan ? Hahahah
Di dalam kereta kudanya, jaehwan masih sedih karena ia harus melupakan cinta pertamanya. 'Minhyun oppa, jadi lah raja yang bijak nde. Aku sudah tak bisa mendukung dan mencintaimu sepenuhnya. Aku pasti akan membagi cintaku padamu dan dengan nya setelah memiliki anak mungkin sudah tak ada cinta lagi untuk mu' jaehwan hanya mengungkapkannya dalam hati.
.
.
.
.
.
.
Di istana sudah menyiapkan perjamuan menyambut calon ratu kerajaan waadering. Banyak pembicaraan akan sang calon ratu, 'apakah cantik?' , 'anak earl kah ?'
'Yang aku dengar adalah anak dari grand duke'
'Cantik sekali berarti'
Kira-kira seperti itu pembicaraan yang ada tentang calon ratu.
Sementara istana sibuk, Minhyun sang raja masih bekerja di singgahsananya di aula kerajaan bersama jisung. Walaupun tak terlihat tapi ia mengalami detak jantung yang sangat kencang karena menunggu calon istrinya sedang dalam perjalanan. Suara itu, membuat minhyun terkaget dan membenahi diri agar terlihat biasa di depan semua orang.
Para menteri dan tetua memasuki ruang aula dan mulai berbisik ,jisung pun hanya khawatir akan anaknya yang akan berbuat ulah dengan sebuah suara lantang menginterupsi mereka.
"LADY JAEHWAN YOON DATANG MENGHADAP"
'Yoon? Apakah grand duke?'
'Sehebat apa wanita itu?'
Bisikan itu terhenti saat sesosok wanita cantik yang menyilaukan menurut menteri, tetua , bahkan minhyun sekalipun. Kecantikannya tak bisa diungkapkan dengan kata -kata .
Jaehwan yang melihat sang raja dengan tatapan sendu tapi mimik muka normal bahkan berseri dengan senyuman manisnya membungkuk hormat pada rajanya. Jisung melihat anaknya, ia tahu bahwa anaknya sudah menyukai lelaki lain tapi ia tak bisa berbuat banyak, ia ditekan oleh sang raja yang ingin menikah dan juga keselamatan puterinya yang semakin tak kondusif.
"Semoga panjang umur yang mulia, jaehwan yoon menghadap" suara lembut yang menggema dengan indah ia membungkuk memberi salam dihadapan pria yang ia cintai itu.
"Ya. Silahkan, anggap saja rumah sendiri" ujar singkat sang raja. Tak terlihat gugup bukan? Wanitanya benar-benar sangat cantik.
Jaehwan pun hanya tersenyum meringis memikirkan bahwa ia akan tinggal di istana dan hidup berdampingan dengan raja . Pasti sangat menyakitkan.
"Baiklah, Lady Yoon. Kami akan membahas pernikahan anda dengan raja minggu depan" perkataan jisung yang lantang setelah jaehwan duduk ditempat yang disediakan disamping raja membuatnya tak bisa berkata bahkan ia kaget dan merasa jantungnya akan keluar saat ayahnya berbicara seperti itu. Dan menoleh kearah jisung yang meliriknya dan seakan berucap ' akan kujelaskan nanti'
Jaehwan senang. Tidak bukan hanya senang ia sangat bahagia!! Tapi.. bukankah nanti pernikahan itu akan hambar jika ternyata minhyun masih tak mencintainya? Haa~ jaehwan menghela nafas berat dan memasang wajah murung yang tetap ia palsukan dengan wajah teduhnya.
Minhyun melihatnya, jaehwan menghela nafas berat. Apakah wanitanya itu tidak senang? Minhyun tak peduli, ia akan tetap pada pendiriannya bahwa kalaupun ia harus menikah maka yang akan menikah dengannya adalah jaehwan yoon.
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa jam setelah pembahasannya, jaehwan memulai jalan-jalannya bersama narsha di dalam istana. Ia sedikit risih dengan para staff dan pelayan istana yang membicarakannya.
Tiba di taman belakang yang terdapat paviliun tua dan air mancur indah ia duduk disana, tiba-tiba ia dikagetkan dengan tangan yang memeluk lehernya, baru saja ia ingin mematahkan tangan itu. Tapi ia melihat bahwa tangan itu adalah pria yang yang selama ini hidup dengannya.
"Ayah!!!!" Pekik jaehwan senang.
"Anak nakal, tak bisa mengenali ayah sendiri?" Jisung Pura-pura ngambek.
"Kau sudah tua ayah, ingat umur coba" jaehwan bergelayut manja
"Apakah kau marah?" Tanya jisung masih menatap air mancur dihadapan mereka.
"Awalnya, tapi sekarang tidak" senyum jaehwan merekah. Melupakan fakta nanti saat ia menikah dengan minhyun maka pernikahan itu akan hambar, lupakan saja itu dulu.
"Wae?" Menatap puterinya.
"Entah, aku hanya tenang jika aku akan menikah dengan yang mulia. Setidaknya bukan orang tua yang berjanggut, hehehe" canda jaehwan yang mendapat jitakan jisung.
Jisung pun tertawa.
"Kau tak akan membuat ulah kan?" Jisung mewanti wanti anaknya.
"Tergantung -" dijitak lah jaehwan.
"Ayah!!" Jaehwan kesal dan cemberut imut khas miliknya. Narsha yang melihat ayah dan anak itu hanya tertawa.
.
.
.
.
Minhyun melihat ayah dan anak itu yang tampak bahagia, jaehwan begitu cantik saat bermanja dengan jisung.
Minhyun kembali dalam kekhawatirannya yang tak bisa mengambil hati gadisnya. Tapi...
Ia tak peduli, ia adalah raja apun ia bisa dapatkan termasuk hati gadisnya itu. Tak akan ia lepaskan gadis nakalnya itu. Minhyun pergi meninggalkan taman itu. Dan memerintah
"Siapkan kediaman yang paling nyaman untuk calon istri ku" kata minhyun dingin kepada pelayannya dan disampaikan pada tim dekor yang mengurus kediaman jaehwan.
.
.
.
.
.
.
Apapun, akan aku lakukan untuk mendapatkan hatimu ratuku. - HMH
Tak apa jika kau tak mencintaiku, asal kau disamping ku itu semua sudah membuatku bersyukur rajaku - YJH
Tbc