Putera mahkota lahir dengan selamat dan sehat tanpa cacat sedikit pun. 16 tahun tambah 1 tahun sudah masa kehamilan jaehwan.
Menjadi ratu kebanggaan kerajaan serta sang suami, membuatnya belajar mana penjilat dan yang tulus selama ini mendukungnya menjadi ratu.
"PUTERA MAHKOTA MENGHADAP" pemberitahuan dari pengawal penjaga paviliun nya .
"Ibunda?" Panggil sang anak pada jaehwan
"Ya, putera mahkota guanlin?" Senyum jaehwan yang hanya di jawab anggukan oleh guanlin
Dingin seperti ayahnya.. indah seperti jaehwan itulah guanlin.
"Kenapa ibunda tidak keluar saat aku pergi berburu dengan yang mulia raja?" Tanya guanlin penuh penekanan isyarat bahwa ia sangat kesal ibunya tak melihat ia berburu.
Bagaimana pun guanlin ingin menunjukan bakatnya pada sang ibunda tapi ibundanya tak ikut, jangan kan itu datang saja tidak.
"Kau tau tidak Kenapa selama ini ibu tidak pernah mengajarkan atau menyuruhmu untuk berburu?" Pertanyaan jaehwan yang diangguki lagi oleh laki-laki remaja itu
Semenjak kecil dan menjadi putera mahkota ia belajar banyak hal dari ibunya, tapi tidak untuk berburu. Ia penasaran, kenapa ibunya justru terlihat tidak setuju ia belajar berburu . Padahal berburu adalah kemampuan yang harus ia kuasai jika ingin layak menjadi putera mahkota.
"Kenapa ibunda?" Tanya guanlin penasaran
"Karena, ibunda ingin kau menjadi orang yang tahu apa itu arti dari sebuah nyawa yang kau renggut. Tak peduli itu hewan sekecil apapun, pernahkah kau berfikir bahwa saat kau memburu babi hutan dan menangkapnya untuk kesenangan mu, ada 1 bahkan lebih babi hutan yang menangis karena kehilangan keluarganya? Jika kita membalikan keadaan, aku yang terbunuh akan kah kau sedih? Akan kah kau marah? Bahkan menyimpan dendam?" Ddeg.
Guanlin hanya menelan ludahnya kasar, dan menggeleng.
Ia pasti marah bahkan membenci semua orang yang berani merenggut ibundanya jika itu terjadi.
"A.. a- ak.u p.pasti marah! Aku takut" guanlin menunduk. Jaehwan tersenyum dan mengusap sayang bahu tegap anaknya .
"Jika kau menjadi raja, kau harus menempatkan dirimu diposisi rakyat bahkan penjahat sekalipun. Karena dengan kau memposisikan dirimu menjadi mereka, kau mengerti apa yang mereka rasakan dan kau bisa mengambil tindakan atau hukuman yang pantas dan adil untuk semua pihak" ujar jaehwan sambil berdiri dan jalan keluar kediamannya.
"Ibunda mau kemana?" Tanya guanlin yang ikut berdiri dan menyusul ibundanya keluar.
"Mencari udara segar.. ibu mau memberi mu contoh anakku" jawab jaehwan dengan jalan cepat dan senyuman yang menyejukan untuk guanlin bahkan para pengawal yang mengikuti mereka berdua.
".....?" Guanlin hanya diam dan mengikuti.
"Lihat! Ada dua kelinci lucu disana" ujar jaehwan bersemangat, sepertinya ratu satu ini tidak ingat umur .
"Itu hanya kelinci ibunda, kenapa kau sesenang itu?" Jawab guanlin malas.
"Hanya?" Jaehwan menaikan sebelah alisnya menatap heran pada anaknya.
"Iya.. hanya dua ekor kelinci yang mencuri wortel di taman kerajaan" sambil berjalan mendekati jaehwan.
"Kau tau? Ada 1 sifat dari ayah dan kau yang tidak pernah kusukai, yaitu selalu memandang semuanya dengan rendah" jawab jaehwan dengan suara serak menahan amarah.
Guanlin kaget suara ibunya tak pernah sedingin ini padanya.
"Tempatkan dirimu diposisi mereka. Apakah kau mau dituduh mencuri sesuatu milikmu? Disaat wortel yang kau tanam sendiri walaupun berada dilahan orang lain kau cabut dan terlihat bahwa kau yang mencuri?" Tanya jaehwan menatap guanlin dengan mata sendu miliknya.
Guanlin menggeleng, ia semakin mengerti hari ini.
"Aku yang melihat 2 kelinci itu yang menanam sisaan wortel yang mereka makan itu ditaman ini. Kau tau bukan itu caranya bertahan hidup. mencoba saat harapan untuk wortel tumbuh itu tidak ada. Dan aku lah yang membuat harapan mereka tercapai untuk wortel yang tumbuh setelahnya." Kata jaehwan bergetar mengingat kejadian 17 tahun lalu persis yang ia ceritakan sekarang.
"Ibunda.. " guanlin menunduk . Bahkan pengawalnya mereka pun tak pernah melihat jaehwan marah atau kesal pada guanlin selama ini.
"Saat kau menjadi raja, wujudkan semua harapan rakyat mu! Jangan pernah kau melihat mereka dengan sebelah mata. Lihat dengan kedua mata mu. Apa saja yang pantas untuk rakyat mu. Aku tak suka nada mengejekmu pada kelinci itu, apakah selama ini kau selalu seperti itu kepada semua orang guanlin-ah? Kau memang anakku tapi jika nada mengejekmu kau lepaskan didepan rakyat, kau bukan anakku guanlin-ah." Senyum marah jaehwan lepaskan, senyuman yang tak pernah ia tunjukan lagi selama 7 tahun lalu.
Senyuman yang guanlin ingat saat ia berumur 10 tahun ia meminta sang ayah untuk menghukum temannya anak dari menteri pertahanan kerajaan yang berani tertawa saat ia jatuh, dan ayahnya hanya meg iyakan saja sementara jaehwan sedang perjalanan pulang dari makam ayahandanya yang lumayan jauh dari seminggu lalu .
7 tahun yang lalu
"Ayahanda.. aku mohon hukum park woojin! Dia berani menertawakan aku saat aku terjatuh. Hukum cambuk dia" ujar guanlin di aula dimana banyak menteri termasuk menteri park ayah dari woojin menteri pertahanan kerajaan kaget.
"Ampun yang mulia! Hukum hamba saja!" Menteri park langsung bersujud di aula.
"Tak boleh ada yang menyentuh putera mahkota sekalipun anak kecil" jawab minhyun berdiri dari singgahsananya dan berlalu bersama guanlin menghampiri anak kecil didepan yang terdiam dan siap untuk menerima hukuman.
"Yang mulia!! Tolong hambamu ini.. biar kan saya yang menggantikannya" tangis sang menteri menjerit tak karuan saat anaknya mulai menggulung celana bawahnya .
Semua menteri hanya menatap iba pada sang menteri dan anaknya.
"YANG MULIA RATU TIBA" pengawal khusus milik ratu memberitahukan semua orang di halaman aula.
"Ibunda !" Guanlin berlaridan memeluk jaehwan. Minhyun tersenyum dan semua orang disana membungkuk hormat. Jaehwan tersenyum.
Senyum itu memudar saat melihat anak kecil yang siap di cambuk dan para menteri serta suaminya yang berada disana.
"Ada apa?" Tanya jaehwan ke guanlin .
"Dia nakal ibunda, berani sekali menertawai aku saat jatuh. Jadi ku minta ayah untuk menghukumnya" wajah jaehwan mengeras dan mulai berlari kearah anak kecil dan membuka sepatunya serta alas kakinya.
"APA YANG KAU LAKUKAN!" Tanya minhyun marah.
"Jika woojin salah, maka aku juga salah. Ayo hukum aku terlebih dahulu baru woojin" menteri park terkaget dan tetap menangis, semua menteri pun heran dan memohon ratunya menyingkir.
"Apa salah mu?! Menyingkir ratuku!" Minhyun mengamuk.
"Yang mulia raja, aku ibu dari guanlin, aku sudah salah mendidiknya menjadi anak yang manja seperti ini. Maka aku yang salah" ujar jaehwan yang membuat semua orang kaget dan ikut menangis.
Jaehwan tersenyum marah. Guanlin takut saat ini. Minhyun hanya bisa terdiam dan takut dengan apa yang jaehwan katakan.
"Aku salah mendidik anakku. Aku membiarkan ia menjadi laki laki yang manja. Aku juga membiarkan suami ku memanjakannya dan menuruti keinginan anakku. Secara keselurahan semua kesalahan ada padaku." Ujar jaehwan tegas
"Cambuk aku sekarang, atau kau kubunuh sekarang" jaehwan menunjuk algojo istana dan mengancamnnya.
"YANG MULIA RATU TOLONG HENTIKAN" seru pengawal menteri dan guanlin dengan jeritan tangis.
"Diam. Aku tak menerima bantahan" jaehwan mulai di cambuk 50x dan betis jaehwan sudah penuh dengan cambukan. Algojonya pun menangis tersedu dan yang lain pun ikut menangis.
Minhyun yang tak pernah takut dan menangis pun sekarang menangis dan ketakutan jika istrinya kesakitan. Guanlin pun sudah menangis meraung.
Woojin, anak kecil yang tak menangis pun ikut menangis melihat ratu kesayangannya seperti ini. Sudah 10px cambukan dan jaehwan hanya diam dan tak goyah dari pijakannya.
"Sudah. Jangan cambuk woojin. Dia tanggungan ku. Aku sudah menjalani hukuman woojin" yang lain menangis saat melihat jaehwan.
Jaehwan menghampiri suaminya yang menangis, dan menghapusnya.
"Aku. Ibu. Dari . Guanlin. Meminta. Maaf. Pada. Yang. Mulia. Raja. Hwang. Minhyun"
Menghampiri menteri park
"Aku. Ibu. Dari . Guanlin. Meminta. Maaf. Pada. Menteri. Park" jaehwan tersenyum. Dan membungkuk.
Jaehwan berjalan ketengah2 keramaian di halam aula.
"Aku gagal menjadi ibu yang baik untuk guanlin. Aku minta maaf, esok lusa dan seterusnya aku akan mengajarkan guanlin dengan benar agar layak menjadi putera mahkota" ia membungkuk hormat dan pergi ke kediamannya bersama para pengawalnya yang masih kaget dan menangis.
Guanlin yang saat itu sudah menangis kencang berlari menyusul ibunya . Dan para menteri pun yang tetap menangis saat bekerja, minhyun pun menyusul 2 kesayangannya.
Woojin dan menteri park saling berpelukan dan
"Ingat yang mulia ratu dan guanlin. Jaga mereka dengan segenap jiwamu nak. Aku menyayangi mu" menangis bahagia dan kembali kerumahya.
Dikediaman jaehwan
"Kenapa kau bodoh!" Minhyun membentak jaehwan.
"Emang aku bodoh."jawab jaehwan seadanya saat ia sedang sibuk menghindar dari para pengawal yang akan mengobati lukanya.
"Ibundaa.. " guanlin menangis dan bersuara.
"Aku kecewa padamu guanlin!" Jaehwan membentak guanlin. Membuat minhyun dan yang lain kaget dan takut.
"Aku ibumu! Aku yang melahirkanmu. Aku yang mengajarkanmu segalanya! Aku, aku dan aku!" Raung jaehwan marah.
"Aku malu! Aku malu!" Menangis sedih
"Kenapa kau seperti ini. Apa aku mengajarkan mu untuk bertindak seenaknya?! Kau! Memang putera mahkota. Tapi kau tidak berhak meminta hukuman pada ayahmu untuk semua orang yang menyakitimu. Kau laki laki. Kau laki laki ingat itu. Kau tidak boleh selalu meminta . Usahakan itu! Tanya kenapa mereka menyakitimu itu bisa dilakukan dari pada kau mengadu kepada ayahmu." Ujar jaehwan sedikit menaikan suaranya membuat yang lain menunduk termasuk minhyun.
"Dan kau!" Menunjuk minhyun.
"Kau ayahnya! Kau suami ku. Bantu aku membuat anak kita lebih baik! Bukan memanjakannya. Ini terakhir kali kau memanjakannya. Berani kau memanjakannya kau akan tau akibatnya" ujar jaehwan agak normal dengan isyarat penuh penekanan dan anggun.
"Setelah ini. Guanlin tidak akan kubiarkan sendiri, setelah pulang dari sekolah kau akan belajar lebih banyak tata krama dan adab. Dan kau juga mempunyai kelas dengan ku yang mulia" penegasan jaehwan hanya diangguki oleh guanlin dan minhyun.
Begitulah jaehwan mendidik anaknya,keras sekali bukan? agar anaknya bisa menjadi raja terbaik setelah ia dan minhyun sudah tak bisa bersamanya . Dan tak menjadi raja benalu bagi rakyatnya.
Flasback off
Guanlin tersenyum. Ia mengerti maksud ibunya.
"Ibunda mendidikmu keras sampai saat ini untuk bekal mu menjadi raja yang paling rakyat ingat bahkan melebihi ayahmu. Agar kau tak pernah merasakan sakit karena dikhianati. Tempatkan dirimu diposisi mereka, adil . Kau harus adil untuk semua rakyat dan bawahan mu nanti guanlin ah." Ujar jaehwan tersenyum tulus kepada anaknya.
"Sekarang aku mengerti. Kenapa ibunda selalu keras mendidiku, terimakasih ibunda." Guanlin memeluk ibunya manja dan tersenyum
Semua pelayan pun ikut tersenyum melihat ratu mereka yang sangat baik dalam segala hal.
Mulai dari ia datang dengan segala kesempurnaannya (yang diberikan tuhan) , menikah, bahkan memiliki anak, ratu jaehwan selalu menjadi panutan untuk semua orang.
Didikan yang keras pada putera mahkota membuktikan bahwa jaehwan memposisikan dirinya sebagai ibu guanlin bukan ratu yang melahirkan putera mahkota.
Bahkan menteri dan para penghuni istana yang takut akan kekejaman minhyun, terkaget kaget melihat minhyun takut akan kemarahan sang istri.
Menteri pun berpikir dua kali jika ingin membuat jaehwan sebagai sekutu, karena yang mulia raja minhyin saja yang notabennya kejam dan suaminya takut akan kemarahan jaehwan apalagi mereka. Ditambah lagi jaehwan bukanlah wanita sembarangan yang bisa mereka singkirkan. Jika kalian lupa, jaehwan adalah anak grand duke sekaligus konglo merat jisung yoon terkaya di halvier city. Kalian tau betapa berpengaruhnya itu semua ketika kalian ingin menyingkirkan jaehwan.
Sampai sekarang jaehwan menjadi ratu kesayangan para rakyatnya, bahkan sesekali ia menyelundup ke desa untuk makan bubur abalon langganannya dulu dan membungkus 2 bubur untuk anak dan suaminya. Suaminya? Hanya bisa menggeleng. Haha ia bahagia.
Minhyun tak pernah menyesal bahkan merasa salah menyimpan perasaan pada gadis itu dari awal dan nekat menjadikannya istri . Kalian tau? Minhyun takut sekali pada saat istrinya marah. Karena setaunya, jaehwan itu tidak pernah marah bahkan ia hanya tersenyum saat ia kesal. Dan ini lah fatalnya jika jaehwan marah besar, narsha sudah mengingatkan kalau nona jaehwannya adalah wanita terspecial di halvier. karna semua yang ia miliki dan ketegasannya dalam mengambil keputusan. Walaupun ia ratu, tapi ia tetap bisa membantu minhyun mengambil keputusan.
..
Kembali di taman, tak jauh dari guanlin dan jaehwan yang berpelukan berdiri di taman, ada minhyun bersama beberapa menteri serta pengawal yang mendengar dan melihat pembicaraan jaehwan dan anaknya.
Awalnya minhyun dan beberapa menteri ingin menemui jaehwan untuk meminta pendapat wanita itu tentang kelanjutan ujian istana bagi para pangeran. Tapi saat melihat jaehwan sedang berbicara dgn guanlin mereka terdiam dan mendengarkan serta tersenyum.
Bagaimana bisa wanita sesempurna dirimu bisa menjadi istriku? - HMH
Kami mengerti kenapa anda begitu sempurna, yang mulia ratu! - menteri
~
Melihatmu saja membuat ku merasa terhipnotis,
Seperti tidak merasakan bahwa sudah 24 jam aku memperhatikanmu.
Bagaimana bisa kau terlihat sempurna dan polos saat itu?
Aku.. merasa jatuh cinta untuk pertama dan terakhir kalinya.
Terimakasih telah lahir dan mencintaiku hingga ajal menjemput.
Terimakasih karena sudah mau menjadi istriku sampai akhir dan ibu dari anakku yang dengan didikanmu, membuatnya menjadi raja yang dicintai rakyatnya.. terimakasih jaehwan~ah.. aku mencintaimu
- HWANG MINHYUN - Agustus 1505
.
.
.
.
.
.
.
.