Emily kaget dengan handphone yang sedari tadi berbunyi dengan malas ia mengangkat telpon yang mengganggu tidurnya.
"Hallo" ucapnya dengan setengah sadar
"Em, kamu baru bangun jam segini?" ucap pria itu
Sontak ia segera bangkit dari tempat tidur saat ia mendengar suara bosnya. Hari ini jadwal tugas di luar kantor karena Emily dan Bosnya akan menemui klien diluar kantor, dan ia lupa memasang alarm di jam wekernya.
"Ah, iya pak saya udah bangun kok" jawabnya
"Saya gak mau tau, kamu harus datang sebelum jam 9 jika telat gaji kamu saya potong lima puluh persen" ancamnya
"Bapak kok gitu, saya kan..."
"Sekarang Em, buruan" potongnya
Sean mematikan sambungan telponnya secara pihak. Begini laa bosnya selalu saja semena mena dengan sekretarisnya.
"Kenapa aku punya atasan seperti itu" ucap dilebay lebaykan
Emily melihat jam waker di meja riasnya sudah menunjukkan angka 8 dengan buru buru dia mengambil handuk dan segera melakukan ritualnya.
Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan acara mandinya, karena jam sudah menunjukkan 8.15 wib. Dengan sangat buru buru ia segera bersiap siap berangkat ke lokasi
"Nak, kenapa kamu buru buru sekali?" tanya ibunya
"Aku udah ditunggu sama bos bu, kalau Em terlambat bisa digerek dia" ucapnya bergidik ngeri
"Ada ada saja kamu Em, pelan pelan makannya"
Emily memakan roti dengan sangat cepat sampai mulutnya dipenuhi dengan roti. Lalu ia berpamitan dengan ibu dan kedua adiknya.
Sesampai ditempat tujuan dia mencari dimana makhluk itu berada, tidak ada tanda tanda bahwa bosnya disini, padahal jam sudah menunjukan angka 9.00 wib. Sejam ia duduk ditepi jalan sepertu gembel. Sepertinya ia dikerjai dengan bosnya betapa resek atasan nya.
"Selamat pagi Em" ucap seseorang lelaki itu
Emily tampak kaget dengan asal suara itu. dia membalikkan badannya ternyata itu adalah bosnya. Dengan senyuman yang ia berikan itu tidak berguna untuk Emily.
"Kenapa kamu disitu, udah seperti anak kehilangan ibunya" kekeh Sean
"Bapak sih, lama banget datangnya, saya sudah satu jam nungguin bapak, bapak gak tau saya buru buru datang kesini tau tau bapak belum datang" jelasnya dengan sedikit emosi
"Terus salah saya?"tanyanya
Emily masuk kedalam mobil dan Sean segera menyetir.
"Menurut situ?"
"Kamu ingat peraturan nomor dua jika bos salah kembali keperaturan nomor pertama"
Betapa menyebalkan bos ini. Ingin rasanya ia memukul kepalanya dengan tas ia pakai. Tapi niatnya dia urungi.
****************
Beberapa menit kemudian muncul lah Mr. William klien dari Amerika, saat ini dia berada di Indonesia untuk mengerjakan sesuatu disini.
Mr. William duduk berhadapan dengan Sean dan Emily.
Mereka berbicara mengenai proyek yang akan mereka kerjakan. Emily tersenyum senyum dengan perbincangan antara keduanya. Menurut Emily bossnys ini sangat fasih dengan bahasa inggrisnya tidak seperti dia hanya paham paham sedikit demi sedikit.
Saat Emily mendengarkan pembicaraan mereka, Emily merasa mulai tidak nyaman dengan tatapan yang tidak biasa terhadap Mr. William. Dengan ketidaknyamanan itu Emily segera ijin ke toilet kepada bosnya.
"Pak, saya ketoilet sebentar" ijinnya
****************
Emily melihat kaca dan berbicara kepada dirinya sendiri.
"Ada apa dengan Mr. William sangat menakutkan" gumamnya
Emily lalu memoleskan sedikit bedak ke wajahnya dan memoleskan bibirnya dengan lipstik yang ia bawa.
Tiba tiba Emily terkejut dengan kehadiran Mr. William di belakangnya.
"What are you doing?" tanyanya
"Its okey, baby. You are very beautiful today"
"What do you mean Mr. William?"
Tanpa Mr. William menjawab dia segera menarik lengan Emilly dengan kasarnya ke dalam toilet. Emily sangat ketakutan dengan yang dilakukan Mr. William. Dia segera membelai pipi Dan turun ke leher lalu turun ke pinggangnya.
"Please Mr. William don't do this to me" mohonnya sambil menangis.
Mr. William tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Emily. Dia merobek baju Emily dengan kasarnya.
****************
Lama Sean menunggu sekretarisnya tidak kembali dari toiletnya begitu juga dengan kliennya yang juga pergi ke toilet. Sean melihat arloji ditangan sudah cukup lama tapi tidak ada tanda tanda kedatangan mereka. Dia bangkit dari tempat duduknya dan segera mencari Emily di toilet.
Samar samar ia mendengar suara yang ia kenal tanpa berpikir panjang Sean masuk kedalam toilet itu dan menggedor pintu toilet. Tapi hanya ada suara tangis di dalam sana.
"Pak tolong!!!" teriaknya
Tanpa berpikir panjang Sean mendombrak pintu dengan sekuat tenaga dan akhirnya pintu terbuka dan melihat Emily sudah tidak karuan bersama Mr. William
Brukkkkk. Sean meninju Mr. William dengan emosinya.
Sean menarik lengan Emilly untuk keluar dari situ dan memakaikan jas miliknya ke Emily.
"Our cooperation is canceled" ucapnya dingin
Sean dan Emily keluar dari cafe itu dan segera menuju ke mobil.
"Kamu mau pulang apa ke apartemen saya? maksud saya tidak mungkin kamu pulang kerumah dengan keadaan seperti ini" ucapnya
"Saya ke apartemen bapak aja" jawabnya
Emily tidak mungkin pulang kerumah dengan keadaan yang sepert ini. Bisa bisa satu rumah akan syok lebih baik dia ke apartemen bosnya untuk menenangkan pikiran dan berganti pakaian disana.
****************
Sesampai di apartemen Sean. Emily duduk di sofa dengan lesunya. Sedangkan Sean segera pergi kedapur untuk membuatkan teh hangat untuk sekretarisnya itu.
"Diminum Em" tawarnya
"Makasih pak, sudah menolong saya tadi" ucapnya dengan menagis mengingat kejadian itu
"Iyah Em gak papa, saya sebagai atasan kamu berhak untuk dilindungi saya tidak ingin karyawan saya kenapa napa" tuturnya dengan lembut
"Terima kasih pak" ucapnya meminum teh hangat yang telah dibuatkan oleh bosnya
"Oh ya Em, ini pakaian ganti untuk kamu" Sean memberikan tas belanjaan yang isinya pakaian yang tadi ia beli sewaktu ke apartemen
"Sekali lagi makasih pak, kalau gitu saya ijin ke kamar mandi untuk mengganti pakaian"
"Oh iyah silahkan, kamar mandinya ada di ujung sana" ucapnya sambil memberi arahan kepada Emily
Setelah selesai ia berganti pakaian Emily meminta ijin untuk berpamitan pulang kerumahnya karena suasana hatinya sudah mulai membaik.
"Pak saya pulang kerumah sekarang ya?"
"Apa kamu baik baik aja Em"
"Iya pak saya sudah baik baik aja"
"Kalau gitu saya antar kamu kerumah" Sean mengambil kunci mobilnya.
"Ah jangan pak, saya bisa pulang dengan taksi kok" tolaknya. Emily tidak ingin merepotkan bosnya kembali.
"Are you sure?"
"Iyah pak" jawabnya
"Okey kalau begitu kamu hati hati dijalan. Kalau ada apa apa segera hubungi saya" ucapnya "Dan satu lagi besok kamu saya ijinkan cuti seminggu ehmm tapi kelamaan 3 hari saja cukupkan?" lanjutnya
Ada apa dengan bosnya ini, tadi bilangnya seminggu sekarang tiga hari benar benar labil bosnya ini
"Cukup pak" ucapnya
Lalu Emily segera pergi dari apartemen Sean setelah taksi yang ia pesan datang.