Chereads / The Boss Is Devil / Chapter 16 - 16

Chapter 16 - 16

Didalam kamar Emily merasakan deguban jantungnya yang tidak berhenti berdetak, dia tidak menyangka dia akan melakukan itu dengan bossnya sendiri.

"Ada apa ini, kenapa jantung aku deg degan begini?" ucapnya memegang dadanya yang berdegub kencang

Jangan sampai ia jatih cinta dengan bossnya karena ia tidak ingin itu terjadi. Dia membayangkan bagaimana jika ia menjadi sepasang kekasih atau bahkan menjadi suami istri. Mungkin Emily akan dibuat susah dengan bosnya.

"Gak akan pernah terjadi, buang semua pikiran itu Em" ucapnya diri sendiri dan menggelengkan kepalanya dengan kuat

Lebih baik dirinya mandi, dari pada dia memikirkan hal itu. Emily segera mengambil handuk dan baju didalam ranselnya setelah itu dia segera mandi.

Tidak butuh lama untuk mandi sepuluh menit kemudian dia keluar dengan baju bermotif bunga lalu ia segera tidur dengan pulasnya.

****************

Sean yang mengutuk dirinya karena kejadian itu bisa terjadi. Dia sendiri tidak tau kenapa dia bisa melakukannya. Sean duduk di tepi kasurnya coba memikirkannya, kenapa? apa dia sudah tertarik dengan sekretarisnya itu?

Dia tidak ingin memikirkan itu, lebih baik ia pergi mandi dan segera tidur karena besok acara tersebut akan diselenggarakan.

****************

Emily bangun dari tidurnya, mengambil ponselnya yang tergeletak di samping bantalnya dan melihat jam ternyata masih jam 06.00 wib. Dia segera bagun dan bersiap siap untuk mandi karena dia harus kekamar bosnya untuk segera bersiap siap.

Selesai melakukan ritual mandinya, Emily memakai baju kemeja bewarna biru muda di padu padankan dengan rok bewarna putih membuat dia semakin elegan.

Dia keluar dari kamarnya menuju ke kamar Sean, Sesampainya didepan kamar bosnya itu tiba tiba ia teringat kejadian semalam. Dia merasa malu sekarang, bagaimana ia akan bertemu dengan bosnya itu. Ah masa bodo dengan semuanya, palingan bosnys akan melupakan kejadian semalam begitu pula dengan dirinya jangan sampai dia sendiri yang menjadi baper.

Emily mengetuk pintu, beberapa kali tidak ada jawaban. Yang dia takutkan jika bosnya belum bangun tanpa berpikir panjang Emily segera ke recepcionist untuk meminta kunci cadangan, akhirnya ia mendapatkannya. Emily membuka pintu dan dilihatnya tidak ada siapapun dikanar ini. Dimana bosnya itu berada.

Dia mencari keseluruh kamar tapi nihil.

Ceklek

Suara pintu terbuka dari arah kamar mandi, Emily yang mendengar itu menghadap kearah suara itu betapa ia terkejutnya bahwa bossnya hanya memakai handuk dari pinggang ke bawah.

"Aaaaaaa!!!" Teriak Emily sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya.

"Emily!!! Kenapa kamu ada disini" Teriak Sean tak kalah terkejutnya

Emily hanya terdiam dan melihat Sean dengan badan yang sangat indah, bahu yang kokoh idaman para wanita dibalik celah celah tangannya.

"Em!!!" teriak Sean

"Aa.. Iiya pak Maaf tadi itu... say...." gugup Emily

"Kenapa kamu melihat tubuh saya seperti ini? kamu gak ada niat perkosa saya bukan?"

"Saya pak?" ucap Emily menunjuk kearah dirinya. "Saya dikasih aja gak mau pak, masih banyak laki laki diluar sana yang lebih dari bask" elaknya

Sean memincingkan matanya "Kamu yakin Em tidak tertarik sama saya" ucap Sean melangkah kearah Emily

"Bap.. Bapak mau ngapain?"

"Saya mau memakanmu" goda Sean

Wajah Emily sangat ketakutan terlihat dari mimik wajahnya. "Bapak Vampir ya mau makan saya?" tanya Emily

"Iya saya Vampir berwajah tampan" goda Sean kembali

"Apa? Vampir tampan?" tanya Emily dengan berani

"Menurut kamu saya tidak tampan?"

"Bapak emang tampan sih, saya akui itu, tapi..." Emily memberentikan omongannya.

"Tapi?" tanya Sean bingung

"Tapi bapak itu Iblis bapak tau iblis bukan? sangat cocok dengan bapak dibandingkan Vampir"

Apa? berani berani sekali dia menyebut dirinya iblis. Sekretaris gak tau diri emang.

"Kami bilang apa? saya Iblis?"

"Iya bapak Ib... lis...." ucap Emily keluar dari kamar Sean untuk menghindari amukan bosnya.

Sean terkekeh setelah Emily pergi. Sean tidak tau lagi Emily itu sekretaris yang berani terhadap bosnya sendiri tidak ada takut takutnya

****************

Emily sedang duduk di lobby hotel sambil memainkan ponselnya. Ia menunggu bosnya tetapi sudah lima menit batang hidung bosnya belum juga ada.

Emily membuka sosila medianya tidak sengaja ia melihat foto Dafa yang baru di postingnya. Foto Dafa yang sedang duduk dipantai seorang diri. dia tersenyum teringat Dafa.

Sewaktu itu Dafa masih kuliah, dia orang baik, pinter, perhatian kepada siapapum itu yang membuat Emily menyukainya. Terkadang disaat mereka keduanya bersama sudah seperti orang pacaran tetapi memang tidak ada ikatan seperti itu. Tetapi setelah Dafa lulus kuliah mereka benar benar lost contac, tau tau ternyata rupanya dia sudah mempunyai kekasih itu membuat Emily merasa sedih seseorang yang dia cintai telah menjadi kekasih orang lain.

Dia tidak menyangka ternyata mereka dipertemukan kembali dan tanpa sengaja. Yang lebih kagetnya lagi ternyata Dafa sahabat kecil Sean

****************

Sean tiba di lobby hotel, dia melihat emily sedang termenung. Entah apa yang dilamunkannya. Sean memperhatikan sekretarisnya ini. Dia mencoba untuk memanggilnya tetapi tidak dihiraukan.

"Em"

"Em"

"Em"

Beberapa kali Sean memanggilnya tidak ada respon, dia seperti mayat hidup yang berdia. tanpa gerakan apapun.

"Emily Alexandria!" teriaknya

"Kak Dafa" ucap Emily kaget.

Sean yang bingung menaikan satu alisnya "Dafa?"

"a....anu pak it...." gugupnya

"Kamu dari tadi melamukan Dafa?" tanyanya

"Nggak kok pak" elaknya

"Saya tidak suka kalau ada karyawan saya yang termenung seperti itu. Paham!"

"Saya gak termenung pak hanya melamun aja"

"Apa bedanyanya Em, itu sama saja"

Emily terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

****************

Didalam ruangan banyak para CEO di seluruh Dunia berkumpul untuk bisa bekerja sama dengan CEO yang terkenal termasuk Sean dia harus memenangkan proyek ini dan bekerja sama dengannya. Dengan begitu perusahaannya semakin hebat.

Giliran Sean untuk mempresentasikan mulai, ia segera kedepan diikuti oleh Emily yang menjadi operator untuk Sean.

Emily yang melihat itu sangat lah kagum. Bagaimana tidak bosnya ini sangat lah hebat dia bisa melakukan presentasi di depan para CEO lainnya. Tidak heran jika perusahaan yang ia dirikan terus berjaya sampai dunia.

Banyak yang ingin masuk ke perusahaan itu, termasuk dirinya. Maka dari itu dia tidak peduli jika harus melakukan perintah bosnya yang mengada ngada.

"Bapak keren" ucap Emily saat Sean selesai mempresentasikan proyeknya.

"Memang dari dulu saya keren" ucapnya sombong

Emily bergidik kesal. Kesombongannya itu tidak pernah berubah selalu saja pamer.

Pengumuman untuk siapa yang memenangkan proyek ini akan diumumkan minggu depan. Para CEO berhamburan keluar untuk makan siang. Begitu juga dengan Emily dan Sean

"Em" panggil Emily saat mereka makan

"Iya Pak" ucapnya

"Hmm... soal semalam saya minta maaf, saya gak bermaksud untuk melakukannya"

"Bapak suka yak sama saya?" ucap Emily

"Saya suka kamu? mustahil Em, saya suka kamu"

"Tapi kenapa bapak mencium saya?"

"Sa...saya hanya penasaran saja"

What! apa kata Sean hanya penasaran saja. Apa dia tidak tau bahwa dirinya baper dengan tindakannya. Bosnya ini memang tidak punya perasaan.