S ehari begitu lama, bagaimana tidak hari ini sekretarisnya cuti. Banyak dokumen yang sangat menumpuk. Sejak pagi dirinya belum makan. Sekretaris kantornya yang memang khusus di dapertemennya hanya bertugas kantor yang benar - benar dikantor.
Membantu untuk membuatkan kopi saja ia tidak bisa. Sean sangat menyesal memberi ijin sekretarisnya beberapa hari.
Sedari tadi Sean mengamati handphonenya. Dia gengsi untuk menghubungi sekretarisnya itu.
"TARA!!!!!!" Teriak Sean memanggil sekretaris dapertemen kantor
"Iya Pak, ada apa?" Ucapnya menunduk
Sean memijat pelipisnya, sambil menghela napas.
"Siapa yang membuat kopi ini?"
"Saya pak"
"Coba kamu cicipi?"
Tara mencicipi kopinya dengan ragu.
"INI KOPI APA AIR COMBERAN!" Teriak Tara. Hampir saja ia menyembur kopi itu kemuka Sean.
Sean hanya menggelengkan kepalanya.
"Siapa yang sebenarnya membuat kopi ini?"
"Maaf pak, sebenarnya ini buatan kopi pertama saya. Biasanya Mbak Raya yang membuatnya tapi sekarang dia berada didapertemen atas"
"KELUAR KAMU SEKARANG TARA!" Ucap Sean meyuruh Tara keluar
"Ba..Baik pak" Dengan langkah terbirit - birit Tara keluar dari ruangan itu sebelum dia diamuk oleh bosnya itu.
Sean segera mengambil ponselnya. Persetan dengan gengsinya itu. Dia tidak bisa tanpa sekretarisnya itu.
"Hallo"
Sean terdiam saat seorang laki laki yang mengangkat telponnya. Dia menggenggan ponselnya sangat geram.
Dia sungguh ingin rasanya memarahi Emily, pasalnya dengan seenaknya seorang laki laki mengangkat ponselnya begitu saja. Memangnya di nomor HP nya tidak tertera nama Sean atau nama gelar semacamnya.
"Mengesalkan sekali" batin Sean
"Maaf ini bossnya Emily ya? kok namanya 'Si Devil' ya? tanya laki laki itu
"Apa dia menamai dengan nama si devil. Awas aja kamu Emily" batin Sean geram
"Saya bossnya Emily, bisa panggilkan dia?" ucap Sean menahan amarahnya
"Oh, tunggu sebentar ya" ucapnya
"Songong banget sih nih orang" batinnya lagi
"Hallo pak"
"Emily siapa yang mengangkat ponsel kamu" ucap Sean
"Oh, itu teman saya pak"
Sean memukul mulutnya. Ada apa dengan dia menanyai siapa laki laki itu sangat tidak penting.
"Kamu kenapa liburnya lama sekali Emily, kamu tidak tau dokumen sudah menumpuk"
"Pak saya baru aja libur, belum sampai sehari loh pak"
"Tapi Tara tidak becus jadi sekretaris. Mulai besok kamu masuk tanpa kecuali"
"Tapi Pak...."
tut tut tut
Sean menekan layar ponsel dengan geram. Biarkan saja dia besok masuk, dengan enak enaknya dia berleha leha. Sean paham dan sedikit memakluminya atas kejadian 'itu'
Sean bersandar dikursinya dan memikirkan sesuatu. Sebenarnya ia ingin mempunyai sekretaris lagi untuk berjaga jaga seperti hal seperti ini. Namun Sean tidak nyaman apakah Emily ingin membagi tugasnya jika ada sekretaris baru.
Sean termenung lagi mengingat kejadian kemarin malam saat ia bertengkar dengan Dara di parkiran. Sebenarnya Sean tidak mempermasalahkan jika Dara datang dikehidupannya lagi, yang ia tidak inginkan Dara ingin kembali kepelukan Sean. Dia tidak mau merusak rumah tangga orang walaupun ia masih mencintai cinta pertamanya itu
Dara memang cantik, keibuan, elegen menurut Sean dia wanita yang sempurna. Namun jika Sean melihat Emily, dia sangat cantik menurut Sean.
Ehhh!!! kok jadi bahas sekretarisnya itu?
Sean menggeleng kepalanya agar melupaksn memikirkan Emily. Bagaimana mungkin ia berkata bahwa Emily lebih cantik, sedangkan Dara dimatanya dia lebih cantik.
Namun jika melihat foto Emily dia begitu merasa nyaman entah ada apa. Tapi jika Emy bernyanyi atau berteriak dan membuatnya jengkel dia sangat kesal. Apalagi jika ia bernyanyi mungkin alam semesta akan mengutuk Emily.
Senyum Sean tercetak saat melamuni sekretarisnya itu, saat kejadian konyol yang selalu ia ciptakan. Bagaimana pun Emily sekretaris yang cukup cekatan, masalah apapun bisa ia hadapi mau eksternal maupun internal. Emily juga orangnya sangat cuek kepada orang yang belum ia kenal, jika sudah mengenal dia pasti akan diajaknya menjadi teman satu gosipnya. Itu lah Emily suka bergosip ria.
Sean menggeleng pelan untuk tidak memikirkan sekretarisnya itu.
****************
"Ternyata memang enak makanan yang ada disini, bener gak Sakila" ucap Emily kepada sahabatnya itu
"Banget Em, aku aja tiap hari kesini terus. Apalagi liat banyak cowok cowok ganteng" ujar Sakila
"Woy... inget udah ada pacar, entar diputusin mewek lagi" ledek Emily
"Memang enak sih, tapi setiap makan disini, harus aku yang bayar" kesal Reno
"Hahaha ya gak papa lah Ren, kamu kan banyak uang" ucap Emily
"Yang ada bangkrut aku bayarin kalian berdua" kesal Reno
"Oh iya btw siapa yang tadi angkat ponsel aku?" tanya Emily
Reno cengar cengir sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal itu
"Jadi kamu yang angkat Ren" ucap Emily
"Iyah aku yang akat, lagisn tuh hp dari tadi bunyi terus, kamu lama sih di toilet ya udah aku angkat" jelasnya
"Emang kenapa sih Em, lagian boss kamu gak marah kok saat aku bicara" jelasnya lagi
Reno memang tidak tau bagaimana pekerjaan dikantornya menghadapi Sean. Sangatlah frustasi apapun yang dikerjakan harus perfeks, jika tidak ia harus mengulangi pekerjaan itu kembali.
"Kamu gak tau aja boss aku gimana, orangnya tuh ngeselin banget pokoknya pengen aku bunuh tuh orang"
"Nikmati aja lah kerjaan yang udah ada Em" ucap Reno enteng
"Enak banget kamu bilang begitu, aku yang jalani tersiksa. Sakila aja tau gimana aku kerja disana" ucap Emily
"Iyah Ren, kamu gak tau aja, coba aja kamu kerja sehari disana entah entah kamu masih masih hidup apa nggak" ucapnya sambil tekekeh
"Ya udah, gimana kalau kita kepasar malam" ucapnya
"Memang ada?"
"Ada kok, yuk kita jalan sekarang aja" ucapnya
Akhirnya mereka pergi bersama menggunakan taksi online yang sudah mereka pesan.
****************
Hari ini jadwal Si Devil sangat lah padat, bagaimana tidak dengan seenaknya ia menyeret sekretarisnya untuk ke kantor saat subuh tiba. Dia berkata akan diadakan rapat besar. Emily yang mengetahuinya sangat kesal dengan bossnya
Sesampainya dikantor dia mulai mengurusi segala macam yang akan dirapatkan seperti mix, proyektor, meja, kursi dan segalanya.
Emily memeriksa bagian apa apa yang sudah ia siapkan, diceknya satu persatu dan ternyata dia lupa dengan konsumsi. Dengan langkah cepat dia mengambil ponsel dan segera menghubungi teman temannya siapa tau ada yang membantunya.
Emily membuka chat group kantornya.
Emily : Guys, ada yang bisa minta bantuan gak? Aku lupa soal konsumsi nih
Anne : Ada apa Em, ada apa nanya konsumsi
Emily : Tau tuh si boss tiba tiba telpon aku subuh subuh suruh ke kantor sekarang katanya ada rapat penting
Leon : Ada nih, catering punya saudara aku, kalau mau aku hubungi dia
Emily : Ah boleh tuh tolong ya Leon, bantuin aku
Leon : Semangat ya ngadepin boss devil
Emily : Songong banget
Emily lega karena untuk konsumsi beres dan tinggal dikonfirmasi kepada Leon berapa jumlah pesanannya.
"Em, datang keruangan saya" panggil Sean melalui intercomnya
Dengan malas Emily pergi menuju sarang neraka itu.
Tok tok tok
"Permisi pak, ada apa bapak memanggil saya" ucap Emily sopan
"Apa semuanya sudah beres Em?" tanya Emily
Bossnya apa tidak tau jika dirinya sedang bekerja pasti semuanya bisa dihendel dengan cepat. Masih aja bossnya bertanya seperti itu.
"Sudah beres pak" ujarnya
"Bagus Em, sekarang kamu coba periksa dokumen dokumen ini, saya sangat heran kenapa laporan keuangan banyak kejanggalan yang tidak masuk akal"
Emily duduk lalu memeriksa laporan keuangan. Emily melihat angka angka menunjukan kenaikan yang tidak masuk akal.
"Ini adalah laporan keuangan tahun 2018 kemarin, saya tidak tau ada yang menyusup keruangan atau menggantikan laporan ini karena laporan ini sangat beda dengan laporan yang saya terima kemarin" jelasnya
Emily lalu membandingkan laporan itu dengan laporan sebelumnya dan ternyata benar, laporan banyak yang berubah angkanya, kenapa bisa seperti itu.
"Maaf pak, setau saya bulan Desember masih aman aman saja saat saya cek, kenapa sekarang bisa berubah seperti ini" jelasnya bingung
"Panggil Pak Desta sekarang Em" ucap Sean untuk segera memanggil ketua tim khusus yang menangani penggelapan dana.
"Tap pak, apa harus kita panggil tim khusus?" Tanya Emily
"Kita tidak ada waktu lagi Em, kita harus raat pukul sebelas, jika laporan ini tidak beres habis lah kita" teriak Sean frustasi
Ya, Perusahaan cabang dari Amerika akan mengadakan rapat besar hari ini terkait dengan laporan keuangan tiga tahun sampai tahun ini. Karena itu Sean begitu frustasi melihat laporan keuangan yang tidak masuk akal.
"Kenapa liat CCTV terlebih dahulu pak, sebelum memanggil tim khusus" saran Emily
"Bener juga kamu, terkadang kamu pintar juga" ucap Sean
Sialan bossnya ini sudah dipuji lalu di jatuhin kembali. Tidak tau terima kasih!!!
"Kalau begitu kamu hubungi semua dewan yang hadir dirapat agar di tunda jam satu siang" ujar Sean
What!!! yang benar saja dia. Emily harus menghubungi semua dewan itu jumlahnya gak sedikit ada sekitar 50 orang yang hadir.
"Tapi pak, saya sudah menghubungi untuk hadir jam sebelas pak" protes Emily
"Kamu gak denger kata saya Em, lakukan sekarang juga!" perintah Sean
"Tapi pak"
"Sekarang Em, atau saya pecat!"