Chereads / The Boss Is Devil / Chapter 4 - 4

Chapter 4 - 4

Begitu lelahnya hari ini dia bekerja dengan bertumpuknya berkas akhirnya selesai semua. Dengan begini da tidak akan lembur juga dan tidak ada menyuruhnya sebelum pulang karena Sean pulang dengan cepat hari ini.

Sesampai dirumah dia memasuki kamarnya sangat lelah.

"Nak makan malam dulu, sebelum tidur" Ucap wanita paruh baya

"Ah, iya bu, Em, ganti baju dulu ya"

Setelah selesi mengganti baju Emily segera makan makanan yang dmasak oleh ibunya, walaupun Ibunya sedang sakit tapi Ia tidak mau merepotkan anaknya. Sudah cukup dia membantunya dan adik adiknya untuk membiayayi ekonominya.

Emily duduk duduk di ruang tamu bersama adik nomor duanya. sedangkan adik bungsunya dan Ibunya sudah tertidur.

"Dek, aku punya bos dikantor" Sesi curhat dimulai dengan Dea sudah terbuka. Ia duduk disamping Dea demi bisa menatap Dea yang mengangkat salah satu alisnya.

"Ya, terus kenapa"

"Kamu tau bos yang ada di kantorku itu sangatlah kejam, dia bisa memerintah seenaknya tanpa tau kita sangat lelah"

"Ya udah nikmati aja"

Iya kalau bosnya iu semacam malaikat. Sean memang memiliki rupa malaikat tapi lebih tepatnya malaikat maut!

"Ya, bukan begitu de maksud aku tu, dia itu kebanyakan peraturannya sensitif pula. Ini baru dua minggu aku kerja disini tapi seperti sudah setahun kerja sama dia. Pusing aku liatnya de, ngadepin sifatnya bos Iblis berwajah malaikat itu"

"Kalau pusing ya tinggal minum obat ka"

arrghhh ngomong sama manusia cuek plus kurang peka memang mengesalkan. tidak ada bedanya ngomong sama tembok!

"Ah tau ah de, ngomong sama kamu sama aja ngomong sama tembok!"

kring kring kring

Alarm jam berbunyi jam empat tetapi Emily malah mematikan alarmnya dan melanjutkan tidur lagi karena sangat lelahnya.

Saat terbangun Emily sangat kaget bahwa jarum pendek menunjukkan angka jam setengah sembilan.

Setengah berlari Emily melangkah, dia segera berlari kearah kamar mandi memakai baju dan segera berlari ke arah jalan untuk menunggu taksi yang ia sudah pesan.

Dengan cepat Emily berlari menuju meja kantornya yang masih rapi. Terlambat! terlambat! terlambat! sial. Sean pasti menindasnya dengan truk setelah ini

"Morning Em"

OMG devil dari neraka sudah betengger didepan kerjanya. Ia menelan ludah. penampilannya masih acak - acakan karena dia buru - buru kekantornya.

"Morning pak" Emily balas menyapa. Pasang muka tebal saja biar Sean tidak semena - mena terhadapnya

"Jam dirumah kamu rusak ya" tanya Sean

"Bapak mau tau kebenarannya?" Emily meletakkan tasnya di mejanya

"hmmm"

"Begini ya pak, saya sudah masang alarm jam empat pagi pak. Alarm saya berbunyi tuh pak tarus saat jamnya bunyi saya matiin terus tidur lagi pak" jelasnya

"Begitu ya"

Emily menarik nafas lega. Syukurlah Sean tidak menghukumnya.

"Tolong hubungi Pak Deki untuk membatalkan pertemuan jam sepuluh nanti. Hubungi Pak Atta pertemuan jam dua dimajukan jadi jam tiga sore. Oh iya sekalian... Evaluasi hasil kerja staff karyawan Fargo Vers tolong serahkan kesaya jam satu siang nanti"

Evaluasi hasil kerja karyawan? jam satu siang ini? napasnya terhenti seketika.

"Pak staff karyawan kita jumlahnya ribuan. Satu devisi saja karyawan sudah ratus..."

"Kamu membantah saya Em yang sudah saya perintahkan?"

Bibir laki laki itu menangatup. Mata elangnya menatap tajam kerah Emily yang berada dalam aksi protes.

"Saya tidak terima sanggahan. Oh atau kamu kurang puas? Baik. Taruh evaluasi kinerja karyawan pukul sebelas dimeja saya. see ya, Emily"

Dia ingin mengumpat di depan wajah bosnya itu dengan seenaknya hasil evaluasi kinerja karyawan harus dia lakukan sekarang juga.

Emily tertawa keras. Ironi terasa kental dalam nada suaranya. Bos... bos. Dasar Iblis sialan

"Habis ini aku akan resign buat pindah ke planet kayaknya. Ya Tuhan... apa lagi ini" Ternyata bosnya sangat tidak berkrimanusiaan, dia super super tripel kejam!"

Matanya menatap tempat terakhir pak bos menampakkan diri. Lima ribu karyawan kan. Emily? berapa jam? dua jam. Oke mari kita lempar dinamit ke meja pak bos lalu tahlilan setelahnya.

"Bos Iblisssss"

******

Dua jam ini dia habiskan untuk menghubungi kepala seluruh divisi yang ada di Fargo Vers dan berkordinasi panjang lebar untuk mendapatkan data yang konkret. Seluruh informasi berhasil ia dapatkan atas bantuan mereka. Hanya saja beberapa informasi harus diolah sebeleum memberikan ke bosnya itu.

"Maaf pak mengganggu"

Ketuk pintu walaupun pintunya terbuka, masuk dengan langkah terukir senyum lima juta watt. Emily melangkah masuk dengan penuh hati - hati

"Ini pak laporan yang bapak minta"

Lima menit lagi jam sebelas siang. Ia menyelesaikan laporan tepat waktu.Panas dikepalanya sudah tidak bisa di ukur dengan termometer biasa.

Sean melirik sekilas. Emily menunggu, Ia sedikit menggerakkan kakinya yang terasa pegal.

"Kamu yakin laporan ini gak salah?"

Emily dengan percaya diri jika laporan yang diabuat benar tanpa kesalahan apapun.

"Nggak pak, saya sudah minta referensi dari seluruh kepala divisi, jadi saya yakin tidak ada kesalahan"

"Emily..." Sean berdehem. Pandangan tepat kearah mata tepatnya Emily. Ia meneguk ludah sedikit terintimidasi dengan tatapannyai itu. "Saya menyuruh kamu untuk susmid laporan jam berapa?"

"Sebelas pak"

Dia yakin tidak salah dengar, yang awalnya harus di berikan jam satu siang, karena ke protesan dia jadilah harus memberikan kepada bosnya jam sebelas siang.

"Kamu yakin?"

"yakin"

Apa bosnya sudah mulai pikun ya. jelas jelas dia bilangnya harus selesai jam sebelas siang tapi kenapa dia bertanya seperti itu.

"Selain eror, kamu juga tidak mendengar ya"

nyiyirannya mode on. Emily bersiap melepaskan heels nya dan melemparkan kearah bosnya itu, Biar saja multnya jontor. Siapa suruh cari gara - gara dengan perempuan

"Maksud saya adalah sebelad malam, bukan jam sebelas siang, paham kamu Emily Alexandria?"

Dia cengo, sebelas malam? se.. be..las ma..lam?

"Perbaiki lagi" Tulisan yang dia perjuangkan dengan keburu - buruannya dengan dia bilang segera perbaiki lagi.

"Saya gak mau kamu buat asal - asalan! harus benar tanpa ada kesalahan sedikitpun"

what the hell

"Kalau sudah tidak ada urusan silahkan keluar. Saya sibuk!"

Iya menarik nafas dalam. Ingin berteriak histeris tapi rasanya tidak etis. Bagaimana mungkin Sean dengan seenteng itu mengatakannya? Mondar mandir dia mengumpulkan informasi ini . lalu hasilnya seperti ini. seenaknya mengatakan jam sebelas malam? gila!

Ia ditipu habis - habisan oleh manusia iblis itu. sialan!!

"Pak saya disini menjadi sekretaris bapak baru dua minggu kan? tapi saya merasa saya bekerja dengan bapak sudah setahun. Mumpung bapak ada disini saya boleh mengeluarkan uneg - uneg ke bapak sekarang?"

Jika pun tidak boleh ia akan menulisnya dengan ukuran dua puluh tujuh dengan font arial black. Pokoknya bosnya harus tau kalau tindakan semena - menanya sudah membuat Emily ingin menjedukkan kepalanya dikuali!

"silahkan"