Julia menangis di kamar tamu. Baru dua hari yang lalu, ia kembali ke kamar suaminya. Hari ini, ia kembali tinggal di kamar tamu. Untung saja, kemarin pakaiannya tidak dipindahkan ke atas.
"Kakak ipar, jangan menangis lagi. Kita harus kuat. Aldo yakin, Gabby sudah melakukan sesuatu pada kak Damian."
"Aku sudah mencoba untuk tegar, Do. Tapi, bagaimana dengan anakku ini? Dia tidak diakui oleh ayahnya," ucap Julia sedih. Ia terus mengusap perut datarnya. Usia kehamilan janin itu baru dua minggu.
"Aldo akan coba bicara dengan kakak. Mungkin saja, Kakak bisa mengingat tentang pernikahan kalian."
"Terima kasih, Do."
"Sama-sama. Ini sudah malam, istirahatlah. Kita hadapi ini bersama. Aldo, akan selalu menemani, Kakak ipar."
Julia tersenyum tipis di sela isak tangis. Ia tidak merasa sendirian menghadapi cobaan besar kali ini. Harapannya, mimpi buruk ini akan berlalu esok hari. Namun, kenyataan tidak pernah seindah harapan.
***