"Aku sudah bilang padamu kalau aku akan mengambil obat. Kenapa kamu malah menutupi luka itu dengan plester dan kamu …. Kenapa, kamu, menyiram tanaman? Bagaimana kalau lukanya basah?"
Julia menarik kedua ujung bibirnya. "Jadi … kamu marah karena khawatir padaku, Hubby?" Ia sangat bahagia. Sejak mereka menikah, hari ini adalah hari paling bahagia.
Untuk kali pertama, suaminya marah karena mengkhawatirkan keadaannya. Sifat perhatian yang ditunjukkan oleh Damian itu telah menyentuh lembut tepat di lubuk hatinya. Julia berharap, laki-laki itu akan selalu seperti hari ini, jam ini, detik ini, untuk selamanya.
Damian membuka plester penutup luka di telapak tangan Julia. Wajahnya masih saja cemberut, kusut seperti baju yang tidak disetrika. Dengan lembut, ia mengoleskan salep luka bakar di telapak tangan Julia yang sedikit melepuh.
"Maaf. Kamu jadi seperti ini, itu karena aku," sesal Damian.