Hari itu, Demian terpaksa menggagalkan rencananya. Lebih penting memberikan penjelasan kepada Julia untuk sekarang. Terlebih, wanita itu sedang marah padanya.
BAM!
Demian mengunci pintu rumahnya dengan terburu-buru. Saat ia hendak memasuki mobil, Sheila menahan pinggang laki-laki itu dengan pelukan erat. Tidak tahu malu, kata sangat cocok untuk gadis itu.
"Lepaskan tanganmu dariku, Sheila! Aku tidak akan segan untuk melakukan kekerasan jika kamu tidak segera melepaskan tanganmu dariku!"
"Tch! Kamu pasti akan kembali ke rumah dan memohon untuk menikah denganku," decihnya sambil melepaskan tangan dari pinggang Demian.
"Terserah. Mau mengkhayal setinggi apa pun, aku tidak peduli. Asal kau tahu, Sheila, aku lebih baik mati daripada harus menikah denganmu," ucap Demian sebelum pergi.
Mata gadis itu membulat. Apa kekurangannya sebagai seorang wanita? Sehingga Demian lebih memilih mati daripada harus menikahinya. Hati Sheila seperti terhujam pisau belati tajam.